Karena saya salah satu peserta remedial di kelas matrikulasi, jadi tugas kali ini merupakan revisi dari tugas sebelumnya.
Checklist indikator profesionalisme perempuan
A. Sebagai Individu
* Mengutamakan Ibadah dalam kondisi apapun.
- Sholat tepat waktu.
- Rutin Shalat sunnah rawatib, Dhuha, dan Tahajjud.
- Melaksanakan ibadah sunnah lain dengan semangat.
* Memberikan hak tubuh.
- Mampu merawat diri dan berpenampilan rapi dan sesuai syariat.
- Mampu memilah makanan sehat yg masuk ke tubuh.
* Memiliki me time yang bermanfaat.
- Mengalokasikan waktu minimal 2 jam untuk mengasah minat/bakat.
- Membaca buku min 1/ bulan, buat resume singkat.
- Menulis 1 artikel dalam 1 pekan.
B. Sebagai Istri
* Taat dan Qana'ah terhadap suami.
- Berpenampilan menarik dan wangi di hadapan suami.
- Menyusun laporan keuangan keluarga.
- Mengelola keuangan keluarga dengan cermat dan hemat.
* Memahami kondisi dan kebutuhan suami.
- Melaksanakan kegiatan pillow talk minimal 2 kali sepekan.
- Menyediakan waktu khusus min 2 jam/pekan untuk suami (luluran/facial/gunting kuku).
- Menyiapkan pakaian kerja setiap pagi
C. Sebagai Ibu
* Menjadi qudwah bagi anak.
- Menjaga lisan, perilaku dan pola asuh terhadap anak.
- Menerapkan pola pendidikan dengan dasar Islam, Iman dan Ihsan.
- Konsisten dengan Gedget time.
* Menjadi fasilitator belajar anak
- Menyiapkan mainan, alat, dan bahan, dalam proses kegiatan bermain dan belajar.
- Menemani anak bermain dan belajar kapanpun anak minta.
- Mengikuti seminar parenting 1 kali/triwulan.
* Menjadi ibu multitasking.
- Mengantar-jemput anak dalam proses pembelajaran.
- Memastikan rumah sehat, bersih, dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.
- Mengetahui ilmu dasar P3K.
- Menyiapkan menu pekanan yang sehat dan menarik bagi keluarga.
- Edutrip sekali sepekan
- Kreasi mainan dng anak 2 kali sebulan
Jumat, 28 Oktober 2016
Journey to Bantimurung #2
Alhamdulillah kami tiba di bantimurung, disambut suasana dingin dan basah. Hujan deras baru saja usai dan meninggalkan banyak genangan air. Bahkan beberapa pohon masih rajin meneteskan air dari pucuk2 daunnya.
Kami langsung menuju masjid untuk menunaikan shalat dhuhur krn waktu sudah masuk.
Sebelum shalat sy sempat melihat Shafiyyah sedang bergegas memakai mukena lalu mengambil tempat di samping nininya (yang kebetulan baru tiba dr bandara langsung ke bantimurung) menjadi makmum.
Selesai sholat kami lalu berjalan ke arah air terjun. Setelah cukup dekat dan dapat tempat duduk yg pas, kami lalu buka bekal dan menikmati makanan dengan lahap.
Anak2 teh kiky makan dengan tertib, sebelumnya sudah diberi rules bahwa boleh turun ke air bila sudah makan. Semua makan dengan tenang, Fatih yang masih 2 tahunan saja yg disuap, Faruq yg juga ingin disuap merajuk ke teh Kiky agar disuapi.
Teh kiky menjawab
"Faruq kan sudah besar sudah bisa makan sendiri, ayo dimakan nasinya."
Faruq masih merajuk.
"Oke, Ummi suap 3 kali aja ya, setelah itu makan sendiri yaa.." tawar teh kiky.
Akhirnya setelah 3 kali suapan Faruq pun nurut makan sendiri.
Karena porsi makan orang Makassar lumayan banyak, hampir semuanya gak bisa menghabiskan makanannya. Akhirnya di tutup rapi kembali, dan di masukkan ke tempatnya.
"Nasinya disimpan ya, sebentar habis mandi dimakan lagi ya, jangan mubadzir." pesan teh Kiky.
Selesai makan seorang pegawai dinas pariwisata yg bertugas disana berbaik hati menjadi guide bagi kami. Anak2 pun diajak naik ke atas air terjun, melihat danau dan gua batu.
Namanya anak2 diajak apapun ya mau2 saja, lumayan menyalurkan energi yang masih banyak stoknya..
Naiklah mereka semua kesana, sementara kami pindah ke kursi yang lebih dekat dengan air terjun.
Sementara anak2 pergi melihat gua batu, teh Kiky mengobrol dengan kerabatnya yg juga datang dr Bandung. Saya dan Asrofi menikmati suasana teduh yg dingin sembari melihat keceriaan para pengunjung yang bermain air dan seluncuran di arus air terjun.
Asyik menikmati suasana itu tiba2 Asrofi muntah, sepertinya masuk angin dan kecapekan mengikuti aktifitas umminya yg akhir2 ini memang agak padat.
Teh Kiky langsung mendekat
"Adek kenapa mba Arma, muntah ya.. Tadi makan gak?"
"Iya teh ini sepertinya masuk angin, tadi memang gak mau makan sih, tapi sempat sarapan kok sebelum kesini." jawab sy.
Teh Kiky lalu merogoh tasnya, dan mengeluarkan sebungkus biskuit.
"Adek mau?" tawarnya
Rofi yg udah lemes cuma berdehem, sy lalu mengambil 1 keping dan menyerahkan ke rofi.
"Rofi ini anak kedua ya mba, alhamdulillah kakaknya ngemong sama adiknya, keibuan sekali si Aira, mirip Shafiyyah sama adik2nya"
"Iya mba, alhamdulillah.. Tapi kalau lagi main dan si adek udah main rampas2an kadang si kakak juga gak bs nahan emosi lama, berantem deh.." lanjut sy.
"Iya mba, memang fasenya rasa kepemilikan yg tinggi." jawab teh Kiky.
"Iya mba Arma, sy juga mulai terasa berat itu saat Faruq lahir, rasa cemburu Shiddiq itu besar sekali dan terkadang kalau tantrum sampai membahayakan adeknya atau bahkan saya." lanjutnya lagi.
"Kalau seperti itu teh, penangannya gimana?" tanya saya memancing agar dapat ilmu lagi..
"Sy tanya, abang Shiddiq mau main sama adiknya, adiknya takut kalau abang seperti itu, ummi juga takut."
"Maaf ya abang, ummi sama adek pindah dulu, karena disini gak aman sama abang, kalau abang sudang tenang, ummi kesini lagi ya. Silahkan menenangkan diri ya abang." jelas teh Kiky
Saat obrolan masih hangat, rombongan pengamat cilik itu rupanya sudah turun dari bukit. Langsung menyerbu kami, eh teh Kiky maksudnya, hehehe.
Seperti dikomando mereka menjelaskan apa2 yg mereka lihat diatas sana.
Faruq: "Disana ada gua."
Teh Kiky: "Besar gak guanya?"
Shiddiq: " Gak terlalu sih."
Teh Kiky: "Ada apa aja didalam gua?"
Ali: "Ada stalaktik dan stalakmit"
Teh Kiky: "Stalaktik sama Stalakmit bedanya apa Aa?
Ali: "Kalau yang bawah Stalagmit, yang atas Stalaktik".
Teh Kiky: "Bentuknya gimana, ada yang udah panjang sampe ketemu gak?"
Ali: "Iya ada Mi, kata pak petugasnya, itu spot favorit pengunjung buat foto2."
Shofiyyah: "Kupu-kupu juga banyak, Mi."
Ali: "Tapi katanya gak sebanyak musim kemarau, kalau musim kemarau bisa sampai ribuan."
Ali sepertinya masih ingin menjelaskan lebih banyak tapi adik2nya sudah tak sabar menahan godaan air terjunnya.
Akhirnya mereka menuju air terjun dan byurrr..
#OWOPRumbelMenulis
#IIPSulSel
#TehKikyBarkiyah
Kami langsung menuju masjid untuk menunaikan shalat dhuhur krn waktu sudah masuk.
Sebelum shalat sy sempat melihat Shafiyyah sedang bergegas memakai mukena lalu mengambil tempat di samping nininya (yang kebetulan baru tiba dr bandara langsung ke bantimurung) menjadi makmum.
Selesai sholat kami lalu berjalan ke arah air terjun. Setelah cukup dekat dan dapat tempat duduk yg pas, kami lalu buka bekal dan menikmati makanan dengan lahap.
Anak2 teh kiky makan dengan tertib, sebelumnya sudah diberi rules bahwa boleh turun ke air bila sudah makan. Semua makan dengan tenang, Fatih yang masih 2 tahunan saja yg disuap, Faruq yg juga ingin disuap merajuk ke teh Kiky agar disuapi.
Teh kiky menjawab
"Faruq kan sudah besar sudah bisa makan sendiri, ayo dimakan nasinya."
Faruq masih merajuk.
"Oke, Ummi suap 3 kali aja ya, setelah itu makan sendiri yaa.." tawar teh kiky.
Akhirnya setelah 3 kali suapan Faruq pun nurut makan sendiri.
Karena porsi makan orang Makassar lumayan banyak, hampir semuanya gak bisa menghabiskan makanannya. Akhirnya di tutup rapi kembali, dan di masukkan ke tempatnya.
"Nasinya disimpan ya, sebentar habis mandi dimakan lagi ya, jangan mubadzir." pesan teh Kiky.
Selesai makan seorang pegawai dinas pariwisata yg bertugas disana berbaik hati menjadi guide bagi kami. Anak2 pun diajak naik ke atas air terjun, melihat danau dan gua batu.
Namanya anak2 diajak apapun ya mau2 saja, lumayan menyalurkan energi yang masih banyak stoknya..
Naiklah mereka semua kesana, sementara kami pindah ke kursi yang lebih dekat dengan air terjun.
Sementara anak2 pergi melihat gua batu, teh Kiky mengobrol dengan kerabatnya yg juga datang dr Bandung. Saya dan Asrofi menikmati suasana teduh yg dingin sembari melihat keceriaan para pengunjung yang bermain air dan seluncuran di arus air terjun.
Asyik menikmati suasana itu tiba2 Asrofi muntah, sepertinya masuk angin dan kecapekan mengikuti aktifitas umminya yg akhir2 ini memang agak padat.
Teh Kiky langsung mendekat
"Adek kenapa mba Arma, muntah ya.. Tadi makan gak?"
"Iya teh ini sepertinya masuk angin, tadi memang gak mau makan sih, tapi sempat sarapan kok sebelum kesini." jawab sy.
Teh Kiky lalu merogoh tasnya, dan mengeluarkan sebungkus biskuit.
"Adek mau?" tawarnya
Rofi yg udah lemes cuma berdehem, sy lalu mengambil 1 keping dan menyerahkan ke rofi.
"Rofi ini anak kedua ya mba, alhamdulillah kakaknya ngemong sama adiknya, keibuan sekali si Aira, mirip Shafiyyah sama adik2nya"
"Iya mba, alhamdulillah.. Tapi kalau lagi main dan si adek udah main rampas2an kadang si kakak juga gak bs nahan emosi lama, berantem deh.." lanjut sy.
"Iya mba, memang fasenya rasa kepemilikan yg tinggi." jawab teh Kiky.
"Iya mba Arma, sy juga mulai terasa berat itu saat Faruq lahir, rasa cemburu Shiddiq itu besar sekali dan terkadang kalau tantrum sampai membahayakan adeknya atau bahkan saya." lanjutnya lagi.
"Kalau seperti itu teh, penangannya gimana?" tanya saya memancing agar dapat ilmu lagi..
"Sy tanya, abang Shiddiq mau main sama adiknya, adiknya takut kalau abang seperti itu, ummi juga takut."
"Maaf ya abang, ummi sama adek pindah dulu, karena disini gak aman sama abang, kalau abang sudang tenang, ummi kesini lagi ya. Silahkan menenangkan diri ya abang." jelas teh Kiky
Saat obrolan masih hangat, rombongan pengamat cilik itu rupanya sudah turun dari bukit. Langsung menyerbu kami, eh teh Kiky maksudnya, hehehe.
Seperti dikomando mereka menjelaskan apa2 yg mereka lihat diatas sana.
Faruq: "Disana ada gua."
Teh Kiky: "Besar gak guanya?"
Shiddiq: " Gak terlalu sih."
Teh Kiky: "Ada apa aja didalam gua?"
Ali: "Ada stalaktik dan stalakmit"
Teh Kiky: "Stalaktik sama Stalakmit bedanya apa Aa?
Ali: "Kalau yang bawah Stalagmit, yang atas Stalaktik".
Teh Kiky: "Bentuknya gimana, ada yang udah panjang sampe ketemu gak?"
Ali: "Iya ada Mi, kata pak petugasnya, itu spot favorit pengunjung buat foto2."
Shofiyyah: "Kupu-kupu juga banyak, Mi."
Ali: "Tapi katanya gak sebanyak musim kemarau, kalau musim kemarau bisa sampai ribuan."
Ali sepertinya masih ingin menjelaskan lebih banyak tapi adik2nya sudah tak sabar menahan godaan air terjunnya.
Akhirnya mereka menuju air terjun dan byurrr..
#OWOPRumbelMenulis
#IIPSulSel
#TehKikyBarkiyah
Selasa, 25 Oktober 2016
Journey to Bantimurung #1
Akhirnya kami pindah juga ke mobil yg mengangkut teh Kiky dan keluarga. Yeaayyy..
Pak Adit dan Fatih duduk di depan.
Saya yg memangku Rofi, Umm Lily, dan Teh Kiky duduk di bangku tengah. Dan di belakang berkumpul anak2 teh Kiky dan 2 anak umm Lily.
Rupanya kelas belajar sudah mulai, materi kali ini tentang 'Butterfly'.
Teh Kiky masih sibuk membacakan materi dari buku yg memang sudah disiapkan dari rumah. Namun rupanya anak2 Teh Kiky, dan anak Umm Lily masih gaduh dan ngobrol.
"Ya sudah, kalau masih gaduh dan belum siap masuk kelas, ummi kasih waktu ya.., mau berapa menit istirahatnya?" tanya teh kiky.
"10 menit sahut suara dr belakang"
" Oke 10 menit ya, sebentar ummi akan masuk kelas lagi kalau waktu istirahatnya habis." tegas Teh Kiky.
Saat istirahat itu digunakan teh Kiky utk ngobrol dengan kami, bahkan beliau sempat menanyakan Aira, "Kenapa gak ikut, sekolah ya.., deket gak sekolahannya dr sini, kita jemput yuk, minta izin sama gurunya buat sehari, biar bisa belajar sama2.."
Wahh so sweet banget deh..
10 menitpun berlalu..
"Ya, sudah 10 menit ya, ummi masuk kelas lagi ya.."
Baca bukunya pun lanjut lagi.
Saat membahas mengenai sayap kupu2, teh kiky bertanya
"Jika sayapnya lepas apa yang akan terjadi?"
Faruq menyahut "it's die".
"Mengapa kupu2nya bisa mati?" lanjut pertanyaan lagi.
"Karena gak bisa terbang" kali ini Shiddiq yg menjawab.
"Kalau gak bisa terbang bagaimana?"
"Gak bisa mencari makanan." jawab lagi suara dari belakang.
Sy sudah lupa siapa yg menjawab.. hihihi
Sy perhatikan, tiap 1 paragraf ada kuis/pertanyaan yg dilemparkan ke Shofiyah, Shidiq, dan Faruq. Disesuaikan dng tingkat kesulitan soal tersebut.
Jadi pertanyaan digali terus apa apa saja yg berkaitan dengan materi, dan melatih anak2 agar terus berpikir dan mencari jawabannya.
Dan sementara mereka belajar, aa Ali sibuk memurojaah hafalan qurannya, meskipun sesekali diselingi dng bermain.
Jadi sambil anak2 Teh Kiki bermain, tetap diberi ilmu dan dievaluasi apakah sudah paham atau belum, dengan memberikan pertanyaan2 seputar materi yg telah dibacakan.
Jika ada yg diberi pertanyaan dan belum mampu menjawab maka akan diberikan waktu untuk mencari jawabannya di buku, kemudian kembali ditanyakan. Jika betul, materi lanjut lagi.
Seperti saat Shofiyyah ditanya "Shofi, bagaimana membedakan kupu2 jantan dan betina?
"Mmm, gak tau.."
"Oke, silahkan baca dulu paragraf terakhir" kata teh Kiky.
Bukupun beralih ke shofiyyah.
"Dengan membedakan warna bintiknya" jawab Shofiyyah.
"Bagaimana itu?
"Kalau jantan lebih gelap, betina warna bintiknya terang."
"Ini jantan atau betina, Faruq? Tanya teh Kiky sambil memperlihatkan gambar kupu2 dibuku tersebut.
Sambil mendengarkan kelas homeschool di atas mobil, diiringi hujan diluar yg semakin deras. Sy hanya bisa mencatat dalam hati saja.
Setelah buku khatam, dan semua sudah bisa menjawab dng benar pertanyaannya, kelas belajar tentang Kupu-kupu dibubarkan dengan rules boleh bermain tetap aman dan tenang.
Kelas beralih ke Aa Ali yang setoran hafalan Al-Baqaroh.
Mobil sudah tiba di Bantimurung, kami pun sudah turun dari kendaraan, namun karena Aa Ali belum selesai murojaahnya, teh Kiky menunggu sampai selesai.
Sebab apapun kondisinya, menuntaskan pelajaran adalah yg utama..
The next..
Belajar apa dan bagaimana mereka di tempat wisata..
Yukk ikuti terus yaa, di Bantimurung On The Road #2
Pak Adit dan Fatih duduk di depan.
Saya yg memangku Rofi, Umm Lily, dan Teh Kiky duduk di bangku tengah. Dan di belakang berkumpul anak2 teh Kiky dan 2 anak umm Lily.
Rupanya kelas belajar sudah mulai, materi kali ini tentang 'Butterfly'.
Teh Kiky masih sibuk membacakan materi dari buku yg memang sudah disiapkan dari rumah. Namun rupanya anak2 Teh Kiky, dan anak Umm Lily masih gaduh dan ngobrol.
"Ya sudah, kalau masih gaduh dan belum siap masuk kelas, ummi kasih waktu ya.., mau berapa menit istirahatnya?" tanya teh kiky.
"10 menit sahut suara dr belakang"
" Oke 10 menit ya, sebentar ummi akan masuk kelas lagi kalau waktu istirahatnya habis." tegas Teh Kiky.
Saat istirahat itu digunakan teh Kiky utk ngobrol dengan kami, bahkan beliau sempat menanyakan Aira, "Kenapa gak ikut, sekolah ya.., deket gak sekolahannya dr sini, kita jemput yuk, minta izin sama gurunya buat sehari, biar bisa belajar sama2.."
Wahh so sweet banget deh..
10 menitpun berlalu..
"Ya, sudah 10 menit ya, ummi masuk kelas lagi ya.."
Baca bukunya pun lanjut lagi.
Saat membahas mengenai sayap kupu2, teh kiky bertanya
"Jika sayapnya lepas apa yang akan terjadi?"
Faruq menyahut "it's die".
"Mengapa kupu2nya bisa mati?" lanjut pertanyaan lagi.
"Karena gak bisa terbang" kali ini Shiddiq yg menjawab.
"Kalau gak bisa terbang bagaimana?"
"Gak bisa mencari makanan." jawab lagi suara dari belakang.
Sy sudah lupa siapa yg menjawab.. hihihi
Sy perhatikan, tiap 1 paragraf ada kuis/pertanyaan yg dilemparkan ke Shofiyah, Shidiq, dan Faruq. Disesuaikan dng tingkat kesulitan soal tersebut.
Jadi pertanyaan digali terus apa apa saja yg berkaitan dengan materi, dan melatih anak2 agar terus berpikir dan mencari jawabannya.
Dan sementara mereka belajar, aa Ali sibuk memurojaah hafalan qurannya, meskipun sesekali diselingi dng bermain.
Jadi sambil anak2 Teh Kiki bermain, tetap diberi ilmu dan dievaluasi apakah sudah paham atau belum, dengan memberikan pertanyaan2 seputar materi yg telah dibacakan.
Jika ada yg diberi pertanyaan dan belum mampu menjawab maka akan diberikan waktu untuk mencari jawabannya di buku, kemudian kembali ditanyakan. Jika betul, materi lanjut lagi.
Seperti saat Shofiyyah ditanya "Shofi, bagaimana membedakan kupu2 jantan dan betina?
"Mmm, gak tau.."
"Oke, silahkan baca dulu paragraf terakhir" kata teh Kiky.
Bukupun beralih ke shofiyyah.
"Dengan membedakan warna bintiknya" jawab Shofiyyah.
"Bagaimana itu?
"Kalau jantan lebih gelap, betina warna bintiknya terang."
"Ini jantan atau betina, Faruq? Tanya teh Kiky sambil memperlihatkan gambar kupu2 dibuku tersebut.
Sambil mendengarkan kelas homeschool di atas mobil, diiringi hujan diluar yg semakin deras. Sy hanya bisa mencatat dalam hati saja.
Setelah buku khatam, dan semua sudah bisa menjawab dng benar pertanyaannya, kelas belajar tentang Kupu-kupu dibubarkan dengan rules boleh bermain tetap aman dan tenang.
Kelas beralih ke Aa Ali yang setoran hafalan Al-Baqaroh.
Mobil sudah tiba di Bantimurung, kami pun sudah turun dari kendaraan, namun karena Aa Ali belum selesai murojaahnya, teh Kiky menunggu sampai selesai.
Sebab apapun kondisinya, menuntaskan pelajaran adalah yg utama..
The next..
Belajar apa dan bagaimana mereka di tempat wisata..
Yukk ikuti terus yaa, di Bantimurung On The Road #2
Senin yang harusnya Santai
Pagi di senin sibuk itu handphone gak lepas2 dr pandangan.
Padahal niatnya hari itu stay cool di rumah menikmati hangatnya terapi jaket listrik, setelah 3 hari sebelumnya sok sibuk di kepanitiaan seminar teh Kibar.. Hehehe..
Setelah membantu menyiapkan kk ke sekolah dan adek sudah rapi wangi selesai mandi, sy minta izin agar bisa fokus koordinasi via wa.
Kami tim panitia sedang diskusi mengenai kegiatan edutrip teh kiki yg sedianya dilaksanakan hr ini.
Pagi ini rupanya panic attack.. Ohh No.. π±π±
Teman panitia yg sedianya mengantar beliau sedang berhalangan, dan mobil yg disiapkan gak ada driver.
Segera putar otak, mencari solusi tercepat dan terefesien, sebab teh Kiki beserta pasukannya juga sudah menunggu.
Akhirnya memutuskan utk menyewa mobil rental + drivernya biar lebih gampang mobile.
Berangkatkah sy ke hertasning sembari mencari plang penyewaan mobil rental.. Maklum, sy gak punya kontak rental mobil sama sekali. Mau bertanya2 dulu sepertinya akan makan waktu juga..
Jadilah pepatah 'malas bertanya jalan terus'.. πππ
Alhamdulillah disekitaran btn pao2 sy dapat plang sewa rental, segera sy hubungi, dan langsung sy datangi ke alamat yg tertera.
Belum semenit ketemu dengan pak supirnya telepon berdering lagi, rupanya teman sesama panitia mengabarkan kalau dia sudah berhasil mendapatkan mobil rental+driver+bensin dengan harga miring.
Sy segera menuju ke lokasi tempat pertemuan kami. Tak lupa singgah membeli beberapa snack dan persiapan sarapan yg akhirnya menjadi makan siang kami di Bantimurung sana..
Alhamdulillah tiba di paviliun teh Kibar, disana sudah ada teman panitia dan salah satu member IIP sedang diskusi hangat seputar pembelajaran tahfidz aa Ali.
Disana tampaknya asik sekali teh Kiky dan umm Lily sedang ngobrol mengenai program tahfidz Aa Ali, yang Alhamdulillah sudah khatam 30 juz. Tinggal memurojaah kembali.
Sementara anak2 teh kiky yg lain sibuk bermain dan menikmati suasana pagi itu layaknya anak2 lainnya, lari2, teriak2, dll.
Setelah mobil dr Rumah Sekolah Cendekia datang kami pun segera bersiap dan berangkat.
Teh kiky sekeluarga naik mobil dr rumah sekolah Cendekia, sedangkan sy dan umm Lily naik mobil rentalan.
Saat singgah sejenak di loundry sekitaran jl. Kijang, umm Lily mengusulkan, gimana kalau kita gabung di mobil teh kiky saja, tempatnya masih lapang, dan yg paling penting tentu bisa sambil ngobrol dng beliau dan melihat langsung interaksinya dng anak2 selama perjalanan.
Saya setuju..
Sy lalu negosiasi dng pak supir rental, dan Alhamdulillah beliau mau dibayar dengan sistem perjam.
Okelah..
Mari kita pindah mobil dan belajar..
Kisah perjalanan kami akan menyusul yaa..
Soalnya ada beberapa seri.. Hihihi..
Kayak drakor ajahhπππ
Padahal niatnya hari itu stay cool di rumah menikmati hangatnya terapi jaket listrik, setelah 3 hari sebelumnya sok sibuk di kepanitiaan seminar teh Kibar.. Hehehe..
Setelah membantu menyiapkan kk ke sekolah dan adek sudah rapi wangi selesai mandi, sy minta izin agar bisa fokus koordinasi via wa.
Kami tim panitia sedang diskusi mengenai kegiatan edutrip teh kiki yg sedianya dilaksanakan hr ini.
Pagi ini rupanya panic attack.. Ohh No.. π±π±
Teman panitia yg sedianya mengantar beliau sedang berhalangan, dan mobil yg disiapkan gak ada driver.
Segera putar otak, mencari solusi tercepat dan terefesien, sebab teh Kiki beserta pasukannya juga sudah menunggu.
Akhirnya memutuskan utk menyewa mobil rental + drivernya biar lebih gampang mobile.
Berangkatkah sy ke hertasning sembari mencari plang penyewaan mobil rental.. Maklum, sy gak punya kontak rental mobil sama sekali. Mau bertanya2 dulu sepertinya akan makan waktu juga..
Jadilah pepatah 'malas bertanya jalan terus'.. πππ
Alhamdulillah disekitaran btn pao2 sy dapat plang sewa rental, segera sy hubungi, dan langsung sy datangi ke alamat yg tertera.
Belum semenit ketemu dengan pak supirnya telepon berdering lagi, rupanya teman sesama panitia mengabarkan kalau dia sudah berhasil mendapatkan mobil rental+driver+bensin dengan harga miring.
Sy segera menuju ke lokasi tempat pertemuan kami. Tak lupa singgah membeli beberapa snack dan persiapan sarapan yg akhirnya menjadi makan siang kami di Bantimurung sana..
Alhamdulillah tiba di paviliun teh Kibar, disana sudah ada teman panitia dan salah satu member IIP sedang diskusi hangat seputar pembelajaran tahfidz aa Ali.
Disana tampaknya asik sekali teh Kiky dan umm Lily sedang ngobrol mengenai program tahfidz Aa Ali, yang Alhamdulillah sudah khatam 30 juz. Tinggal memurojaah kembali.
Sementara anak2 teh kiky yg lain sibuk bermain dan menikmati suasana pagi itu layaknya anak2 lainnya, lari2, teriak2, dll.
Setelah mobil dr Rumah Sekolah Cendekia datang kami pun segera bersiap dan berangkat.
Teh kiky sekeluarga naik mobil dr rumah sekolah Cendekia, sedangkan sy dan umm Lily naik mobil rentalan.
Saat singgah sejenak di loundry sekitaran jl. Kijang, umm Lily mengusulkan, gimana kalau kita gabung di mobil teh kiky saja, tempatnya masih lapang, dan yg paling penting tentu bisa sambil ngobrol dng beliau dan melihat langsung interaksinya dng anak2 selama perjalanan.
Saya setuju..
Sy lalu negosiasi dng pak supir rental, dan Alhamdulillah beliau mau dibayar dengan sistem perjam.
Okelah..
Mari kita pindah mobil dan belajar..
Kisah perjalanan kami akan menyusul yaa..
Soalnya ada beberapa seri.. Hihihi..
Kayak drakor ajahhπππ
Minggu, 23 Oktober 2016
NHW#1 Adab Menuntut Ilmu
Waahhh.. Masuk kelas matrikulasi lagi..
Dan berkejaran dengan pelaksanaan seminar parenting teh Kiki Barkiyah di Makassar.
Ditengah hiruk pikuk kesibukan dan kelelahan. Sy berazzam akan mengerjakan tugas tepat waktu..
Dan Alhamdulillah selesai juga..
πNICE HOMEWORK #1π
ADAB MENUNTUT ILMU
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #2, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.
Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.
Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
>> Jurusan ilmu yg akan dan selalu membuat saya bahagia adalah MENULIS, dan berupaya sebaik mungkin untuk belajar dalam dunia kepenulisan
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
>> Karena dengan menulis kita bisa mengikat ilmu, dan membagi kepada yang membutuhkan, agar lebih banyak manfaat bagi sesama.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
>> 1. Mengikuti kelas menulis online.
2. Konsisten menulis 3 kali sehari meski hanya sebuah status, dan menulis 1 artikel 1 kali perpekan.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
>>
Adab diri sendiri
* Bergegas dan menutamakan waktu2 menuntut ilmu.
* Menuntaskan sebuah ilmu dng cara mengulang2 dan rutin berlatih.
Adab terhadap guru/sumber guru
* Meminta izin kepada guru/Narasumber sebelum meshare ilmu.
*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Dan berkejaran dengan pelaksanaan seminar parenting teh Kiki Barkiyah di Makassar.
Ditengah hiruk pikuk kesibukan dan kelelahan. Sy berazzam akan mengerjakan tugas tepat waktu..
Dan Alhamdulillah selesai juga..
πNICE HOMEWORK #1π
ADAB MENUNTUT ILMU
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #2, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.
Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.
Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
>> Jurusan ilmu yg akan dan selalu membuat saya bahagia adalah MENULIS, dan berupaya sebaik mungkin untuk belajar dalam dunia kepenulisan
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
>> Karena dengan menulis kita bisa mengikat ilmu, dan membagi kepada yang membutuhkan, agar lebih banyak manfaat bagi sesama.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
>> 1. Mengikuti kelas menulis online.
2. Konsisten menulis 3 kali sehari meski hanya sebuah status, dan menulis 1 artikel 1 kali perpekan.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
>>
Adab diri sendiri
* Bergegas dan menutamakan waktu2 menuntut ilmu.
* Menuntaskan sebuah ilmu dng cara mengulang2 dan rutin berlatih.
Adab terhadap guru/sumber guru
* Meminta izin kepada guru/Narasumber sebelum meshare ilmu.
*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sabtu, 15 Oktober 2016
Toilet Training Adek Rofi
Pekan lalu salah satu tahap perkembangan dan kemandirian Rofi tercapai, mengenai Toilet Training.
Alhamdulillah berhasil di hari ke5.
Diusianya yang ke-3 tahun baru bisa sukses melepaskan pospak. Mungkin bagi anak2 lain agak telat, tapi bagi kami khususnya Asrofi yg mengalami speech delay, ini adalah salah satu pencapaian besar.
Rata-rata anak lainnya bisa lulus TT usia 2 tahunan, bahkan sepupu Rofi dan sepupu sy yg masih baby, bisa lulus TT diusia kurang dr 2 tahun.
Namun, saya gak begitu terbebani mengenai 'keterlambatannya' ini. Sy hanya merasa bahwa Rofi belum siap secara fisik dan psikis. Jika dia merasa sudah siap tentu akan menunjukkan ciri2nya dan akan mengalaminya dengan proses yg menyenangkan dan bebas drama.
Sebenarnya sejak usia 2 tahunan kami sudah beberapa kali mencoba namun belum berhasil.
Karena Rofi yg belum siap (belum mampu mengenali dan mengontrol keinginan BAK dan BAB, belum bisa menyampaikan secara lisan) dan saya yg masih malas dan terlanjur nyaman (tapi gak bersahabat di dompet) dengan popok sekali pakai itu.
Akhirnya belajar kembali, baca2 artikel terkait toilet training, sharing dengan ibu2 yg juga punya masalah yg sama bahwa jika si Anak sudah siap maka proses itu akan berjalan dengan lancar.
Ya.. Kesiapan, ini sangat penting. Bukan hanya si anak yg harus siap. Tapi seluruh isi rumah dan kondisi rumah juga harus siap.
Rupanya selama ini kami -khususnya saya dan Rofi- belum siap mengalami proses TT itu yg biasanya melelahkan (bolak-balik wc, ngepel lantai, ganti sprei, dll).
Rofi kami anggap siap saat sudah bisa mengucapkan keinginannya untuk BAK dan BAB, itu salah satu ciri2nya. Sedangkan saya sebagai ibunya juga harus siap, siap mengantar dan menemani saat bak dan bab, siap melap pipis yg terlanjur keluar karena telat ke wc, siap menganti pakaian saat terkena najis secara tidak sengaja, siap ngepel lantai setiap saat, siap nyuci baju yg cepat sekali menumpuk bak gunung dan sederet kesiapan lainnya yg mengikuti proses TT ini.
Begitupula si kk Aira dan Abi, mereka juga sy siapkan untuk ikut aktif dalam proses TT si adek. Mereka harus menyiapkan diri untuk bekerjasama saling bahu membahu meluluskan program ini.
Harus siap membantu adek membersihkan diri, membantu mengambilkan celana dan menggantinya, membantu mengepel lantai, bahkan hal2 ringan seperti mengingatkan si adek saat muncul tanda2nya kebelet pipis atau mau BAB.
Alhamdulillah.. Proses yg saya pikir akan berlangsung lama dan melelahkan rupanya berjalan lancar dan singkat..
Hanya sekitar 3 hari saja kegiatan ngepel, ganti celana, angkat2 rofi ke wc, berlangsung. Dan selama 3 hari itu sy selalu sounding "Dek, kalau mau pipis bilang ya, kita pipisnya di wc..". 2 hari berikutnya si Adek sudah bisa menyampaikan keinginannya
"Mi, pipi.." sambil memelorotkan celananya.
"Mi, Ee.." katanya jika ingin pup.
Dan hari ke 6 sukses..
Saat ingin pipis langsung buka celana, ke wc, bersihkan diri dengan menyiram perutnya ke bawah, dan keluar dari wc dan berucap "Mi, udah.."
"Wahh.. Alhamdulillah, adek Rofi pintar, sudah besar, sudah bisa pipis sendiri, sini ummi peluk.."
Alhamdulillah berhasil di hari ke5.
Diusianya yang ke-3 tahun baru bisa sukses melepaskan pospak. Mungkin bagi anak2 lain agak telat, tapi bagi kami khususnya Asrofi yg mengalami speech delay, ini adalah salah satu pencapaian besar.
Rata-rata anak lainnya bisa lulus TT usia 2 tahunan, bahkan sepupu Rofi dan sepupu sy yg masih baby, bisa lulus TT diusia kurang dr 2 tahun.
Namun, saya gak begitu terbebani mengenai 'keterlambatannya' ini. Sy hanya merasa bahwa Rofi belum siap secara fisik dan psikis. Jika dia merasa sudah siap tentu akan menunjukkan ciri2nya dan akan mengalaminya dengan proses yg menyenangkan dan bebas drama.
Sebenarnya sejak usia 2 tahunan kami sudah beberapa kali mencoba namun belum berhasil.
Karena Rofi yg belum siap (belum mampu mengenali dan mengontrol keinginan BAK dan BAB, belum bisa menyampaikan secara lisan) dan saya yg masih malas dan terlanjur nyaman (tapi gak bersahabat di dompet) dengan popok sekali pakai itu.
Akhirnya belajar kembali, baca2 artikel terkait toilet training, sharing dengan ibu2 yg juga punya masalah yg sama bahwa jika si Anak sudah siap maka proses itu akan berjalan dengan lancar.
Ya.. Kesiapan, ini sangat penting. Bukan hanya si anak yg harus siap. Tapi seluruh isi rumah dan kondisi rumah juga harus siap.
Rupanya selama ini kami -khususnya saya dan Rofi- belum siap mengalami proses TT itu yg biasanya melelahkan (bolak-balik wc, ngepel lantai, ganti sprei, dll).
Rofi kami anggap siap saat sudah bisa mengucapkan keinginannya untuk BAK dan BAB, itu salah satu ciri2nya. Sedangkan saya sebagai ibunya juga harus siap, siap mengantar dan menemani saat bak dan bab, siap melap pipis yg terlanjur keluar karena telat ke wc, siap menganti pakaian saat terkena najis secara tidak sengaja, siap ngepel lantai setiap saat, siap nyuci baju yg cepat sekali menumpuk bak gunung dan sederet kesiapan lainnya yg mengikuti proses TT ini.
Begitupula si kk Aira dan Abi, mereka juga sy siapkan untuk ikut aktif dalam proses TT si adek. Mereka harus menyiapkan diri untuk bekerjasama saling bahu membahu meluluskan program ini.
Harus siap membantu adek membersihkan diri, membantu mengambilkan celana dan menggantinya, membantu mengepel lantai, bahkan hal2 ringan seperti mengingatkan si adek saat muncul tanda2nya kebelet pipis atau mau BAB.
Alhamdulillah.. Proses yg saya pikir akan berlangsung lama dan melelahkan rupanya berjalan lancar dan singkat..
Hanya sekitar 3 hari saja kegiatan ngepel, ganti celana, angkat2 rofi ke wc, berlangsung. Dan selama 3 hari itu sy selalu sounding "Dek, kalau mau pipis bilang ya, kita pipisnya di wc..". 2 hari berikutnya si Adek sudah bisa menyampaikan keinginannya
"Mi, pipi.." sambil memelorotkan celananya.
"Mi, Ee.." katanya jika ingin pup.
Dan hari ke 6 sukses..
Saat ingin pipis langsung buka celana, ke wc, bersihkan diri dengan menyiram perutnya ke bawah, dan keluar dari wc dan berucap "Mi, udah.."
"Wahh.. Alhamdulillah, adek Rofi pintar, sudah besar, sudah bisa pipis sendiri, sini ummi peluk.."