Kami baru pertama kali kesini padahal gak tau udah berapa kali lewat depannya, hihihi... Menurut info dari grup WA ibu-ibu, disini tempat super lengkap untuk kebutuhan rumah tangga beserta pernak perniknya, termasuk mainan anak. Jadiii, sebelum berangkat saya briefing dulu kedua bocah ini.
"Disana kita hanya lihat-lihat ya, gak belanja"
"Oke adek?"
Adek mengangguk dengan mata berbinar.
"Oke kakak?"
"Oke Ummi.." kakak menjawab sambil tersenyum.
Berangkatlah kami ke Ace hardware. Tiba disana, kedua bocah langsung menemukan tempat mainan yang memang dekat dengan pintu masuk. Silih berganti mereka memanggil jika menemukan mainan yang menarik.
"Ummi, sini..."
"Ummi, sini.."
Bahkan beberapa kali tangan saya ditarik-tarik oleh adek Rofi karena datanya sibuk cuci mata, gak dengar suara adek 😅😅🙈🙈
Saya hanya memantau dari jauh. Ada hal yang membuat saya terpesona, seberapa menarikpun mainan tersebut, gak pernah mereka merengek untuk membeli. Hanya kakak Aira yang sempat nyeletuk, "boleh beli yang paling murah?"
Dan saya cuma jawab
"Tadi kesepakatannya apa kakak?"
Dia lalu tersenyum dan lanjut melihat-lihat mainan.
Dan si adek yang biasanya dikit-dikit minta beli, subhanallah... Gak tergoyahkan. Bahkan ketika melihat mobil eskavator yang beraneka jenis, dia betah berlama-lama disana, hanya menatap dengan mata berbinar, tanpa pernah meminta untuk beli.
Adek Rofi hanya meminta untuk mencoba beberapa mainan yang dipajang di bagian etalase. Namun saya jelaskan bahwa tidak boleh, itu ada tulisannya, "Terimakasih untuk tidak menaiki mainan yang dipajang."
Saya nyeletuk dalam hati "briefing tadi sukses Alhamdulillah". 😍😍
Yaa, briefing sebelum mengunjungi tempat-tempat dengan 'tingkat kewaspadaan tinggi' itu penting. Agar anak-anak tahu apa yang sudah disepakati. Jadi tak perlu ada acara mengeluarkan jurus 1001 alasan jika anak tiba-tiba tantrum pengen beli sesuatu.
Memang tidak sekali dua kali percobaan bisa langsung lancar terkendali. Perlu beberapa kali, sampai anak-anak tahu bahwa seberapa keras mereka berusaha, kesepakatan tetaplah kesepakatan yang harus ditaati. Disini kuncinya cuma satu. Kami harus konsisten.
Jadi ingat dengan kisah ayah Edy. Ayah Edy sebelum ke mall, briefing dulu sama anak2nya. Buat kesepakatan. Disana hanya lihat-lihat ya. Gak belanja diluar dari catatan. Jika ada yang melanggar, kita langsung pulang ke rumah.
Jadilah ayah Edy ke mall sekeluarga. Dan salah satu anaknya ingin beli mainan. Sudah diingatkan tentang kesepakatannya, tapi si anak malah semakin menjadi-jadi dan tantrum. Akhirnya ayah putar haluan. Mereka pulang tanpa membeli keperluan yang sudah dicatat. Akhirnya si anak sadar, bahwa seberapa keras usahanya untuk membeli mainan kalau sudah sepakat tidak ya tidak.
Keesokan harinya mereka kembali ke mall. Dan hasilnya sudah bisa ditebak. Si anak gak tantrum lagi. Dan bukan hanya hari itu, tapi sampai sekarang anak2 ayah Edy taat dengan kesepakatan yang sudah dibuat, karena kekonsistenan orangtuanya.
Kisah itu selalu saya ingat-ingat. Karena menjadi pelajaran buat saya. Bukan cuma pelajaran menaati kesepakatan utk anak-anak. Tapi juga pelajaran bagi kami orangtua agar konsisten dengan apa yg sudah dibuat, meskipun harus berkorban waktu.
Jadi.. ingat briefing ya mom, apalagi kalau mau ke toko yang ada mainannya.. 😋😋