Alhamdulillah kami tiba di bantimurung, disambut suasana dingin dan basah. Hujan deras baru saja usai dan meninggalkan banyak genangan air. Bahkan beberapa pohon masih rajin meneteskan air dari pucuk2 daunnya.
Kami langsung menuju masjid untuk menunaikan shalat dhuhur krn waktu sudah masuk.
Sebelum shalat sy sempat melihat Shafiyyah sedang bergegas memakai mukena lalu mengambil tempat di samping nininya (yang kebetulan baru tiba dr bandara langsung ke bantimurung) menjadi makmum.
Selesai sholat kami lalu berjalan ke arah air terjun. Setelah cukup dekat dan dapat tempat duduk yg pas, kami lalu buka bekal dan menikmati makanan dengan lahap.
Anak2 teh kiky makan dengan tertib, sebelumnya sudah diberi rules bahwa boleh turun ke air bila sudah makan. Semua makan dengan tenang, Fatih yang masih 2 tahunan saja yg disuap, Faruq yg juga ingin disuap merajuk ke teh Kiky agar disuapi.
Teh kiky menjawab
"Faruq kan sudah besar sudah bisa makan sendiri, ayo dimakan nasinya."
Faruq masih merajuk.
"Oke, Ummi suap 3 kali aja ya, setelah itu makan sendiri yaa.." tawar teh kiky.
Akhirnya setelah 3 kali suapan Faruq pun nurut makan sendiri.
Karena porsi makan orang Makassar lumayan banyak, hampir semuanya gak bisa menghabiskan makanannya. Akhirnya di tutup rapi kembali, dan di masukkan ke tempatnya.
"Nasinya disimpan ya, sebentar habis mandi dimakan lagi ya, jangan mubadzir." pesan teh Kiky.
Selesai makan seorang pegawai dinas pariwisata yg bertugas disana berbaik hati menjadi guide bagi kami. Anak2 pun diajak naik ke atas air terjun, melihat danau dan gua batu.
Namanya anak2 diajak apapun ya mau2 saja, lumayan menyalurkan energi yang masih banyak stoknya..
Naiklah mereka semua kesana, sementara kami pindah ke kursi yang lebih dekat dengan air terjun.
Sementara anak2 pergi melihat gua batu, teh Kiky mengobrol dengan kerabatnya yg juga datang dr Bandung. Saya dan Asrofi menikmati suasana teduh yg dingin sembari melihat keceriaan para pengunjung yang bermain air dan seluncuran di arus air terjun.
Asyik menikmati suasana itu tiba2 Asrofi muntah, sepertinya masuk angin dan kecapekan mengikuti aktifitas umminya yg akhir2 ini memang agak padat.
Teh Kiky langsung mendekat
"Adek kenapa mba Arma, muntah ya.. Tadi makan gak?"
"Iya teh ini sepertinya masuk angin, tadi memang gak mau makan sih, tapi sempat sarapan kok sebelum kesini." jawab sy.
Teh Kiky lalu merogoh tasnya, dan mengeluarkan sebungkus biskuit.
"Adek mau?" tawarnya
Rofi yg udah lemes cuma berdehem, sy lalu mengambil 1 keping dan menyerahkan ke rofi.
"Rofi ini anak kedua ya mba, alhamdulillah kakaknya ngemong sama adiknya, keibuan sekali si Aira, mirip Shafiyyah sama adik2nya"
"Iya mba, alhamdulillah.. Tapi kalau lagi main dan si adek udah main rampas2an kadang si kakak juga gak bs nahan emosi lama, berantem deh.." lanjut sy.
"Iya mba, memang fasenya rasa kepemilikan yg tinggi." jawab teh Kiky.
"Iya mba Arma, sy juga mulai terasa berat itu saat Faruq lahir, rasa cemburu Shiddiq itu besar sekali dan terkadang kalau tantrum sampai membahayakan adeknya atau bahkan saya." lanjutnya lagi.
"Kalau seperti itu teh, penangannya gimana?" tanya saya memancing agar dapat ilmu lagi..
"Sy tanya, abang Shiddiq mau main sama adiknya, adiknya takut kalau abang seperti itu, ummi juga takut."
"Maaf ya abang, ummi sama adek pindah dulu, karena disini gak aman sama abang, kalau abang sudang tenang, ummi kesini lagi ya. Silahkan menenangkan diri ya abang." jelas teh Kiky
Saat obrolan masih hangat, rombongan pengamat cilik itu rupanya sudah turun dari bukit. Langsung menyerbu kami, eh teh Kiky maksudnya, hehehe.
Seperti dikomando mereka menjelaskan apa2 yg mereka lihat diatas sana.
Faruq: "Disana ada gua."
Teh Kiky: "Besar gak guanya?"
Shiddiq: " Gak terlalu sih."
Teh Kiky: "Ada apa aja didalam gua?"
Ali: "Ada stalaktik dan stalakmit"
Teh Kiky: "Stalaktik sama Stalakmit bedanya apa Aa?
Ali: "Kalau yang bawah Stalagmit, yang atas Stalaktik".
Teh Kiky: "Bentuknya gimana, ada yang udah panjang sampe ketemu gak?"
Ali: "Iya ada Mi, kata pak petugasnya, itu spot favorit pengunjung buat foto2."
Shofiyyah: "Kupu-kupu juga banyak, Mi."
Ali: "Tapi katanya gak sebanyak musim kemarau, kalau musim kemarau bisa sampai ribuan."
Ali sepertinya masih ingin menjelaskan lebih banyak tapi adik2nya sudah tak sabar menahan godaan air terjunnya.
Akhirnya mereka menuju air terjun dan byurrr..
#OWOPRumbelMenulis
#IIPSulSel
#TehKikyBarkiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar