Hari ini jadwal kemo saya yang ke-6. Kebetulan teman sekamar saya ibu paruh baya dari kota Kendari yang sudah beberapa kali ketemu di ruang poli.
Namun sepertinya kondisinya semakin berat. Beberapa kali dia beristighfar dengan suara tinggi, dan diikuti dengan bahasa daerah yang artinya kurang lebih seperti ini "aduh, sakit sekali ya Allah..."
Saya yang mendengarnya seolah bisa membayangkan sakit yang dideritanya. Sama seperti kisah2 pejuang kanker yang sering saya baca, berjuang untuk menikmati tiap sapaan rasa sakit itu. Saya kemudian bersyukur, banyak2 bersyukur malah. Dengan kondisi yg hampir sama alhamdulillah sy tidak lagi merasakan sakit seperti yang dirasakan ibu sekamar saya.
Saya sangat bersyukur masih diberi fisik yang kuat minimal untuk menemani anak-anak bermain. Saya sangat bersyukur, sakit yg saya rasakan masih berada diambang batas yg bisa saya nikmati.
Proses kemo ini juga merupakan kemo ke-6 yang merupakan kemo terakhir dari proses kemo standar yang dijadwalkan oleh dokter.
Alhamdulillah semua sukses dilewati, meskipun pernah beberapa kali thrombosit dan leukosit turun yang mengharuskan transfusi darah ataupun suntik obat leukogen yang rasanya nyeri nyeri sedap. Hehehe...
Semua hal yang berkaitan dengan sakit ini sepatutnya saya syukuri.
Bagaimana tidak, sakit itu menggugurkan dosa. Sedangkan dosa saya segunung, bahkan lebih malah. Semoga sakit ini bisa mengurangi tumpukan dosa saya yang kian hari kian bertambah.
Pun menambah kesyukuran saya, bahwa sungguh, nikmat Allah itu sangat banyak. Udara, panca indera, anak-anak, keluarga, semuanya kadang sy luput untuk syukuri dan hanya fokus melihat sakit yang diderita.
Mari bersyukur...
Alhamdulillah...
#Tulisan 6 bulan lalu
#latepost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar