Pagi ini, saat sy menikmati sarapan, kk Aira bertanya sambil ngadem depan kulkas
"Mi, kalau jadi kakak harus selalu mengalah kah, gak boleh membalas?"
Saya langsung tertegun sejenak..
Lalu saya jawab
"Semua gak ada yg boleh membalas, kakak, adik, ummi, abi, sepupu."
"Begitu juga dengan mengalah, bukan berarti kalah.. tetapi menghindari bertengkar lebih baik." Lanjut sy kemudian.
Dia kemudian terdiam sambil senyum2 melirik kearah sy.
Sepertinya ini warning buat kami sebagai orangtua.. Beberapa waktu belakangan ini, memang saat kk Ai dan adek Rofi bermain, kadang si Adek refleks memukul, mungkin hanya sebatas utk seru2an, atau sekedar main2 saja, dan kk Ai yg biasanya merasa kesakitan kadang gemes mau membalas..
Dan saat situasi seperti itu, kami spontan mengingatkan si kk,
"Kk, jangan dibalas kk..."
Atau
"Kk, mengalah ya kak, adek masih kecil, belum tau kalau memukul itu sakit."
Dan sangat jarang kami menasihati si Adek
"Adek, kalau adek pukul kakak, kakak kesakitan"
Atau
"Adek, kakak di sayang ya Nak"
Saya lama merenung dan akhirnya menyadari, rupanya perlakuan kami terhadap mereka akhir2 ini tidak adil. Kami justru mengingatkan 'sang Korban' yang lebih besar, bukannya malah menegur 'si Pelaku' yang masih kecil.
Kami lupa, bahwa menjadi seorang kakak bukan berarti harus selalu mengalah pada sang adik hanya karena adiknya lebih kecil.
Kami lalai bahwa ternyata sang adiklah yang harus diberi pengertian dengan bahasa yg dimengertinya bahwa mereka seharusnya saling menyayangi, bukannya menyakiti.
Ahh.. maafkan kami nak..
Rupanya masih sering terjebak pada pola pengasuhan masa lalu yg pernah kami alami.
Rupanya sebanyak apapun ilmu parenting yang kami serap, pengalaman masa lalu masih sering menelusup diam2 keluar dari persembunyiannya.
Tapi menjadi orangtua adalah proses belajar, belajar dari masa lalu, belajar dari pengalaman, belajar dari lingkungan, belajar dan terus belajar.
Temani kami nak, dalam perjalanan belajar ini
Sejujurnya sy kurang sepakat dgn "semua gak boleh membalas". Ntr mlh ditindas gmn? Klo sy, blg ke kakak, "kamu boleh balas, tp harua seimbang. Pelan ya balas pelan, keras ya balas keras. 1 kali ya 1 x, 2x ya balas 2x." (Hahahaaa mamak kejam saya) Saya tambahan pesan juga, "tapi kalau kamu mau memaafkan dan bersabar, insya Allah lebih baik dan berpahala. Dan kalo adekmu salah, km harus tetap mengingatkan."
BalasHapusHehehe.. Iya mba Nay.. Liat sikon sajaa kali ya..
HapusBiasanya kalau sikonnya dia berhadapan sm orang yg suka main "kasar" saya hanya menekankan agar tidak membalas, tetapi menangkis.
Kecuali kalau sudah dalam kondisi terdesak.. Hehehe..
Menerapkan tips dari mba Nay..
Makasih yaa..