Selasa, 29 Maret 2016

Saat No TV di Rumah

Saat kami pindah rumah sekitar bulan April tahunlalu, kami sengaja tdk membawa serta TV. Alasannya kami mencoba menerapkan program no TV di rumah.

Setelah 3 bulan menjalani kehidupan tanpa televisi alhamdulillah semuanya oke-oke saja. Meskipun awalnya terasa sunyi dan kadang bengong plus bingung mau ngapain. Tapi ternyata situasi itu menjadikan saya untuk berpikir kreatif dan inovatif. Dan dengan bantuan internet tentu saja, akhirnya muncul banyak ide.

Apa yang harus kami lakukan hari itu agar kegiatan kami bermanfaat. setiap hari kami menjadwalkan untuk membuat prakarya meskipun sederhana. Mulai dari mewarnai, menggunting tempel, mencetak jari, kolase, membuat plastisin, cooking, berkebun, sampai membuat rumah kardus. Alhamdulillah anak2 khususnya Aira sangat menikmati hari2nya.

Manfaat positif ini juga sangat berpengaruh pada saya. Waktu banyak digunakan untuk hal2 yang bermanfaat, tdk nonton mulu..

Sebab saya adalah penggemar film. Bahkan mendekati maniak film. Mulai dari film drama, action, kolosal, detectif, kartun, komedi, India, China, Jepang, Singapura, Thailand, sampai drama korea saya suka. Saking sukanya menonton, saat saya masih di bangku SMA, saya sering nonton tv melalui lubang kunci pintu.. 😅😅.

Kala itu, di rumah kami peraturannya batas nonton bagi kami cuma sampai jam 10. Padahal film2 bagus baru diputar jam 9 atau jam 10 malam. Alhasil jika tiba waktu tidur kami semua masuk kamar. Tapi sy tdk tidur, posisi pintu kamar yang pas menghadap ke televisi sangat manguntungkan. Jadilah sy lanjutkan nonton melalui lubang kunci... itupun klo chanel tvnya gak diganti sm bapak.. 😄😄

Satu2nya jenis film yg sy tidak sukai adalah film horor (soalnya kalo nonton sendirian syereemm...)😱🙈.

Ahh, itu dulu..😊

Semoga kedepan kami tetap bisa mempertahankan suasana kondusif ini..

Celengan Surga



Jauh sebelum menikah, sy pernah membaca sebuah artikel tentang tabungan akhirat, dari sana akhirnya muncul ide utk membuat celengan surga.

Celengan surga adalah celengan yg dibuat untuk seluruh anggota keluarga, ditempatkan di tempat yg strategis (mis di ruang keluarga) agar memudahkan bagi siapapun untuk memasukkan celengannya,  mudah dijangkau (tdk tersembunyi dan susah diraih bagi anak2), tak mencolok/mengundang tangan jahil (jd bisa sedikit di modifikasi bentuknya, mis vas bunga), dan dibuka setahun sekali atau bila sudah penuh. Peruntukannya tentu untuk mendapatkan pahala, jd bisa disumbangkan, dibelikan sapi/kambing buat Qurban, buka puasa bersama, infak untuk anak-anak yatim, naik haji, dll.

Sesuai namanya, celengan tersebut diharapkan bisa mengantarkan kami semua ke SurgaNya. Aamiinn..

Itu banyangan saya saat itu.

Beberapa tahun setelah menikah, sy mulai merealisasikan mimpi saya itu. Namun ternyata impian tak seindah kenyataan..
Beberapa kali celengan surga kami dijebol bukan untuk 'Surga'.. Apalagi saat awal2 membina keluarga, diuji dengan anak shalih dengan atresia bilier, renovasi rumah sederhana, dan melunasi hutang.

Dan sekarang, sy merintis kembali impian itu membuat celengan surga. Semoga tak ada lagi hambatan2 sampai saatnya di 'panen'.

Aamiin...