Kamis, 29 Desember 2016

Survive

"Survive bukan hanya di rimba belantara tetapi menghadapi penyakit juga harus survive."

Awal mula sy merasakan gejala sekitar awal 2015. Sy merasa ada benjolan di payudara kanan. Tapi karena saat itu masih proses menyusui, sy kemudian berpikir bahwa mungkin itu ASI atau mastitis biasa. Namun karena beberapa waktu tdk juga menghilang maka sy periksakan ke dokter dan dilakukan USG. Hasil usg juga menyatakan negatif, jd saya merasa tenang2 saja.

Awal 2016 saya mulai merasakan pegal2 dan kram di lengan bagian kanan. Puncaknya terjadi nyeri hebat pada benjolan sampai2 sy tidak mampu menggerakkan tangan kanan. Disitulah sy tersadar, benjolan di PD ini perlu perhatian yg ekstra. Maka saya ke dokter, melakukan rangkaian pemeriksaan, fisik, USG, dan biopsi dan kemudian didiagnosa dokter mendapat anugerah kanker payudara stadium 3.

Menjadi pasien kanker PD sama sekali tak pernah terbersit dipikiran akan menimpa saya. Bahkan diagnosa tersebut seolah menjadi mimpi buruk yg memupus mimpi2 dan cita2 yg sudah  diidamkan sejak lama. Sudah terekam dalam alam bawah sadar bahwa kanker itu penyakit mematikan yg proses pengobatan dan penyembuhannya sangat lama, melelahkan dan terkadang berakhir sebelum sembuh.

Pertama kali mendengar diagnosa dokter, rasa2nya jalan panjang nan kelam terhampar dihadapan, dan lupa bahwa bisa saja ini adalah bentuk kecintaan Allah swt padaku. Agar semakin dekat padaNya, semakin menghargai tiap nafas yg dihirup, menikmati kebahagiaan bersama anak2 dan keluarga.
Dan kemudian membuat saya bangkit dan berusaha berdama dengan sel CA itu.

Dan akhirnya saya sadar..

Satu2nya cara melawan kanker adalah survive. Bertahan hidup dengan cara apapun, selama tidak melenceng dr syariat.
Bertahan hidup dengan mencoba berbagai jenis pengobatan, medis, herbal, terapi, dll.

Saya mulai dengan terapi herbal, selama 3 bulan sy mengonsumsi herbal namun belum memberikan hasil, bahkan sering terasa nyeri di bagian benjolan. Akhirnya sy memutuskan untuk menghentikan terapi tersebut.
Saya lalu kembali ke pengobatan medis. Melakukan serangkaian pemeriksaan sebelum masuk ke ruang operasi. Meskipun sy belum yakin 100% dng pengobatan medis (operasi, mastektomi, kemoterapi) ini.
Beberapa hari sebelum jadwal operasi sy menemukan informasi di internet tentang Jaket Listrik pak Warsito. Saya kemudian memutuskan untuk membatalkan jadwal operasi dan berangkat ke Jakarta dan mencoba ikhtiar dengan jaket listrik tersebut.

Selain jaket listrik sayaa juga mengombinasikan pengobatan dengan terapi baking soda. Setiap pagi dan sebelum tidur malam sy membuat larutan baking soda dan madu, dengan harapan untuk mengalkalinekan tubuh. Sebab penyakit tak suka berdiam diri di tubuh yang alkaline.

Seiring waktu, berbekal semangat hidup dan motivasi dari keluarga tercinta, sy memutuskan untuk survive.
Bertahan dan menemani sel2 nakal yg bercokol dalam tubuh saya. Sy harus menerima kehadirannya dengan penuh tawakkal, sebab pasti Allah siapkan hikmah di baliknya.
Survive dengan segala informasi dan pengetahun yg saya dapat dari lingkungan, dokter, media, dsb.

Dan setelah cukup lama akhirnya sadar, penyumbang penyakit terbesar adalah pola hidup, pola pikir dan pola makan. Maka, mulailah sy perbaiki.

Sebab kanker tidak hanya meliputi badan 'body' saja, tetapi pikiran 'mind', dan perasaan 'soul' harus selalu dalam suasana positif.

Mulailah sy merombak keseharian saya sedikit demi sedikit.
Yang biasanya suka makan apa saja dan malas sekali makan sayur, mulai beralih ke pola makan Food Combining yang dominan makan sayur dan buah. Mengurangi bahkan menghentikan makanan instan dan mengandung pengawet, pewarna dan msg.

Yang biasanya suka begadang sekarang dibatasi, berusaha tidur di awal waktu.
Saya juga orangnya sensi dan sering negatif thinking, sekarang dirubah. Banyak2 senyum, banyak2 bersyukur, banyak2 mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Selalu berpikiran positif, menyikapi segala sesuatu dng tenang dan riang. Berusaha menyeimbangkan ke 3 poin tersebut. Sehat fisik, pikiran dan perasaan.

Saya pun kemudian mengenal Lavender Ribbon Cancer Group yang didirikan oleh Mba Indira dan alm mb Nita. Di grup lavender itu banyak sekali survivor CA yang membagikan pengalaman dan semangat.
Di sana kami juga saling memotivasi dan saling memberikan saran saat yang lain sedang mengalami masalah yg terkait dng CA.
Sungguh berada di dalam komunitas yg positif, saling menyemangati, memotivasi, saling support pun merupakan salah satu terapi terbaik untuk membuat perasaan bahagia.

Besar harapan saya Lavender semakin dikenal dan besar, sehingga bisa memberikan manfaat bagi banyak orang -penerima anuherah CA-. Bisa membantu para pasien yg terkendala dana. Bisa membantu mensupport dan menumbuhkan kembali semangat hidup. Bisa membuktikan bahwa banyak jalan untuk mencapai sehat.
Bagi yg ingin berdonasi ke Lavener Ribbon CA Support grup bisa melalui rekening berikut: Yayasan Lavender Indonesia, bank Mandiri 1270007342932.

Bagi teman2 yang juga merasakan gejala atau telah didiagnosa dng CA, cari tahu sebanyak mungkin, gali informasi melalui buku, internet, grup2 kesehatan, dll. Cari informasi tentang beragam cara pengobatan, jika blm berhasil dng cara A, coba cara B. Jangan patah semangat. Tugas kita hanya ikhtiar, persoalan hasil serahkan pada Yang Maha Mengetahui.

"Tak ada kata terlambat, sebab jika menyerah sebelum berperang itu bukan ciri seorang muslim sejati."

Minggu, 25 Desember 2016

NHW#10 kelas Matrikulasi

Koord Rumbel Menulis Iip Sul-sel.

Bergabung dengan Komunitas IIP khususnya Rumbel menulis, merupakan sebuah kesyukuran bagi saya. Apalagi diberi amanah sebagai salah satu koordinator di rumbel menulis IIP, semoga hal itu memotivasi saya untuk terus menulis.

Memiliki member yang banyak dan dengan latar belakang yang berbeda memang bisa saja menjadi sebuah tantangan tersendiri, namun juga menyenangkan bisa mengenal banyak ibu2 yg sevisi dan punya tujuan sama, apalagi miliki passion yg sama "Menulis".
Bakat/minat/hobi yang sama ini seolah menyatukan dan mempererat ukhuwah yang meski hanya di dunia maya, namun semoga kelak bisa bermanfaat di dunia nyata.

Beberapa tantangan yg kami hadapi antara lain
- Faktor internal
Mood dan keinginan menulis masih sering naik turun. Jadi haruys bisa keras dan disiplin pada diri dan komunitas. Nah ini yang susah.. hehehe
- Faktor eksternal
Beberapa hal dari luar juga turut menjadi tantangan bagi kami, seperti sinyal yang turun naik, lokasi yg berjauhan dan tidak memungkinkan untuk bertemu.

Selain merasa punya kewajiban untuk mensupport teman2 dikomunitas, sy juga memaksa diri agar bisa disiplin dan konsisten dengan target yang sudah ditetapkan.
Merasa bahwa bakat/hobi menulis yang diberikan oleh Allah swt harus sy manfaatkan dan aplikasikan dengan sebaik2nya.

Beberapa resolusi yang kami rancang untuk tahun depan:

- Menerbitkan buku antologi member rumbel IIP Sulsel.
- Mengadakan kelas offline sekaligus kopdar.
- Mendisiplinkan agenda2 pekanan dan bulanan kami di rumbel menulis.

Semoga Allah memudahkan dan meridhoi, agar kami -para ibu yang berjuang untuk perubahan- bisa mencapainya..
Aamiin

Jumat, 09 Desember 2016

Misi Hidup dan Produktifitas

Melengkapi dan menyusun puzzle2  nhw demi nhw semakin mendekatkan diri pada misi hidup. Membuka pikiran dan mata hati, bahwa tak ada yang tak bermanfaat di dunia ini. Allah sudah membekali tiap insan dengan pribadi yg unik, spesial, dan kelebihan yg kadang tak disadari.

Tugas nhw#8

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA
>> Menulis
Kegiatan ini yang paling sy suka, dan bisa melakukannya.

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :

1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
>> Ingin menjadi penulis cerita anak islami yg bs menginspirasi anak2 Indonesia.

2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
>> Mulai menulis 1 cerita anak 1 bulan, lalu memberikan/membagikan kepada Aira dan teman2nya.

3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
>> Ingin memiliki usaha penerbitan buku2 yang bernuansa islami dan berkualitas.

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:

1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
>> Anak2 Indonesia bisa teredukasi melalui buku2 cerita yg mudah didapat, murah harganya, dan burkualitas isinya.

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( plan)
>> Bisa menerbitkan dan memasarkan Buku2 Cerita Anak yg islami dan berkualitas.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
>> Menulis 1 cerita anak 1 bulan sebagai awal.
Semoga kedepan bisa semakin produktif.

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,

Jumat, 02 Desember 2016

Nice Homework #7

Tugas kali ini menarik, sama seperti tugas2 sebelumnya. Jika sebelumnya ada tugas yg perlu perenungan, mengaduk2 rasa, bahkan beberapa kali membuat mellow, kali ini agak lebih serius, yakni mengetahui kekuatan diri salah satunya melalui www.temubakat.com milik Abah Rama Royani, pakar Talent Mapping.

Melihat hasilnya yang lebih dominan di cluster Generating Idea, hingga 43%. Secara asal sy mengartikan sebagai orang yg suka berkhayal, berimajinasi, dan menemukan ide2 yang kemudian diaplikasikan ke kehidupan nyata.

(Journalist)
Memang sih sejak dulu kebiasaan berimajinasi dan menghayal sudah sering menghiasi hari2. Dan sedikit tersalurkan dari hobi menulis cerpen dan puisi. Tapi itu duluuu, sekarang banyak menulis soal2 latihan untuk anak, mencatat pembukuan keuangan keluarga, dan dikit2 masih nulis di diari. Hehehe..

(Educator)
Nah karena kebetulan ijazah yang dimiliki adalah ijazah keguruan mau tak mau akhirnya terjun juga di dunia pendidikan. Mengajar anak2 dengan penuh cinta dan cita. Di bagian ini ternyata saya menemukan kepingan lain dr puzzle kehidupan sy. Dunia belajar dan mengajar ternyata menjadi dunia yg mengasyikkan dan menyita banyak waktu saya. Sampai akhirnya bel berbunyi dari rumah, memanggil untuk pulang, dan mendidik anak2 sendiri dengan kedua tangan ini.
Mimpi ini akhirnya sedikit tertunda.

(Designer)
Kalau kekuatan yang ini sepertinya berasal dari kesukaan saya membuat rancangan baju2 pesta atau gamis untuk dipakai sendiri, ataupun dipakai sodara, tapi yah tetap intip2 di mas Google biar dapat inspirasi.. Hihihi..

(Restorer)
Ini juga kebiasaan lama. Sejak zaman SMA, suka mengotak atik televisi (baca buku panduan), mencari saluran tivi yg bisa ditangkap antena, memperbaiki kipas angin rusak, ataupun mempreteli perangkat game tetris yg saat itu lagi booming..

Sedangkan potensi lainnya (Communicator, Creator, dan Visioner) baru muncul saat ini. Sepertinya butuh waktu dan pengalaman untuk mengasahnya..




Kuadran Aktifitas

A. Suka &Bisa
1. Mendidik/mengajar Anak
2. Menulis
3. Memasak
4. Mendasain (baru belajar)
5. Membuat jurnal belajar anak

B. Suka & Tidak Bisa
1. Memelihara Tanaman dan binatang
2. Mendesain dan menjahit baju
3. Aktif di Komunitas

C. Tidak Suka & Bisa
1. Cuci Piring
2. Menyetrika
3. Membuat Laporan Keuangan

D. Tidak Suka & Tidak Bisa
1. Tampil di muka umum
2. Memasarkan produk

Jumat, 25 November 2016

Nhw#6 Menjadi Manajer Keluarga

*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*

Tugas matrikulasi kali ini secara tekhnis mudah, tapi secara praktik alamakkk..
Itu yang sulit namun bukan tak mungkin kan..

Tugas yg menyeleksi aktifitas agar semakin terarah dan lebih mudah menemukan/mendekati peran hidup di dunia ini.

Tugas ini juga bisa jadi merombak kegiatan rutinitas yg selama ini sudah nyaman dan mengasikkan, karena rupanya pekerjaan rutinitas yg tidak selesai itu menjadikan kita merasa sibuk tp kurang produktif.

Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
>>
Aktifitas paling penting:
1. Mendampingi Abi Usman, Asrofi dan Aira secara fisik dan psikis
2. Memanajemen rumah agar nyaman, aman, dan menyenangkan
3. Memperbanyak jam terbang.

Aktifitas paling tidak penting:
1. Aktif di WAG
2. Selancar di sosmed
3. Tidur

2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
>>
Waktunya habis buat online.. Hiks..hiks..

3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
>>
Aktifitas penting dimasukkan ke waktu produktif. Antara pukul 08:00-14:00.

4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
>>
Cut Off Time..
Selesai tidak selesai harus ditinggalkan.

5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
>>
Hmm.. Segalanya mesti terencana, artinya kegiatan antara pukul 08:00-14:00 gak bisa diganggu kecuali mendesak.
Tamu pun mesti diinfokan.. Hehehe

6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)
>>


7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
>>
Semoga bisa Istiqomah.. Aamiin

Sabtu, 19 November 2016

Tentang Cinta

Jika engkau ditanya "Siapakah yg paling engkau cintai di dunia ini setelah Allah dan RosulNya?"

Bagi kebanyakan orang bisa saja jawabannya Ibu, Ayah, Suami, Anak, dll. Tapi saya akan menjawab lain.

Orang yang saya cintai setelah Allah dan RosulNya adalah dia yang menuntunku ke jalan hidayah. Yang padanya sy belajar tentang iman, islam, dan ihsan. Belajar berhijab darinya, belajar bersikap darinya, belajar tawaddu darinya, dan belajar sabar darinya.

Dia yang meski seringkali sy berbeda pendapat dengannya justru membuka cakrawala pemikiran. Dia yang motivasi dan semangatnya selalu saya rindukan.
Dia yang kadang membuat saya cemburu dan iri atas usahanya dalam mendekatkan diri pada Allah.

Dia hanyalah manusia biasa, maka selayaknya seorang manusia, tentu tak luput dr kekurangan. Semoga Allah selalu memperbaiki kekurangannya dan menutup aib2nya.
Semoga hati kita senantiasa bertaut karenaNya. Sebab begitu indah janji Allah pada orang yang saling mencintai karenaNya.

Ibarat sebuah hati, yang memiliki banyak rongga. Rongga terbesar diisi Allah dan Rosul, para sahabat, tabiin dan tabiuut. Ada rongga yg diisi oleh orang tua, suami, anak.
Dan ada rongga spesial yg diisi olehnya..

Jika aku ditanya "Siapakah yg paling engkau cintai di dunia ini setelah Allah dan RosulNya?"


Jawabku: adik saya, Suryani ummu sabir..

April 2016

Jumat, 18 November 2016

Belajar Bagaimana Caranya Belajar NHW#5

📝 *BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*📝 (Learning How to Learn)



Untuk tugas kali ini rasanya nano-nano, antara semangat mau mengerjakan tapi bingung mesti menulis apa.. Hihihi.

Tidak seperti tugas2 sebelumnya kali ini, tugasnya simpel membuat design pembelajaran. Gak ada embel2 tambahan atau penjelasan lagi. Seisi kelas kemudian gaduh, bingung, bertanya2, namun rupanya itulah salah satu bentuk kami belajar. Persis seperti materi kali ini, belajar bagaimana caranya belajar.

"Kira2 saya akan berikan Ikan atau Kail?" tanya bu septi disela2 diskusi malam itu.

Tiba2 AHA.. Itu dia rupanya, Bu Septi tidak ingin memberikan banyak intervensi dan instruksi, tetapi membebaskan peserta kelas matrikulasi untuk bebas mengeksplore dirinya, mengenali diri dan gaya belajarnya sehingga bisa membuat desain belajar yang betul2 unik dan sesuai dng pribadi masing2.

Sy lalu meneliti diri, apa kegiatan belajar yg paling sy sukai dan bisa berlama2 melakukannya..

1. Membaca, selain karena hobi membaca memang tak bisa lepas dari setiap aspek kehidupan kita, apalagi dng seiring perkembangan tekhnologi, medsos, blog, website begitu mudah diakses yg mengharuskan kita selalu membaca.
Nah disitulah proses belajar saya, banyak2 membaca referensi terkait dengan passion dan profesi saya.

2. Mengamati, ini juga menjadi kegiatan baru dan menyenangkan bagi saya. Suka mengamati tingkah laku, cara berbicara, cara menyampaikan pendapat, cara bertanya, cara menyelesaikan masalah, cara berinteraksi, orang2 disekitar saya. Kemudian sy olah, sy pilah, sy seleksi yang mana yang positif dan bermanfaat sehingga bisa ditiru dan di modifikasi, kemudian diaplikasi ke kehidupan saya dan keluarga. Dan tak jarang menjadi bahan diskusi bagi keluarga kami.

3. Menulis, ini adalah hobi yg sering hilang namun sangat ampuh dalam segala situasi. Menulis merupakan senjata dan ide2 menjadi pelurunya. Ilmu, hasil pengamatan, ataupun lintasan ide bisa seketika menguap jika tak segera dituliskan. Jadi mau tidak mau, suka atau tidak suka, kegiatan ini harus dipaksakan agar terbiasa.
Menulis juga sering menjadi obat ditengah kegalauan, menjadi jalan menyalurkan rasa hati, menjadi pintu keluar dari sebuah labirin permasalah yg panjang. Menghasilkan 1 tulisan terkadang rasanya plong seperti sehabis bersalin. Ada hasil yang membuat bahagia dan tersenyum.

Berangkat dari 3 hal tersebut, yang merupakan cara2 belajar ala saya, kemudian menuangkannya dalam checklist harian, dengan memberikan porsi yg seimbang, itulah desain belajar saya.
Desain belajar dengan berpatokan pada proses membaca, mengamati, dan menulis.
Desain belajar visual.

Target pencapaian: Penulis
Bidang: Muslimah dan Parenting Islami
Cara:
1. Membaca 1 artikel 1 hari.
2. Mengamati orang2 sekitar, tokoh2, para 'guru', lalu mengcopy, modifikasi dan terapkan yg baik, tinggalkan yg buruk.
3. Membuat tulisan minimal 1/pekan.
Waktu: Sampai KM-3. 2018.

Senin, 14 November 2016

Mendidik dengan Fitrah

📚NICE HOME WORK #4

🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
>> Ya, jurusan ilmu yg saya pilih masih tetap dan tidak berubah. Mungkin krn merasa sudah nyaman dan menemukan passion.

b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
>> Nah, ini yg berat. Sejak Matrikulasi batch 1 sy mengalami kendala dng kekonsistenan. Terkadang 1 pekan semangat mengisi checklist, pekan berikutnya bolong2.
Namun harus sy ubah, harus keras pada diri sendiri agar lingkungan lunak pada diri ini.

b.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Misi Hidup : Menjadi ibu yg bermanfaat bagi anak, suami, keluarga, dan lingkungan dengan media tulisan.
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Penulis

c. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

d. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
KM 0 saya dimulai sejak saya menikah. Namun rupanya setelah hampir 10 tahun menikah sy masih berada di KM 0 itu belum beranjak disebabkan kurang ilmu dan kurang aplikasi. Bahkan beberapa ilmu seperti terbolak balik dalam aplikasi ke kehidupan nyata..
Yuk ah move on..
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha

e. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
>> Alhamdulillah sudah masuk, namun sepertinya ada sedikit revisi berkaitan dng skala prioritas dng kondisi saat ini.

f. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Salam Ibu Profesional

Minggu, 06 November 2016

NHW#3 Institut Ibu Profesional

NICE HOMEWORK #3

📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

👨‍👩‍👦‍👦Nikah

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

>> Berkirim surat adalah salah satu sarana komunikasi sy ke suami. Krn sy orang yg visual, dan cenderung suka dengan bahasa tulisan. Surat menjadi pelampiasan saat kesal dan kecewa melanda, biasanya bisa lebih plong setelah perasaan dituangkan diatas kertas.
Respon suami biasanya jadi lebih manis, perhatian, dan ngajak dinner..

Nah saat nulis surat tanpa ada 'insiden' sebelumnya membuat heran.. Hehehe..
Alhamdulillah responnya positif, langsung diajak jalan dan dinner..

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
>>
Aydina Ufairah Usman: Anak perempuan yg shalihah, ceria, dan suka berteman. Sejak kecil menonjol di bahasa, cepat berbicara, suka mendengarkan bahasa lain yg masih baru dan aneh baginya. Suka membaca juga.
Muh. Nazhirul Asrofi: Anak laki2 yang sayang kakaknya. Meskipun agak telat pada perkembangan motorik kasarnya, namun mampu berempati dan menunjukkan rasa sayang pada orang2 terdekatnya.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
>>
Sejak dulu sy selalu merasa bahwa potensi saya ada di dunia kepenulisan. Kecintaan yang besar pada buku-buku, dan hobby menulis diari semoga bisa menjadi sedikit modal untuk bersentuhan dng dunia itu.
Dengan kecintaan pada buku dan dunia menulis, semoga sy bisa bermanfaat dalam keluarga ini. Minimal menularkan virus baca dan haus ilmu. Agar kelak keluarga dan khususnya anak2 kami menjadi pribadi pembelajar sepanjang hidupnya.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
>>
Tinggal dilingkungan perkotaan bukanlah impian kami. Namun sepertinya takdir menentukan kami harus disini, dan berkarya disini.
Kemudahan akses dan fasilitas semoga memudahkan kami menemukan misi hidup keluarga kami.
Kami masih belum bisa memastikan dan memutuskan. Kami hanya berusaha mencari dan meraba2, sembari terus memperkaya diri dengan ilmu dan pengalaman.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada kami dan segenap umat-Nya.
Aamiin..

Salam Ibu Profesional

Jumat, 28 Oktober 2016

NHW#2 Revisi

Karena saya salah satu peserta remedial di kelas matrikulasi, jadi tugas kali ini merupakan revisi dari tugas sebelumnya.

Checklist indikator profesionalisme perempuan

A. Sebagai Individu

* Mengutamakan Ibadah dalam kondisi apapun.
- Sholat tepat waktu.
- Rutin Shalat sunnah rawatib, Dhuha, dan Tahajjud.
- Melaksanakan ibadah sunnah lain dengan semangat.

* Memberikan hak tubuh.
- Mampu merawat diri dan berpenampilan rapi dan sesuai syariat.
- Mampu memilah makanan sehat yg masuk ke tubuh.

* Memiliki me time yang bermanfaat.
- Mengalokasikan waktu minimal 2 jam untuk mengasah minat/bakat.
- Membaca buku min 1/ bulan, buat resume singkat.
- Menulis 1 artikel dalam 1 pekan.

B. Sebagai Istri

* Taat dan Qana'ah terhadap suami.
- Berpenampilan menarik dan wangi di hadapan suami.
- Menyusun laporan keuangan keluarga.
- Mengelola keuangan keluarga dengan cermat dan hemat.

* Memahami kondisi dan kebutuhan suami.
- Melaksanakan kegiatan pillow talk minimal 2 kali sepekan.
- Menyediakan waktu khusus min 2 jam/pekan untuk suami (luluran/facial/gunting kuku).
- Menyiapkan pakaian kerja setiap pagi

C. Sebagai Ibu

* Menjadi qudwah bagi anak.
- Menjaga lisan, perilaku dan pola asuh terhadap anak.
- Menerapkan pola pendidikan dengan dasar Islam, Iman dan Ihsan.
- Konsisten dengan Gedget time.

* Menjadi fasilitator belajar anak
- Menyiapkan mainan, alat, dan bahan, dalam proses kegiatan bermain dan belajar.
- Menemani anak bermain dan belajar kapanpun anak minta.
- Mengikuti seminar parenting 1 kali/triwulan.

* Menjadi ibu multitasking.
- Mengantar-jemput anak dalam proses pembelajaran.
- Memastikan rumah sehat, bersih, dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.
- Mengetahui ilmu dasar P3K.
- Menyiapkan menu pekanan yang sehat dan menarik bagi keluarga.
- Edutrip sekali sepekan
- Kreasi mainan dng anak 2 kali sebulan

Journey to Bantimurung #2

Alhamdulillah kami tiba di bantimurung, disambut suasana dingin dan basah. Hujan deras baru saja usai dan meninggalkan banyak genangan air. Bahkan beberapa pohon masih rajin meneteskan air dari pucuk2 daunnya.

Kami langsung menuju masjid untuk menunaikan shalat dhuhur krn waktu sudah masuk.
Sebelum shalat sy sempat melihat Shafiyyah sedang bergegas memakai mukena lalu mengambil tempat di samping nininya (yang kebetulan baru tiba dr bandara langsung ke bantimurung) menjadi makmum.

Selesai sholat kami lalu berjalan ke arah air terjun. Setelah cukup dekat dan dapat tempat duduk yg pas, kami lalu buka bekal dan menikmati makanan dengan lahap.

Anak2 teh kiky makan dengan tertib, sebelumnya sudah diberi rules bahwa boleh turun ke air bila sudah makan. Semua makan dengan tenang, Fatih yang masih 2 tahunan saja yg disuap, Faruq yg juga ingin disuap merajuk ke teh Kiky agar disuapi.
Teh kiky menjawab
"Faruq kan sudah besar sudah bisa makan sendiri, ayo dimakan nasinya."
Faruq masih merajuk.
"Oke, Ummi suap 3 kali aja ya, setelah itu makan sendiri yaa.." tawar teh kiky.
Akhirnya setelah 3 kali suapan Faruq pun nurut makan sendiri.

Karena porsi makan orang Makassar lumayan banyak, hampir semuanya gak bisa menghabiskan makanannya. Akhirnya di tutup rapi kembali, dan di masukkan ke tempatnya.
"Nasinya disimpan ya, sebentar habis mandi dimakan lagi ya, jangan mubadzir." pesan teh Kiky.

Selesai makan seorang pegawai dinas pariwisata yg bertugas disana berbaik hati menjadi guide bagi kami. Anak2 pun diajak naik ke atas air terjun, melihat danau dan gua batu.
Namanya anak2 diajak apapun ya mau2 saja, lumayan menyalurkan energi yang masih banyak stoknya..
Naiklah mereka semua kesana, sementara kami pindah ke kursi yang lebih dekat dengan air terjun.

Sementara anak2 pergi melihat gua batu, teh Kiky mengobrol dengan kerabatnya yg juga datang dr Bandung. Saya dan Asrofi menikmati suasana teduh yg dingin sembari melihat keceriaan para pengunjung yang bermain air dan seluncuran di arus air terjun.


Asyik menikmati suasana itu tiba2 Asrofi muntah, sepertinya masuk angin dan kecapekan mengikuti aktifitas umminya yg akhir2 ini memang agak padat.
Teh Kiky langsung mendekat
"Adek kenapa mba Arma, muntah ya.. Tadi makan gak?"
"Iya teh ini sepertinya masuk angin, tadi memang gak mau makan sih, tapi sempat sarapan kok sebelum kesini." jawab sy.
Teh Kiky lalu merogoh tasnya, dan mengeluarkan sebungkus biskuit.
"Adek mau?" tawarnya
Rofi yg udah lemes cuma berdehem, sy lalu mengambil 1 keping dan menyerahkan ke rofi.

"Rofi ini anak kedua ya mba, alhamdulillah kakaknya ngemong sama adiknya, keibuan sekali si Aira, mirip Shafiyyah sama adik2nya"
"Iya mba, alhamdulillah.. Tapi kalau lagi main dan si adek udah main rampas2an kadang si kakak juga gak bs nahan emosi lama, berantem deh.." lanjut sy.
"Iya mba, memang fasenya rasa kepemilikan yg tinggi." jawab teh Kiky.
"Iya mba Arma, sy juga mulai terasa berat itu saat Faruq lahir, rasa cemburu Shiddiq itu besar sekali dan terkadang kalau tantrum sampai membahayakan adeknya atau bahkan saya." lanjutnya lagi.
"Kalau seperti itu teh, penangannya gimana?" tanya saya memancing agar dapat ilmu lagi..
"Sy tanya, abang Shiddiq mau main sama adiknya, adiknya takut kalau abang seperti itu, ummi juga takut."
"Maaf ya abang, ummi sama adek pindah dulu, karena disini gak aman sama abang, kalau abang sudang tenang, ummi kesini lagi ya. Silahkan menenangkan diri ya abang." jelas teh Kiky

Saat obrolan masih hangat, rombongan pengamat cilik itu rupanya sudah turun dari bukit. Langsung menyerbu kami, eh teh Kiky maksudnya, hehehe.
Seperti dikomando mereka menjelaskan apa2 yg mereka lihat diatas sana.
Faruq: "Disana ada gua."
Teh Kiky: "Besar gak guanya?"
Shiddiq: " Gak terlalu sih."
Teh Kiky: "Ada apa aja didalam gua?"
Ali: "Ada stalaktik dan stalakmit"
Teh Kiky: "Stalaktik sama Stalakmit bedanya apa Aa?
Ali: "Kalau yang bawah Stalagmit, yang atas Stalaktik".
Teh Kiky: "Bentuknya gimana, ada yang udah panjang sampe ketemu gak?"
Ali: "Iya ada Mi, kata pak petugasnya, itu spot favorit pengunjung buat foto2."
Shofiyyah: "Kupu-kupu juga banyak, Mi."
Ali: "Tapi katanya gak sebanyak musim kemarau, kalau musim kemarau bisa sampai ribuan."

Ali sepertinya masih ingin menjelaskan lebih banyak tapi adik2nya sudah tak sabar menahan godaan air terjunnya.
Akhirnya mereka menuju air terjun dan byurrr..

#OWOPRumbelMenulis
#IIPSulSel
#TehKikyBarkiyah

Selasa, 25 Oktober 2016

Journey to Bantimurung #1

Akhirnya kami pindah juga ke mobil yg mengangkut teh Kiky dan keluarga. Yeaayyy..

Pak Adit dan Fatih duduk di depan.
Saya yg memangku Rofi, Umm Lily, dan Teh Kiky duduk di bangku tengah. Dan di belakang berkumpul anak2 teh Kiky dan 2 anak umm Lily.

Rupanya kelas belajar sudah mulai, materi kali ini tentang 'Butterfly'.
Teh Kiky masih sibuk membacakan materi dari buku yg memang sudah disiapkan dari rumah. Namun rupanya anak2 Teh Kiky, dan anak Umm Lily masih gaduh dan ngobrol.

"Ya sudah, kalau masih gaduh dan belum siap masuk kelas, ummi kasih waktu ya.., mau berapa menit istirahatnya?" tanya teh kiky.
"10 menit sahut suara dr belakang"
" Oke 10 menit ya, sebentar ummi akan masuk kelas lagi kalau waktu istirahatnya habis." tegas Teh Kiky.

Saat istirahat itu digunakan teh Kiky utk ngobrol dengan kami, bahkan beliau sempat menanyakan Aira, "Kenapa gak ikut, sekolah ya.., deket gak sekolahannya dr sini, kita jemput yuk, minta izin sama gurunya buat sehari, biar bisa belajar sama2.."
Wahh so sweet banget deh..

10 menitpun berlalu..
"Ya, sudah 10 menit ya, ummi masuk kelas lagi ya.."
Baca bukunya pun lanjut lagi.
Saat membahas mengenai sayap kupu2, teh kiky bertanya
"Jika sayapnya lepas apa yang akan terjadi?"
Faruq menyahut "it's die".
"Mengapa kupu2nya bisa mati?" lanjut pertanyaan lagi.
"Karena gak bisa terbang" kali ini Shiddiq yg menjawab.
"Kalau gak bisa terbang bagaimana?"
"Gak bisa mencari makanan." jawab lagi suara dari belakang.
Sy sudah lupa siapa yg menjawab.. hihihi

Sy perhatikan, tiap 1 paragraf ada kuis/pertanyaan yg dilemparkan ke Shofiyah, Shidiq, dan Faruq. Disesuaikan dng tingkat kesulitan soal tersebut.
Jadi pertanyaan digali terus apa apa saja yg berkaitan dengan materi, dan melatih anak2 agar terus berpikir dan mencari jawabannya.
Dan sementara mereka belajar, aa Ali sibuk memurojaah hafalan qurannya, meskipun sesekali diselingi dng bermain.

Jadi sambil anak2 Teh Kiki bermain, tetap diberi ilmu dan dievaluasi apakah sudah paham atau belum, dengan memberikan pertanyaan2 seputar materi yg telah dibacakan.
Jika ada yg diberi pertanyaan dan belum mampu menjawab maka akan diberikan waktu untuk mencari jawabannya di buku, kemudian kembali ditanyakan. Jika betul, materi lanjut lagi.

Seperti saat Shofiyyah ditanya "Shofi, bagaimana membedakan kupu2 jantan dan betina?
"Mmm, gak tau.."
"Oke, silahkan baca dulu paragraf terakhir" kata teh Kiky.
Bukupun beralih ke shofiyyah.
"Dengan membedakan warna bintiknya" jawab Shofiyyah.
"Bagaimana itu?
"Kalau jantan lebih gelap, betina warna bintiknya terang."
"Ini jantan atau betina, Faruq? Tanya teh Kiky sambil memperlihatkan gambar kupu2 dibuku tersebut.

Sambil mendengarkan kelas homeschool di atas mobil, diiringi hujan diluar yg semakin deras. Sy hanya bisa mencatat dalam hati saja.

Setelah buku khatam, dan semua sudah bisa menjawab dng benar pertanyaannya, kelas belajar tentang Kupu-kupu dibubarkan dengan rules boleh bermain tetap aman dan tenang.

Kelas beralih ke Aa Ali yang setoran hafalan Al-Baqaroh.
Mobil sudah tiba di Bantimurung, kami pun sudah turun dari kendaraan, namun karena Aa Ali belum selesai murojaahnya, teh Kiky menunggu sampai selesai.
Sebab apapun kondisinya, menuntaskan pelajaran adalah yg utama..

The next..
Belajar apa dan bagaimana mereka di tempat wisata..
Yukk ikuti terus yaa, di Bantimurung On The Road #2

Senin yang harusnya Santai

Pagi di senin sibuk itu handphone gak lepas2 dr pandangan.
Padahal niatnya hari itu stay cool di rumah menikmati hangatnya terapi jaket listrik, setelah 3 hari sebelumnya sok sibuk di kepanitiaan seminar teh Kibar.. Hehehe..

Setelah membantu menyiapkan kk ke sekolah dan adek sudah rapi wangi selesai mandi, sy minta izin agar bisa fokus koordinasi via wa.
Kami tim panitia sedang diskusi mengenai kegiatan edutrip teh kiki yg sedianya dilaksanakan hr ini.

Pagi ini rupanya panic attack.. Ohh No.. 😱😱
Teman panitia yg sedianya mengantar beliau sedang berhalangan, dan mobil yg disiapkan gak ada driver.
Segera putar otak, mencari solusi tercepat dan terefesien, sebab teh Kiki beserta pasukannya juga sudah menunggu.

Akhirnya memutuskan utk menyewa mobil rental + drivernya biar lebih gampang mobile.
Berangkatkah sy ke hertasning sembari mencari plang penyewaan mobil rental.. Maklum, sy gak punya kontak rental mobil sama sekali. Mau bertanya2 dulu sepertinya akan makan waktu juga..
Jadilah pepatah 'malas bertanya jalan terus'.. 😂😂😂

Alhamdulillah disekitaran btn pao2 sy dapat plang sewa rental, segera sy hubungi, dan langsung sy datangi ke alamat yg tertera.
Belum semenit ketemu dengan pak supirnya telepon berdering lagi, rupanya teman sesama panitia mengabarkan kalau dia sudah berhasil mendapatkan mobil rental+driver+bensin dengan harga miring.

Sy segera menuju ke lokasi tempat pertemuan kami. Tak lupa singgah membeli beberapa snack dan persiapan sarapan yg akhirnya menjadi makan siang kami di Bantimurung sana..

Alhamdulillah tiba di paviliun teh Kibar, disana sudah ada teman panitia dan salah satu member IIP sedang diskusi hangat seputar pembelajaran tahfidz aa Ali.

Disana tampaknya asik sekali teh Kiky dan umm Lily sedang ngobrol mengenai program tahfidz Aa Ali, yang Alhamdulillah sudah khatam 30 juz. Tinggal memurojaah kembali.
Sementara anak2 teh kiky yg lain sibuk bermain dan menikmati suasana pagi itu layaknya anak2 lainnya, lari2, teriak2, dll.

Setelah mobil dr Rumah Sekolah Cendekia datang kami pun segera bersiap dan berangkat.
Teh kiky sekeluarga naik mobil dr rumah sekolah Cendekia, sedangkan sy dan umm Lily naik mobil rentalan.

Saat singgah sejenak di loundry sekitaran jl. Kijang, umm Lily mengusulkan, gimana kalau kita gabung di mobil teh kiky saja, tempatnya masih lapang, dan yg paling penting tentu bisa sambil ngobrol dng beliau dan melihat langsung interaksinya dng anak2 selama perjalanan.
Saya setuju..

Sy lalu negosiasi dng pak supir rental, dan Alhamdulillah beliau mau dibayar dengan sistem perjam.
Okelah..
Mari kita pindah mobil dan belajar..

Kisah perjalanan kami akan menyusul yaa..
Soalnya ada beberapa seri.. Hihihi..
Kayak drakor ajahh😍😍😍

Minggu, 23 Oktober 2016

NHW#1 Adab Menuntut Ilmu

Waahhh.. Masuk kelas matrikulasi lagi..
Dan berkejaran dengan pelaksanaan seminar parenting teh Kiki Barkiyah di Makassar.
Ditengah hiruk pikuk kesibukan dan kelelahan. Sy berazzam akan mengerjakan tugas tepat waktu..
Dan Alhamdulillah selesai juga..

📚NICE HOMEWORK #1📚

ADAB MENUNTUT ILMU

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #2, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.

Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.

Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
>> Jurusan ilmu yg akan dan selalu membuat saya bahagia adalah MENULIS, dan berupaya sebaik mungkin untuk belajar dalam dunia kepenulisan

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
>> Karena dengan menulis kita bisa mengikat ilmu, dan membagi kepada yang membutuhkan, agar lebih banyak manfaat bagi sesama.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
>> 1. Mengikuti kelas menulis online.
2. Konsisten menulis 3 kali sehari meski hanya sebuah status, dan menulis 1 artikel 1 kali perpekan.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
>>
Adab diri sendiri
* Bergegas dan menutamakan waktu2 menuntut ilmu.
* Menuntaskan sebuah ilmu dng cara mengulang2 dan rutin berlatih.

Adab terhadap guru/sumber guru
* Meminta izin kepada guru/Narasumber sebelum meshare ilmu.

*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sabtu, 15 Oktober 2016

Toilet Training Adek Rofi

Pekan lalu salah satu tahap perkembangan dan kemandirian Rofi tercapai, mengenai Toilet Training.
Alhamdulillah berhasil di hari ke5.

Diusianya yang ke-3 tahun baru bisa sukses melepaskan pospak. Mungkin bagi anak2 lain agak telat, tapi bagi kami khususnya Asrofi yg mengalami speech delay, ini adalah salah satu pencapaian besar.

Rata-rata anak lainnya bisa lulus TT usia 2 tahunan, bahkan sepupu Rofi dan sepupu sy yg masih baby, bisa lulus TT diusia kurang dr 2 tahun.

Namun, saya gak begitu terbebani mengenai 'keterlambatannya' ini. Sy hanya merasa bahwa Rofi belum siap secara fisik dan psikis. Jika dia merasa sudah siap tentu akan menunjukkan ciri2nya dan akan mengalaminya dengan proses yg menyenangkan dan bebas drama.

Sebenarnya sejak usia 2 tahunan kami sudah beberapa kali mencoba namun belum berhasil.
Karena Rofi yg belum siap (belum mampu mengenali dan mengontrol keinginan BAK dan BAB, belum bisa menyampaikan secara lisan) dan saya yg masih malas dan terlanjur nyaman (tapi gak bersahabat di dompet) dengan popok sekali pakai itu.

Akhirnya belajar kembali, baca2 artikel terkait toilet training, sharing dengan ibu2 yg juga punya masalah yg sama bahwa jika si Anak sudah siap maka proses itu akan berjalan dengan lancar.

Ya.. Kesiapan, ini sangat penting. Bukan hanya si anak yg harus siap. Tapi seluruh isi rumah dan kondisi rumah juga harus siap.

Rupanya selama ini kami -khususnya saya dan Rofi- belum siap mengalami proses TT itu yg biasanya melelahkan (bolak-balik wc, ngepel lantai, ganti sprei, dll).

Rofi kami anggap siap saat sudah bisa mengucapkan keinginannya untuk BAK dan BAB, itu salah satu ciri2nya. Sedangkan saya sebagai ibunya juga harus siap, siap mengantar dan menemani saat bak dan bab, siap melap pipis yg terlanjur keluar karena telat ke wc, siap menganti pakaian saat terkena najis secara tidak sengaja, siap ngepel lantai setiap saat, siap nyuci baju yg cepat sekali menumpuk bak gunung dan sederet kesiapan lainnya yg mengikuti proses TT ini.

Begitupula si kk Aira dan Abi, mereka juga sy siapkan untuk ikut aktif dalam proses TT si adek. Mereka harus menyiapkan diri untuk bekerjasama saling bahu membahu meluluskan program ini.
Harus siap membantu adek membersihkan diri, membantu mengambilkan celana dan menggantinya, membantu mengepel lantai, bahkan hal2 ringan seperti mengingatkan si adek saat muncul tanda2nya kebelet pipis atau mau BAB.

Alhamdulillah.. Proses yg saya pikir akan berlangsung lama dan melelahkan rupanya berjalan lancar dan singkat..

Hanya sekitar 3 hari saja kegiatan ngepel, ganti celana, angkat2 rofi ke wc, berlangsung. Dan selama 3 hari itu sy selalu sounding "Dek, kalau mau pipis bilang ya, kita pipisnya di wc..". 2 hari berikutnya si Adek sudah bisa menyampaikan keinginannya
"Mi, pipi.." sambil memelorotkan celananya.
"Mi, Ee.." katanya jika ingin pup.
Dan hari ke 6 sukses..
Saat ingin pipis langsung buka celana, ke wc, bersihkan diri dengan menyiram perutnya ke bawah, dan keluar dari wc dan berucap "Mi, udah.."

"Wahh.. Alhamdulillah, adek Rofi pintar, sudah besar, sudah bisa pipis sendiri, sini ummi peluk.."

Selasa, 30 Agustus 2016

Siapa yang Boleh Membalas?

Pagi ini, saat sy menikmati sarapan, kk Aira bertanya sambil ngadem depan kulkas
"Mi, kalau jadi kakak harus selalu mengalah kah, gak boleh membalas?"
Saya langsung tertegun sejenak..
Lalu saya jawab
"Semua gak ada yg boleh membalas, kakak, adik, ummi, abi, sepupu."
"Begitu juga dengan mengalah, bukan berarti kalah.. tetapi menghindari bertengkar lebih baik." Lanjut sy kemudian.
Dia kemudian terdiam sambil senyum2 melirik kearah sy.

Sepertinya ini warning buat kami sebagai orangtua.. Beberapa waktu belakangan ini, memang saat kk Ai dan adek Rofi bermain, kadang si Adek refleks memukul, mungkin hanya sebatas utk seru2an, atau sekedar main2 saja, dan kk Ai yg biasanya merasa kesakitan kadang gemes mau membalas..
Dan saat situasi seperti itu, kami spontan mengingatkan si kk,
"Kk, jangan dibalas kk..."
Atau
"Kk, mengalah ya kak, adek masih kecil, belum tau kalau memukul itu sakit."

Dan sangat jarang kami menasihati si Adek
"Adek, kalau adek pukul kakak, kakak kesakitan"
Atau
"Adek, kakak di sayang ya Nak"

Saya lama merenung dan akhirnya menyadari, rupanya perlakuan kami terhadap mereka akhir2 ini tidak adil. Kami justru mengingatkan 'sang Korban' yang lebih besar, bukannya malah menegur 'si Pelaku' yang masih kecil.
Kami lupa, bahwa menjadi seorang kakak bukan berarti harus selalu mengalah pada sang adik hanya karena adiknya lebih kecil.
Kami lalai bahwa ternyata sang adiklah yang harus diberi pengertian dengan bahasa yg dimengertinya bahwa mereka seharusnya saling menyayangi, bukannya menyakiti.

Ahh.. maafkan kami nak..

Rupanya masih sering terjebak pada pola pengasuhan masa lalu yg pernah kami alami.

Rupanya sebanyak apapun ilmu parenting yang kami serap, pengalaman masa lalu masih sering menelusup diam2 keluar dari persembunyiannya.

Tapi menjadi orangtua adalah proses belajar, belajar dari masa lalu, belajar dari pengalaman, belajar dari lingkungan, belajar dan terus belajar.

Temani kami nak, dalam perjalanan belajar ini

Minggu, 28 Agustus 2016

Mensyukuri Nikmat Sehat


Pergilah ke Rumah Sakit untuk mensyukuri nikmat sehat.

Sungguh pernyataan tersebut sangat benar adanya..

Terkadang kita lupa bahwa kesehatan adalah harta yg tak ternilai. Lalu tanpa sadar (atau pura2 gak sadar) merecoki tubuh dengan berbagai makanan enak tapi tak sehat, makanan instan yang kaya pengawet, pewarna, pemanis, dan penguat rasa. Menerapkan pola hidup tidak sehat, tidur larut malam, malas olahraga, memelihara pikiran negatif. Belum lagi lingkungan yang minim udara bersih, air bersih, dan berbagai kebersihan lainnya semakin memperparah tingkat kerusakan sel2 tubuh yang sedianya harus dijaga dan dirawat dengan baik.

Kesadaran biasanya datang saat penyakit mulai bertamu tanpa permisi. Tiba2 kita sadar, bahwa perlakuan yg tidak sehat terhadap tubuh kita akhirnya memicu sel2 tubuh untuk berkembang secara brutal dan akhirnya jadilah kanker, asam urat, kolesterol, diabetes, tumor, dsb.

Seperti sore ini, saat melakukan pemeriksaan di sebuah RS bagian Bedah Onkologi, tiba2 kesyukuran merasuk dalam diri ini.. Sebelumnya berpikir, aduh, sakit sy apa nih, sepertinya berat.

Ternyata diluar sana masih banyak yang memiliki penyakit yg jauh lebih parah dari saya, selayaknya sy bersyukur.. Masih bisa beraktifitas normal, menikmati hidup, menuangkan kreatifitas dan ide2, menikmati keindahan dan kerepotan menjadi ibu.

Kesadaran kemudian muncul belakangan, bahwa ternyata selama ini pola makan dan pola hidup jauh dr ideal. Terlalu lena dan lalai dengan iklan2 dan kemudahan2 yg mengikutinya (instan).

Jadi mumpung masih ada kesempatan, berusaha dengan segala daya dan upaya, memperbaiki pola hidup, pola makan, dan pola pikir.

Dan semampunya back to nature..


(Awal Maret 2016)

Cinta Pertama

Jika ada yg bertanya padaku tentang cinta pertama, maka akan sy jawab "Buku".

Jatuh cinta pada buku2 fiksi diusia SD meskipun secara latar belakang keluarga sy jauh dari suasana suka buku dan suka baca.
Bahkan terkadang ditegur, saat makan sambil baca, saat jaga padi sambil baca (sampai2 lengah dan terkadang melewatkan 1-2 ekor ayam menikmati padi dengan santainya..:)), begadang sampe tengah malam karena baca buku yg belum tuntas.

Cinta pertama itu pulalah yg membuat saya melakukan kekhilafan besar semasa SD, mencuri sebuah buku fiksi, yg belum habis saya baca saat materi pengayaan disekolah..

Ssttt jangan ditiru!

Ahh.. Cukuplah berkisah tentang cinta pertama. Sebab kini, cinta itu ternyata semakin bersemi, ditumbuhi bunga2 cantik nan wangi.
Dan merebak menyebar mengantarkan wangi..

Setelah bertahun lampau, melakoni peran di muka bumi, menjadi istri, menjadi ibu, tergabung dalam komunitas IIP yang banyak sekali membentuk dan mengarahkan pola pikir, dan akhirnya tenggelam dalam asyiknya suasana kelas menulis yang belum cukup sebulan usianya, bisa mengobati kerinduan pada buku..

Semoga salah satu mimpi besar, bisa terealisasi di kelas ini.

Menerbitkan buku..
Bukan semata karena cinta..
Bukan semata karena mimpi..
Bukan semata sebagai bukti diri..
Atau sebagai jejak langkah..

Tetapi, agar bisa manfaat bagi sesama..

Minggu, 24 Juli 2016

Hari Pertama Masuk Sekolah


Senin pekan lalu adalah hari pertama kk Aira merasakan nuansa sekolah formal, dengan seragam, sekolah, ustadzah dan teman2 baru.
Sebelumnya pernah merasakan tk di sebuah rumah sekolah selama setahun dan kemudian meminta untuk belajar dirumah.

Kami sebagai orangtua menyadari betul bahwa Hari Pertama Masuk Sekolah adalah momen spesial bagi anak2. Hari dimana dia memasuki lingkungan baru, rutinitas baru, orang2 baru, yg akan membersamai hidupnya sekitar 6 tahun -jika dia tdk memilih utk homeschooling kembali-.
Maka sudah sepantasnya kami mendampingi, mensupport, memotivasi, dan memberikan kesan yg indah dan mendalam, tentang suasana sekolah di hari pertama

Kami memutuskan untuk kembali ke rumah lebih cepat, setelah lebaran di kampung halaman. Meskipun hati masih belum puas bersilaturrahim dan bercengkerama dengan keluarga besar. Kembali ke rumah lebih cepat agar bisa menyiapkan keperluan kk Ai masuk sekolah dan agar hari pertama nanti berkesan baginya.

Namun pagi yg cerah ceria itu pecah oleh tangis Adrof.. Karena persoalan sepele tantrumnya kumat, dan kami sekeluarga yg harusnya bergegas pagi itu menjadi terlambat.
Sepertinya si adek sedikit cemburu, melihat kami bersibuk ria membantu kk Aira menyiapkan keperluan sekolahnya.

Sesampai di sekolah, sy mengantarkan kk Ai masuk kelas. Terdengar instruksi2 khas sekolahan dalam bentuk nyanyian.. "Bersiap, tangannya di lipat, beri salam.."
Setelah mengantar kk masuk kelas, kami menuju ke ruang pertemuan ortu.

Alhamdulillah hr itu berjalan lancar, setelah pulang sekolahpun kami evaluasi kesan2nya di hari pertama sekolah. Aira suka dan senang sekali.

Selamat bersekolah nak.. Ingat sekolah hanyalah sarana yg membantu untuk belajar. Yang paling penting dan utama adalah BELAJAR. Jadikanlah belajar menjadi ciri hidupmu. Dimanapun dan kapanpun.

#belajarsepanjanghayat

Senin, 11 Juli 2016

Hari Pertama Kk Aira Sekolah

Senin kemarin hari pertama kk Aira merasakan nuansa sekolah formal, dengan seragam, sekolah, ustadzah dan teman2 baru.
Sebelumnya pernah merasakan tk di sebuah rumah sekolah selama setahun dan kemudian meminta untuk belajar dirumah.

Kami sebagai orangtua menyadari betul bahwa Hari Pertama Masuk Sekolah adalah momen spesial bagi anak2. Hari dimana dia memasuki lingkungan baru, rutinitas baru, orang2 baru, yg akan membersamai hidupnya sekitar 6 tahun -jika dia tdk memilih utk homeschooling kembali-.

Kami memutuskan untuk kembali ke rumah lebih cepat, setelah lebaran di kampung halaman. Meskipun hati masih belum puas bersilaturrahim dan bercengkerama dengan keluarga besar. Kembali ke rumah lebih cepat agar bisa menyiapkan keperluan kk Ai masuk sekolah dan agar hari pertama nanti berkesan baginya.
Namun pagi yg cerah ceria itu pecah oleh tangis Adrof.. Karena persoalan sepele tantrumnya kumat, dan kami sekeluarga yg harusnya bergegas pagi itu menjadi terlambat.

Sesampai di sekolah, sy mengantarkan kk Ai masuk kelas. Terdengar instruksi2 khas sekolahan dalam bentuk nyanyian.. "Bersiap, tangannya di lipat, beri salam.."
Setelah mengantar kk masuk kelas, kami menuju ke ruang pertemuan ortu.

Alhamdulillah hr itu berjalan lancar, setelah pulang sekolahpun kami evaluasi kesan2nya di hari pertama sekolah. Aira suka dan senang sekali.

Selamat bersekolah nak.. Ingat sekolah hanyalah sarana yg membantu untuk belajar. Yang paling penting dan utama adalah BELAJAR. Jadikanlah belajar menjadi ciri hidupmu. Dimanapun dan kapanpun.

#belajarsepanjanghayat

Senin, 20 Juni 2016

NHW#5 Gaya Belajar

Tugas ke 5 matrikulasi ini mengajarkan saya agar semakin mengenal pribadi sendiri, mengenal cara belajar terbaik, mengetahui proses yg sy alami dan hasil dari proses tersebut.

1. Masa Lalu
Sejak kecil sy sudah sukaaa sekali membaca, buku apa saja saya baca, bahkan sewaktu masih kelas 4 SD sy membaca buku diktat kuliah ibu saya yang tebalnya alamak.. Lebih tebal dari skripsi yg saya susun saat menyelesaikan kuliah dulu.

Dan saking sukanyaa sy membaca, beberapa dosa masa lalu masih sering terbayang2 hingga kini. Penyebabnya adalah, perpustakaan sekolah kami mensyaratkan buku hanya boleh dibaca di ruang perpustakaan atau ruang kelas saat materi pengayaan. Sedangkan buku2 cerita yang menarik hati itu gak tuntas terbaca dalam waktu 2 jam pelajaran. Akhirnyaa setelah menimbang dan memperhatikan akhirnya memutuskan untuk 'meminjam beberapa hari' untuk dibawa pulang kerumah, diselipkan diantara buku tulis lainnya..
Ah.. Masa lalu yg mengenaskan sekaligus membahagiakan..hiihihi.. -bukan untuk ditiru yaa-

Back to nice homework..
Selain membaca, kegiatan lainnya sepertinya tdk banyak menarik perhatian saya. Seperti menghafal, menerjemahkan, hanya sekedar menyelesaikan kewajiban dr bapak/ibu guru. Apalagi dengan Pidato ataupun bercerita, sesuatu yg sangat memompa aliran darah dan degup jantung saya, sebab aslinya sy adalah orang yg demam panggung tidak PD tampil didepan banyak orang. Itulah sebabnya sy lebih suka bekerja dari balik layar atau lebih tepatnya duduk manis depan layar laptop.. Hahaha..

Dalam menyelesaikan tugas sy lebih suka sendiri, mengerjakan dalam kondisi tenang. Dan kegiatan tersebut berlanjut dalam kehidupan saya dimasa dewasa. Jika menghadapi kendala biasanya sy berhenti sejenak, bertanya pd diri sendiri, atau ajak teman diakusi singkat, biasanya akan muncul ide atau solusi.

2. Masa Sekarang
Seiring dng perjalanan waktu, rupanya proses belajar saya masih diseputar membaca dan bertambah dengan mengamati. Terlebih dalam hal belajar untuk menguasai sesuatu hal maka hal pertama yg sy lakukan adalah membaca banyak literatur yg berkaitan dan mengamati prosesnya.

Setelah menemukan passion yakni menulis, kegiatan membaca sangat banyak bermanfaat, menambah wawasan, memperkaya materi tulisan, belajar dan mengamati penulis2 yg sudah ahli dan punya jam terbang tinggi. Semuanya sy pelajari dr kegiatan membaca, dan era multimedia yg sangat pesat mendukung dalam proses pencarian ilmu tersebut.

3. Pertimbangkan Proses
Dalam proses belajar saat ini tujuan utama adalah menjadi Ibu dan Istri yang menyenangkan dan membahagiakan keluarga. Dan selanjutnya kegiatan menulis menjadi no 2. Beberapa rencana dan target yg telah disusun, program2 yg akan diikuti, semuanya adalah proses belajar.

Sy tidak hanya berfokus pada beberapa sumber saja, tapi berupaya untuk memperkaya sumber dan materi, untuk kemudian diruncingkan dan menjadi sebuah kegiatan yg bermanfaat dan produktif.

4. Review
Setelah semua berjalan, beberapa waktu perlu rehat sejenak, melihat kembali apa2 yg telah dilakukan, sudah sesuaii denan visi misi kah? sudah sesuaii tujuan penciptaan kah? dapat berjalan seimbang dengan peran yg saat ini diemban?

Dengan mereview saya bisa mengukur apa yg sy lakukan sukses atau belum sukses, bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, dan tentu saja menjadikan lebih fresh dan menambah ide2 baru setelah beristirahat sejenak.

Untuk hasil serahhkan sepenuhnya kepadaNya.. Kita hanya bisa berupaya dan berusaha seoptimal mungkin..

NHW#5

NICE HOMEWORK #5
MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #1
BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR (Learn How to Learn)
Setelah kemarin kita mempelajari tentang “Learn How to Learn” maka kali ini kita akan mempraktekkan bagaimana diri kita sebagai Ibu pembelajar sejati, memahami tentang karakteristik belajar kita, sehingga kelak anda bisa memiliki panduan untuk melihat bagaimana anak anda belajar.

Beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam proses belajar adalah
a. Diri Sendiri
b. Kemampuan dan gaya belajar anda
c. Proses yang berhasil anda gunakan dan dibutuhkan
d. Minat dan pengetahuan atas mata pelajaran yang diinginkan

PANDUAN BELAJAR UNTUK BELAJAR
Silakan amati proses belajar bunda saat ini ketika menjadi ibu, baik dalam mengikuti forum belajar di grup Ibu Profesional maupun di forum-forum belajar yang lain. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai panduan:

TAHAP 1:

Mulai dengan masa lalu
Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda
🔹senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
🔹mengetahui cara meringkas?
🔹tanya diri kita sendiri tentang apa yang kita pelajari?
🔹Apakah punya akses ke informasi dari banyak sumber?
🔹menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
🔹memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?
🔹Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?
🔹Bagaimana saya berkomunikasi untuk mendapatkan feedback system terhadap apa yang saya pelajari? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?

TAHAP 2
Teruskanke masa sekarang, ambil mata pelajaran dalam universitas kehidupan ini.
🔹Berminatkah anda?
🔹Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
🔹Apa yang bersaing dengan perhatian saya?
🔹Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
🔹Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
🔹Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?
🔹Apa yang mempengaruhi minat anda terhadap pelajaran ini?
🔹Apakah saya punya rencana?
🔹Apakah rencana itu mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?

TAHAP 3
Pertimbangkan Proses
🔹Apa judulnya?
🔹Apa kunci kata yang menyolok?
🔹Apakah saya mengerti?
🔹Apakah yang telah saya ketahui?
🔹Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?
🔹Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
🔹Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
🔹Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?
🔹Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
🔹Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
🔹Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?
🔹Apakah saya berhenti dan meringkas?
🔹Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
🔹Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?
🔹Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
🔹Apakah saya perlu mendiskusi dengan "para pembelajar" lain untuk proses informasi lebih lanjut?
🔹Apakah saya perlu mencari "para ahli", guru atau pustakawan?

TAHAP 4
BUAT REVIEW
🔹Apakah kerjaan saya benar?
🔹Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
🔹Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?
🔹Apakah saya memilih kondisi yang benar?
🔹Apakah saya meneruskannya; apakah saya disiplin pada diri sendiri?
🔹Apakah saya merasa sukses?
🔹Apakah saya merayakan kesuksesan ini?

Selamat memahami diri dalam proses belajar.

Salam Ibu Profesional,

Jumat, 17 Juni 2016

Nice Home Work #4

Setelah menyesuaikan diri dengan ritme Ramadhan, dan meluangkan banyak waktu untuk berbakti kepada ortu yg datang berkunjung, akhirnya tugas matrikulasi ke 4 selesai juga..
Terlambat beberapa hari, tapi biarlah.. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan..
Fiyuhhh...

Selanjutnya adalah diterapkan dalam keseharian..


Nice Home Work #4

Menulis kembali tentang nice home work. Kali ini sudah pekan kelima dan inilah tantangannya:

Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

a. Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

>>>
Aktifitas paling penting saya:
- Ibadah
- Melayani suami dan mendidik anak
- Mengasah passion menulis

Aktifitas kurang penting
- online dan chating
- ke pasar dan Masak
- Tidur

b. Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

>>>
Mendampingi anak2 dan berselancar didunia maya masih mendominasi kegiatan harian kami. Ditambah dengan beberapa kali ketiduran saat jam aktif..


c. Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup.

>>>
Memasukkan 3 aktifitas penting secara proporsional kedalam jadwal harian.

d. Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)

>>>
Disiplin untuk cut off time.

e. Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.

>>>
Masih sering agenda tdk terencana mengisi jadwal harian kami, mis saat ada tamu, saat ada kesibukan mendadak.

f. Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai. sehingga muncul program 7 to 7)

>>>
Jadwal harian alhamdulillah sudah ada, sekarang sementara proses menjalankan dan mengamati.

g. Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?

>>>
Pekan pertama terlaksana dengan baik. Pekan kedua, beberapa ada yg perlu revisi. Seperti tugas2 sebelumnya sebaik apapun yg kita tulis dan rencanakan kuncibutamanya adalqh konsistens alias Istiqomah..
Semoga Allah memudahkan sy dan menjagan kekonsistenan ini Aamiin...

Sabtu, 11 Juni 2016

Keluarga Sang Pemimpi

Nabi Muhammad saw mengubah peradaban di muka bumi ini saat menerima wahyu dr Allah Swt.
Erdogan mengubah peradaban di negerinya saat menjadi presiden.
Maka sy belajar membuat perubahan dan membangun peradaban saat melangkah ke pelaminan.

Diri ini telah merindukan pelaminan saat mulai mengenal dunia dakwah, maka pernikahan dan calon suami yg diidamkanpun penuh dengan kriteria2 islami.

Namun sungguh dan selalu saja impian tak seindah kenyataan.

Kriteria suami idaman yang begitu banyak itu harus luruh saat Allah menetapkan bahwa 'dia'lah jodoh. Jodoh yg tak bisa dipilih sesuka hati, diseleksi layaknya bagian personalia menyeleksi karyawan, ataupun ditolak bagai bala. Sebab sabda sang kekasih dalam hadistnya, dari Abu Hurairah Ra. Nabi berkata "Apabila telah datang kepada kalian siapa yang kalian ridhai akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yg luas. (HR. Al-Hakim).

Maka berpegang pada hadist tersebut, perjalanan hidup barupun bermula.

Niat yang sejak awal sudah dibentuk bahwa pernikahan ini bukan hanya dilandaskan cinta semata, melainkan karena Allah, dan harus memiliki nilai yang lebih, memiliki tujuan yg mulia, menikah demi menyempurnakan ibadah..

Keluarga kami tidak serta merta menemukan jalannya.. Banyak lorong2 kehidupan yg kami masuki yg ternyata tidak sesuai dengan jiwa kami. Belajar dari sekitar, mendengar lebih banyak, melihat lebih banyak, melangkah lebih jauh, dan sebisanya lebih sedikit bicara, arah hidup kami mulai terlihat cerah..

Layaknya sebuah organisasi, kami menyusun visi misi keluarga lengkap dengan langkah2 konkrit demi tercapainya mimpi kami..
Mimpi yg selalu kami dengungkan dalam doa2, mimpi yang selalu kami nyanyikan sebagai pengantar tidur anak, mimpi yg selalu kami dongengkan saat bermain bersama anak.
Mimpi menjadi keluarga yg dirindukan Surga..

Diskusi, ngobrol, berkisah kami perbanyak durasinya, demi menyatukan visi dan misi keluarga. Sesekali anak kami yg besar kami libatkan, agar mereka mengerti -minimal tahu-, keluarga kami akan bermuara ke mana..

Kami menamai keluarga kami Keluarga Sang Pemimpi, yang berani bermimpi dan berani mewujudkan mimpinya.

Ini bocorannya..

Visi: Masuk Syurga atas Rahmat Allah SWT.
Misi:
- Bertaqwa
- Hidup Mulia Atau Mati Syahid
Strategi:
* Mentauhidkan Allah swt.
* Melaksanakan ibadah dengan iman, ikhlas dan ihsan.
* Mengikuti tarbiyah, tazkiyah (pembersihan diri), dan taklim/seminar keislaman.
* Menjaga adab2 Islam dalam semua lini kehidupan.
* Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
* Menyediakan sarana dan prasarana pendukung.

Setelah visi, misi dan strategi kami susun, kami melangkah lagi ke tahap berikutnya, yakni menjabarkan strategi tersebut dalam agenda2 dan target2 pencapaian.
Mulai dari target jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Begitulah kami belajar bermimpi dan belajar mewujudkan mimpi.

Selanjutnya Allahlah Sang Penentu..



Terimakasih untuk founder dan para coach di KMO Indonesia
Dan khusus buat pemateri kami terimakasih ilmunya ya mbak Erna..

Jumat, 03 Juni 2016

Tugas KMO ke-3

Bismillah...

Ditengah kesibukan menjelang ramadhan, persiapan abi bertugas ke luar kota, dan packing2 untuk pulang ke kampung halaman, tugas KMO pun turut memanggil2 dari celah2 chat WA..😁😁😁

Kali ini tugasnya membuat mind map dan outline dr beberapa ide yng telah di telorkan beberap hari lalu..😊😊


Berhubung sy dah jadi Ibu, dan berpenampilan layaknya Ibu2😅😅😅, jadi pilihan ide jatuh ke IBU..


Berikut outlinenya..

IBU

■ Arti seorang Ibu
>> Bagi saya
>> Tokoh terkenal/penulis
>> Nabi Muhammad saw.

■ Keutamaan Menjadi Ibu
>> Surga di Bawah Kaki Ibu
>> Doa Ibu segera dikabulkan

■ Tugas Seorang Ibu
>> Menurut Al Quran dan Hadist
>> Keluarga
>> Lingkungan Masyarakat
>> Negara

■ Ibu Masa Kini
>> Full Time Mom
>> Working Mom

■ Kendala- kendala yg dihadapi
>> Lingkungan
>> Keluarga
>> Teknologi

Harta Karun Keluarga

Keluarga kami keluarga yang biasa2 saja, sama seperti keluarga lain pada umumnya. Keluarga dengan banyak tawa, canda, cerita, haru, tangis, duka. Keluarga yang bersama2 saling berpegangan tangan meraih Syurga.
Namun meskipun demikian, sy punya impian ingin menulis buku tentang perjalanan keluarga kami yang hampir menginjak usia 10 tahun.

Bukan karena keluarga kami keluarga penghafal Qur'an seperti keluarga Musa (meski sy sangat berharap demikian), bukan pula keluarga kami punya banyak kisah berhikmah seperti keluarga teh Kiki Barkiah dengan 5 guru kecilnya, ataupun seperti keluarga sang guru kehidupan, Bu Septi Peni, dengan -membangun peradaban dari rumah- nya...

Bukan.. kami bukan keluarga itu, namun kami berharap bisa mengambil banyak pelajaran dr keluarga2 hebat itu.

Satu alasan keinginan itu adalah agar ada jejak, jika suatu saat nanti kami telah berpindah ke alam kubur, anak cucu keturunan kami bisa belajar tentang sejarahnya..
Dan semoga bisa mengambil manfaat darinya..

Aamiin...

Berikut rencana outline dan mind map nya:


● Keluarga Sang Pemimpi
● Belajar Sepanjang Hayat
● Hidup Bagai Roda
● Ujian Hidup
● Celengan Syurga
● Aira si Aktif
● Asrofi si Spesial
● Sedekah Sarapan
● Bagaikan Panci dan Tutupnya

Jumat, 27 Mei 2016

Jika Aku Jadi Penulis

Berbicara tentang dunia kepenulisan, rasanya saya masih begitu awam dan buta dalam melangkah. Namun, jika ada semangat belajar dan 'dian yg tak kunjung padam' (ini mengutip salah satu judul novel..hihihi), maka Allah swt, akan menuntun langkah kita untuk menemukan jalannya.

Nah, dunia menulis apalagi nonfiksi yang paling utama adalah tentang IDE. Ide yang unik, orisinil, menarik adalah kunci keberhasilan sebuah tulisan.

Kalau sy diberi kesempatan untuk menulis sebuah karya, berikut 10 ide yang akan saya pilih:

1. Parenting
Sebagai sorang ibu ilmu parenting adalah ilmu wajib yg harus diketahui, dikuasai, dan dipraktikkan.

2. Homeschooling
Menjadi seorang homeschooler banyak lika-likunya, semoga bisa jadi inspirasi bagi pelaku HS lainnya.

3. Dunia anak
Menyelami dunia anak seperti berenang ke masa lalu.

4. Motivasi hidup
Berbagi semangat dalam 5 perkara, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati. (Maaf, kalau kedengaran seperti lagu;))

5. Liburan/petualangan
Nah ini salah satu hobi saya, berpetualang, menikmati alam raya yang mempesona.

6. Kemuslimahan
Ihh, cocok gak ya istilahnya.. hihihi.

7. Pengalaman hidup
Pengalaman yg bisa menginspirasi orang lain.

8. Kreasi resep
Maklum, emak2 macam saya yah gak jauh2 dari dapur dan peralatannya..

9. Food Combining/ Pola Hidup Sehat.
Karena sedang senang2nya menikmati proses food combining, maka tema ini juga menjadi pilihan.

10. Cinta
Tema yang gak ada matinya...

Kurikulum Kehidupan

Akhirnya tugas NHW#3 launching juga.. Tugas yang selalu membuat hati deg-degan dan penasaran.

Tugas yg selalu dinanti datangnya tapi kadang lamaaa menyelesaikannya, karena harus merenung, menggali, komunikasi, dengan hati dan dengan anggota keluarga.

Nah.. Apalagi ini, membuat kurikulum kehidupan yg sesuai denga fitrah yang Allah titipkan berbasis hati nurani..


MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH BERBASIS HATI NURANI

I. Membuat Kurikulum Belajar yang “Gue Banget”

Bunda, masih semangat belajar?

a. Belajar konsisten untuk mengisi checklist harian, yang sudah anda buat di Nice Homework #1. Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

>> Alhamdulillah, semenjak NHW#1 diluncurkan dan checklist indikator selesai sy buat, sy berusaha konsisten mengisi dan evaluasi sampai hr ini, meski ada beberapa yang sedikit alpa. Semoga tetap istiqomah hingga NHW#10 selesai..
Bukan karena sy orang yg memang konsisten, bukannn...
Sy malah tipe panas2 kue kering.. Hahaha
Biasanya semangat diawal tapi melempem diakhir.
Tapi belajar dari situ, mengenali kondisi diri, maka salah satu hal yg harus sy latih adalah kekonsistenan.


b.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #2, kemudian tetapkan pada diri bunda, Misi Hidup apa yang kita emban di muka bumi ini, bidang apa yang ingin anda kuasai.
Contoh :
Misi Hidup : memberikan inspirasi kepada banyak orang
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator

>>
Nah.. Ini berat.. Merenung kembali..

Misi Hidup: Menjadi manusia yg bermanfaat, khususnya dlm dunia kepenulisan.
Bidang: Pendidikan ibu dan anak
Peran: Penulis

c. Setelah itu susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Contoh : Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka tahapan ilmu yang harus saya kuasai adalah sbb:
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

>> Tahapan ilmu yg harus sy kuasai
1. Bunda Sayang : Ilmu pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu manajemen diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu seputar minat, bakat, kemandirian finansial.
4. Bunda Shalihah: Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang.
5. Ilmu Kepenulisan


d. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

>> Milestone bagi saya adalah peta hidup.
Sy mengenal konsep peta hidup, dari sebuah novel best seller karya Kang Abik, Ayat-Ayat Cinta.
Sebelumnya sdh sering membuat target2, tapi masih acak-acakan. Dari sana sudah mulai terarah sedikit demi sedikit.

Target 1:
27 mei 2016-2017:
* Mampu menguasai ilmu2 seputar manajemen dapur, keuangan, pendidikan dan pengasuhan anak.
* Mampu menulis di salah satu media skala lokal (cetak/online) dengan tema parenting.

Target 2
27 Mei 2017-2019:
* Mampu menguasai ilmu2 seputar komunikasi sosial.
* Mampu menulis di salah satu media skala nasional (fiksi maupun nonfiksi).

Target 3:
27 Mei 2018 - 2022
* Mampu menerbitkan 1 buku (antologi/solo)


e. Koreksi kembali checklist anda di NHW#1, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

>> Setelah mengecek kembali checklist NHW#1 dan mencocokkan dengan milestone, Alhamdulillah hanya perlu sedikit editing dan tambahan, yakni menambah jam terbang.
Sebab menurut ahli, seseorang bisa dikatakan profesional apabila telah memiliki 10.000 jam terbang pada bidang yg digelutinya. Ssstt ini info dari bu dosen kami di kelas Matrikulasi...


f. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

>> Nah yang terakhir, sehebat apapun konsep yg dirancang, sekeren apapun target yg hendak dicapai, semenarik apapun cita-cita yg akan diraih itu jika tak pernah dimulai maka hanya akan menjadi angan-angan.

Let's do it..

Kamis, 26 Mei 2016

Sampai Hari Ini

Sampai hari ini
Aku masih mengais sisa Firman-Mu
Diantara denyut dosaku yang raya
Dan getar tafakkurku yang kabur

Sampai menit ini
Aku masih melacak cahaya-Mu
Diantara gulungan kafan
Dan kucoba menelan takabbur
Yang menganggur di tutur

Sampai detik ini
Aku meraba bait-bait hadist
Dari kekasih... Muhammad
Aku rindu bersua

Sampai..
Kelam tak terganti pelangi
Tanpa ventilasi hati
Menuju Siratal Mustaqim
Saat ini juga

Selasa, 24 Mei 2016

Bermanfaat Dengan Menulis



Saat kita menulis atau memutuskan untuk menjadi penulis biasanya ada hal yang melatarbelakangi proses tersebut..
Atau dengan kata lain motivasi..
Ada banyak sekali motivasi bagi seseorang untuk menulis sebuah tulisan, antara lain:

1. Menulis sedang membagi ilmu dgn orang lain.
2. Sedang meninggalkan jejak untuk orang yang kita cintai.
3. Menulis menjadikan hidup lebih semangat.
4. Menulis itu menghimpun pahala.
5. Membuat lebih percaya diri
6. Menulis dapat menyembuhkan dan menghambat penyakit.
7. Menuangkan ide yang unik.
8. Memperbaiki keadaan.
9. Menulis berarti sedang belajar.
10. Membuat kita lebih kreatif.
11. Sedang menuangkan impian.

Sedangkan saya niatkan menulis untuk menebar manfaat. Sebab menurut hadist nabi Muhammad saw. "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya". (HR. Muslim)

Meskipun awalnya sy menulis cerpen dan puisi namun seiring berjalannya waktu, keinginan menulis saya bukan lagi di ranah fiktif, tapi beralih ke tulisan yang lebih menantang, tulisan yg berisi ruh, yang mampu membuat orang2 yang membacanya tergerak, termotivasi, atau semakin kreatif dengan munculnya ide2 baru.

Semoga dengan mengikuti kelas menulis secara online menjadi KM-0 alias titik awal menemukan misi spesifik kehidupan. Menjadi pembelajar sejati dengan menulis..

Senin, 23 Mei 2016

Nikmat-Mu Yang Mana



NikmatMu yang mana
Yang harus kuiingkari
Sedang rahmat meruah penuhi pijakanku
Kasih sayang bertebaran di sela angin
Rezeki dan cinta hingga pelosok

NikmatMu yang mana
Yang harus kjianati
Sedang hidayah menyapaku lembut
Memberi pelangi di hatiku

Nikmatmu yang mana
Yang harus kudustakan
Saat duri meraba langkahku
Kukira tinggal seok
Tapak-tapak sisa

Minggu, 22 Mei 2016

Tentang "Membangun Peradaban Dari Rumah"

Alhamdulillah memasuki pekan ke-2 Matrikulasi IIP, materi "Membangun Peradaban Dari Rumah" kali ini sungguh kembali memacu diri ini untuk menjadi pribadi lebih baik, kembali merenung tentang fitrah dan tujuan penciptaan di bumi Allah nan Luas ini.

Begitupun yang disampaikan oleh bu Septi dalam materinya, bahwa rumah adalah miniatur peradaban, dimana istri dan suami diberi amanah sebagai pelaku peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Dan tugas utama sebagai pelaku peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai kehendakNya bukan sesuai keinginan kita. Perlu merenung dan dilanjut pembicaraan yang cukup mendalam antara kami dirumah untuk menentukan Misi Spesifik, mengapa kami diciptakan, mengapa kami dipertemukan dan mengapa Allah mengamanahkan anak2 yang spesial dan unik.

Ternyata tugas ini melibatkan banyak waktu untuk merenung, menyelami perasaan, dan memperluas cakrawala pemikiran..

📝 NICE HOMEWORK #2📝

Bunda, setelah semalam kita belajar tentang "membangun peradaban dari dalam rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.
Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami

>> Kalau pasangan lain menikah atas dasar cinta, maka saya adalah salah satu perempuan yg menikah krn alasan agama dan taat kepada orangua, bukan karena cinta.. Dan sy persilahkan cinta datang bertamu dalam rumah kami, seiring dengan banyaknya waktu dan kata yang kami resapi bersama.. cieee...
Surat itupun berlabuh padanya..

Dan responnya seperti sebelumnya2 jika sy menuliskan surat untuknya. Kami kembali seperti merasakan jatuh cinta, jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Jatuh cinta yang berulang kali membuat keluarga semakin solid, semakin memperkuat visi misi keluarga, dan tentunya semakin memperkuat pondasi Rumah Tangga.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan kekuatan potensi dari mereka, siasati kelemahan masing2.

1. Aydina Ufairah Usman (6y): Anak perempuan kami yang secara fisik mirip abi, dan secara sifat dan karakter mirip saya..😊.

Potensinya yang menonjol setelah kami observasi adalah:
* Rasa kepemimpinannya yang tinggi, selalu ingin menjadi ketua/pemimpin.
* Sangat suka bercerita dan kemampuan linguistiknya yang agak lebih dibanding sebayanya.
* Menyukai dunia seni, baik itu musik, seni peran, dan seni tari.

Dan yang perlu kami siasati adalah dia masih malu2 dengan lingkungan yang baru, ini tugas kami sebagai orangtuanya untuk mencari solusinya.

2. Muh. Nazhirul Asrofi Usman (2,11y): Anak laki2 kami yang spesial. Secara spesifik potensinya belum terlalu kelihatan. Namun dalam kesehariannya sikap penyayang cukup sering muncul, baik kepada kakaknya , orangtua, maupun orang sekelilingnya..
Selain itu, meskipun dia termasuk speech delay, namun mampu mengekspresikan perasaannya dengan baik dan menjadikan kami mudah memahami keingannya.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

>> Mari merenung...
Sejatinya, setiap pribadi yang diciptakan oleh Allah swt, memiliki potensi yang unik dan spesifik. Hanya kadang kita tidak menyadari atau kurang eksplorasi terhadap potensi kita. Dengan adanya tugas ini, seolah-olah Allah mengingatkan kembali bahwa, setiap manusia diciptakan dengan kekuatan dan kemampuan yg unik dan berbeda. Selayaknya bila kemampuan itu digunakan/dimanfaatkan untuk lingkungan sekitar kita, agar kehidupan kita bermakna dan bermanfaat. Seperti dalam hadist Nabi saw : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (HR. Ahmad, ath-Thabrani).

Saya yang suka dengan dunia mengajar, dunia kepenulisan dan tentu saja suka buku, akhirnya memilih bahwa saya adalah tipe EDUCATOR. Menyukai proses belajar, mengajar dan merumuskan ide2 baru yang bisa bermanfaat untuk sekitar.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? kearifan lokal apa yg anda lihat? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

>> Lingkungan kami tergolong masih baru. Masih banyak yang perlu di eksplorasi. Dan In Syaa Allah dalam waktu dekat ada agenda dakwah yang akan sy realisasikan di lingkungan kami.

e. Setelah menjawab pertanyaan a-d, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

>> Menjadi keluarga yang bermanfaat sesuai keahlian dan kemampuan masing-masing anggota keluarga.



Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #2 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Jumat, 20 Mei 2016

Di IIP Saya Belajar

Pernah dengar komunitas IIP?

Jika pernah Alhamdulillah.. kalaupun belum yuk kita kenalan singkat dengan IIP.
IIP adalah akronim dari Institut Ibu Profesional. Hallah... ibu2 kok ada insitutnya...
Iya, jangan salah.. di IIP kami belajar, layaknya seorang mahasiswa yang memiliki kurikulum yg jelas, tugas2 yg mesti dikumpulkan, dan yang paling utama, menerapkan ilmu yang didapat dalam kehidupaan real, bukan hanya sekedar mengetahui ilmunya..

Berikut materi pembuka dalam matrikulasi batch#1 kami yang mulai diawal Mei ini..

Materi 1

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA
Oleh : Septi Peni Wulandani
Salam Ibu Profesional,

Selamat datang di program Matrikulasi Ibu profesional.
Di sesi pertama ini kita akan membahas tentang 4 hal :
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?
Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia.
MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :

a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anak-anaknya

b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.

c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya

d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?
“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami. Maka yang perlu ditanyakan adalah :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?


Sebab hidup adalah belajar.. belajar.. dan belajar..

Horrey, liburannn....

Bagi saya yg seorang IRT dan Aira yg masih berstatus homeschooler setiap hari ya sama seperti liburan.. Liburan di rumah, liburan di perpus, liburan di pasar..

Nah yang membedakan kali ini liburan ke Wisata kebun Gowa. Salah satu tempat wisata keluarga yg lengkap, nyaman, dekat, dan tergolong murah.
Fasilitasnya antara lain kolam renang, kolam mancing, ATV, sepeda listrik, gazebo, restoran, ruang main anak, kebun buah dan sayur.



Kami berangkat pagi sekitar pukul 08:00, agar bisa lebih cepat tiba dilokasi, dan berharap bisa dapat balai2/gazebo yg tempatnya strategis. Biasanya kalau hari raya/tanggal merah pengunjung ramai.
Sekitar setengah jam kemudian kami tiba dan langsung menuju ke pos tiket. Tiket masuk untuk anak2 dan dewasa sama saja 15 rb untuk hari Senin-Jumat, Sabtu/Ahad/Hari raya 25rb. Bayi yg berusia kurang dr 2 tahun gratis..

Alhamdulillah kami masih dapat tempat/ gazebo pas samping kolam pemancingan dan dekat dengan kolam renang.



Aira pun mulai menjajal fasilitas yg disediakan, diawali dengan nyeburrr di kolam renang. Kemudian setelah renang lanjut naik ATV bersama Abi, adek Rofi, pg Maman. Puas naik ATV beralih ke sepeda listrik dan kereta mini.


Setelah beristirahaat di gazebo sembari menikmati sejuknya pepohonan dan menonton beberapa pengunjung yg memancing dng sabar, dan menghabiskan bekal yg dibawa kami pun beranjak pulang..

Pulang membawa rasa letih, lelah senang, dan bahagia. Sampai beberapa hari ke depannya Aira masih sering menyampaikan pada saya "Ummi, Senangku rekreasi ke wisata kebun.. Kapan lagi kesanaki?

Ramadhan

Masih berpegangan pada hati
Aku mencuci dosa
Dengan dhuha yang masih terbata

Masih mengikat diri pada nafas
Aku mencahayakan rupa
Yang dulu gulita
Sebab nafsu terpenjara

Tinggal bulan separo
Tinggal purnama tak sempurna
Helai-helai iman akankan merekah..

Ramadhan
Tunggu aku
Kita renangi kemenangan hakiki
Pada hati

Rabu, 11 Mei 2016

Mei With Love

Alhamdulillah sudah di Mei lagi.. Gak terasa rasanya waktu berlalu begitu cepat, pas sadar eh sudah 2016 ajahh..

Mei adalah salah satu bulan spesial yang selalu ditunggu2 kedatangannya di keluarga kami selain Bulan Ramadhan. Sebab spesialnya bulan Mei itu, karena bulan lahir saya, bulan lahir Abi tercinta, dan bulan lahir Anak pertama kami alm Ahmad Zhafran Al-Fathin.

Mei tahun ini juga bertambah keistimewaannya, karena...
Mulai masuk kelas matrikulasi IIP batch#1.

Sekitar 150 ibu2 koordinator, fasilitator dan pengurus rumbel IIP
se-Indonesia berkumpul dalam 1 grup, dalam rangka belajar untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan diri, baik sebagai individu, sebagai istri, dan sebagai Ibu tentu saja.

Sebenarnya agak2 gimanaa gituuu.. melihat kesungguhan dan kemampuan para ibu2 IIP se-Indonesia yang bagi saya waahh kereennn...😍😍😍

Tapi dalam proses belajar, gak boleh galau, malu, takut, apalagi minder...
Semuanya dilibas.. Demi sebuah ilmu..👍👍👍

Mari belajar dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun..

Tugas 1 Matrikulasi Batch#1

Checklist indikator profesionalisme perempuan

A. Sebagai Individu


* Mengutamakan Ibadah dalam kondisi apapun.
  • - Sholat tepat waktu.
  • - Rutin Shalat sunnah rawatib, Dhuha, dan Tahajjud.
  • - Melaksanakan ibadah sunnah lain dengan semangat.

* Memberikan hak tubuh

  • - Mampu merawat diri dan berpenampilan rapi dan sesuai syariat.
  • - Mampu memilah makanan sehat yg masuk ke tubuh.

* Memiliki me time yang bermanfaat.

  • - Mengalokasikan waktu minimal 2 jam untuk mengasah minat/bakat
  • - Membaca buku min 1/ bulan, buat resume singkat.
  • - Menulis 1 artikel dalam 1 pekan.

B. Sebagai Istri

* Taat dan Qana'ah terhadap suami.

  • - Berpenampilan menarik dan wangi di hadapan suami.
  • - Menyusun laporan keuangan keluarga.
  • - Mengelola keuangan keluarga dengan cermat dan hemat.

* Memahami kondisi dan kebutuhan suami.

  • - Melaksanakan kegiatan pillow talk minimal 2 kali sepekan
  • - Menyediakan waktu khusus min 2 jam/pekan untuk suami (luluran/facial/gunting kuku).

C. Sebagai Ibu

* Menjadi qudwah bagi anak.

  • - Menjaga lisan, perilaku dan pola asuh terhadap anak.
  • - Menerapkan pola pendidikan dengan dasar Islam, Iman dan Ihsan.

* Menjadi fasilitator belajar anak.

  • - Menyiapkan mainan, alat, dan bahan, dalam proses kegiatan bermain dan belajar.
  • - Menemani anak bermain dan belajar kapanpun anak minta.
  • - Mengikuti seminar parenting 1 kali/triwulan.

* Menjadi ibu multitasking.

  • - Mengantar-jemput anak dalam proses pembelajaran.
  • - Memastikan rumah sehat, bersih, dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.
  • - Mengetahui ilmu dasar P3K.
  • - Menyiapkan menu pekanan yang sehat dan menarik bagi keluarga.


Tambahan penting..;)
* Membatasi penggunaan gadget di hadapan anak2.