Sabtu, 11 Juni 2016

Keluarga Sang Pemimpi

Nabi Muhammad saw mengubah peradaban di muka bumi ini saat menerima wahyu dr Allah Swt.
Erdogan mengubah peradaban di negerinya saat menjadi presiden.
Maka sy belajar membuat perubahan dan membangun peradaban saat melangkah ke pelaminan.

Diri ini telah merindukan pelaminan saat mulai mengenal dunia dakwah, maka pernikahan dan calon suami yg diidamkanpun penuh dengan kriteria2 islami.

Namun sungguh dan selalu saja impian tak seindah kenyataan.

Kriteria suami idaman yang begitu banyak itu harus luruh saat Allah menetapkan bahwa 'dia'lah jodoh. Jodoh yg tak bisa dipilih sesuka hati, diseleksi layaknya bagian personalia menyeleksi karyawan, ataupun ditolak bagai bala. Sebab sabda sang kekasih dalam hadistnya, dari Abu Hurairah Ra. Nabi berkata "Apabila telah datang kepada kalian siapa yang kalian ridhai akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yg luas. (HR. Al-Hakim).

Maka berpegang pada hadist tersebut, perjalanan hidup barupun bermula.

Niat yang sejak awal sudah dibentuk bahwa pernikahan ini bukan hanya dilandaskan cinta semata, melainkan karena Allah, dan harus memiliki nilai yang lebih, memiliki tujuan yg mulia, menikah demi menyempurnakan ibadah..

Keluarga kami tidak serta merta menemukan jalannya.. Banyak lorong2 kehidupan yg kami masuki yg ternyata tidak sesuai dengan jiwa kami. Belajar dari sekitar, mendengar lebih banyak, melihat lebih banyak, melangkah lebih jauh, dan sebisanya lebih sedikit bicara, arah hidup kami mulai terlihat cerah..

Layaknya sebuah organisasi, kami menyusun visi misi keluarga lengkap dengan langkah2 konkrit demi tercapainya mimpi kami..
Mimpi yg selalu kami dengungkan dalam doa2, mimpi yang selalu kami nyanyikan sebagai pengantar tidur anak, mimpi yg selalu kami dongengkan saat bermain bersama anak.
Mimpi menjadi keluarga yg dirindukan Surga..

Diskusi, ngobrol, berkisah kami perbanyak durasinya, demi menyatukan visi dan misi keluarga. Sesekali anak kami yg besar kami libatkan, agar mereka mengerti -minimal tahu-, keluarga kami akan bermuara ke mana..

Kami menamai keluarga kami Keluarga Sang Pemimpi, yang berani bermimpi dan berani mewujudkan mimpinya.

Ini bocorannya..

Visi: Masuk Syurga atas Rahmat Allah SWT.
Misi:
- Bertaqwa
- Hidup Mulia Atau Mati Syahid
Strategi:
* Mentauhidkan Allah swt.
* Melaksanakan ibadah dengan iman, ikhlas dan ihsan.
* Mengikuti tarbiyah, tazkiyah (pembersihan diri), dan taklim/seminar keislaman.
* Menjaga adab2 Islam dalam semua lini kehidupan.
* Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
* Menyediakan sarana dan prasarana pendukung.

Setelah visi, misi dan strategi kami susun, kami melangkah lagi ke tahap berikutnya, yakni menjabarkan strategi tersebut dalam agenda2 dan target2 pencapaian.
Mulai dari target jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Begitulah kami belajar bermimpi dan belajar mewujudkan mimpi.

Selanjutnya Allahlah Sang Penentu..



Terimakasih untuk founder dan para coach di KMO Indonesia
Dan khusus buat pemateri kami terimakasih ilmunya ya mbak Erna..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar