Jumat, 27 April 2018

"Briefing" itu penting lho Mom

Hari ini saya harus menyelesaikan beberapa urusan diluar, jadilah si kakak dan adek ikut membersamai umminya. Rupanya urusan sy dimudahkan Allah, jadi bisa segera tuntas sebelum batas waktu yg saya rencanakan. Akhirnya kami diskusi, mau kemana setelah ini. Pilihan jatuh ke Ace Hardware yang dekat dari tempat semula.

Kami baru pertama kali kesini padahal gak tau udah berapa kali lewat depannya, hihihi... Menurut info dari grup WA ibu-ibu, disini tempat super lengkap untuk kebutuhan rumah tangga beserta pernak perniknya, termasuk mainan anak. Jadiii, sebelum berangkat saya briefing dulu kedua bocah ini.
"Disana kita hanya lihat-lihat ya, gak belanja"
"Oke adek?"
Adek mengangguk dengan mata berbinar.
"Oke kakak?"
"Oke Ummi.."  kakak menjawab sambil tersenyum.

Berangkatlah kami ke Ace hardware. Tiba disana, kedua bocah langsung menemukan tempat mainan yang memang dekat dengan pintu masuk. Silih berganti mereka memanggil jika menemukan mainan yang menarik.
"Ummi, sini..."
"Ummi, sini.."
Bahkan beberapa kali tangan saya ditarik-tarik oleh adek Rofi karena datanya sibuk cuci mata, gak dengar suara adek 😅😅🙈🙈



Saya hanya memantau dari jauh. Ada hal yang membuat saya terpesona, seberapa menarikpun mainan tersebut, gak pernah mereka merengek untuk membeli. Hanya kakak Aira yang sempat nyeletuk, "boleh beli yang paling murah?"
Dan saya cuma jawab
"Tadi kesepakatannya apa kakak?"
Dia lalu tersenyum dan lanjut melihat-lihat mainan.

Dan si adek yang biasanya dikit-dikit minta beli, subhanallah... Gak tergoyahkan. Bahkan ketika melihat mobil eskavator yang beraneka jenis, dia betah berlama-lama disana, hanya menatap dengan mata berbinar, tanpa pernah meminta untuk beli.

Adek Rofi hanya meminta untuk mencoba beberapa mainan yang dipajang di bagian etalase. Namun saya jelaskan bahwa tidak boleh, itu ada tulisannya, "Terimakasih untuk tidak menaiki mainan yang dipajang."

Saya nyeletuk dalam hati "briefing tadi sukses Alhamdulillah". 😍😍
Yaa, briefing sebelum mengunjungi tempat-tempat dengan 'tingkat kewaspadaan tinggi' itu penting. Agar anak-anak tahu apa yang sudah disepakati. Jadi tak perlu ada acara mengeluarkan jurus 1001 alasan jika anak tiba-tiba tantrum pengen beli sesuatu.

Memang tidak sekali dua kali percobaan bisa langsung lancar terkendali. Perlu beberapa kali, sampai anak-anak tahu bahwa seberapa keras mereka berusaha, kesepakatan tetaplah kesepakatan yang harus ditaati. Disini kuncinya cuma satu. Kami harus konsisten.

Jadi ingat dengan kisah ayah Edy. Ayah Edy sebelum ke mall, briefing dulu sama anak2nya. Buat kesepakatan. Disana hanya lihat-lihat ya. Gak belanja diluar dari catatan. Jika ada yang melanggar, kita langsung pulang ke rumah.

Jadilah ayah Edy ke mall sekeluarga. Dan salah satu anaknya ingin beli mainan. Sudah diingatkan tentang kesepakatannya, tapi si anak malah semakin menjadi-jadi dan tantrum. Akhirnya ayah putar haluan. Mereka pulang tanpa membeli keperluan yang sudah dicatat. Akhirnya si anak sadar, bahwa seberapa keras usahanya untuk membeli mainan kalau sudah sepakat tidak ya tidak.

Keesokan harinya mereka kembali ke mall. Dan hasilnya sudah bisa ditebak. Si anak gak tantrum lagi. Dan bukan hanya hari itu, tapi sampai sekarang anak2 ayah Edy taat dengan kesepakatan yang sudah dibuat, karena kekonsistenan orangtuanya.

Kisah itu selalu saya ingat-ingat. Karena menjadi pelajaran buat saya. Bukan cuma pelajaran menaati kesepakatan utk anak-anak. Tapi juga pelajaran bagi kami orangtua agar konsisten dengan apa yg sudah dibuat, meskipun  harus berkorban waktu.

Jadi.. ingat briefing ya mom, apalagi kalau mau ke toko yang ada mainannya.. 😋😋

Selasa, 24 April 2018

Akhlak yang Wangi


Menjadi keluarga homeschooler salah satu tujuannya ingin menaruh harapan pada anak.
Berharap anak menjadi anak yg berakhlaq mulia, beradab yang ihsan, bertutur sopan, beribadah yang benar, dan sederet kebaikan yang selalu diimpikan oleh seluruh orangtua di muka bumi ini.

Namun itu semua tak bisa dicapai dalam waktu yang singkat. Membutuhkan perjalanan panjang dan berliku. Terkadang terantuk batu, ketemu jurang, berjumpa taman bunga nan wangi, atau tertusuk kerikil tajam. Teruslah berjalan, hingga bertemu telaga kautsar-Nya.

Malam ini kami bertemu taman bunga yang wangi InsyaAllah.

Saat mempersiapkan makan malam, saya melihat masih ada sisa nasi kotak diatas meja yang dibawa Abi pulang dari kampus. Isinya masih tersisa sebagian. Sambil  bertanya ke Aira.
"Kak, enak menunya nih."
"Iya ummi, banyak juga. Ada sate, telur, acar, rawon, ayam, sambel goreng"
"Tapi kok gak habis?"
"Karena banyak sekali ummi, ini mau saya makan lagi".

"Tadi toh ummi saya coba dulu, tapi kayak gak enak. Tapi kan gak boleh mencela makanan jd diamja. Terus sy suruh adek coba. Nabilang gak enak." jelasnya kemudian.
"Trus kenapa mau dimakan lagi?" Saya bertanya, penasaran.
"Karena gak boleh mubassir ummi." Jawabnya tegas.

Kemudian pembicaraan terus berlanjut hingga selesai makan malam.

"Kak, sudah hafal hadist ke-8 gak, pendekji, ummi sudah hafal."
"Belum." Sambil melirik hadist yg tertempel di meja makan.
"Layadkhulul jannata quttaatun, artinya: Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba orang lain. (HR. Bukhari & Muslim)"
Kk membaca dengan suara yang nyaring.
"Tahu gak, mengadu domba itu apa?" Tanyaku memancing.
"Hmmm, gak tau umm."
"Jadi mengadu domba itu seperti ini, ada A berteman dengan B, trus ada C yang mendekati A dan membicarakan keburukan B kepada si A. Terus, di C juga membicarakan keburukan si A kepada B dan mengajak si B untuk memusuhi A. Nah, si C itu sedang mengadu domba si A dan B. Akhirnya A dan B menjadi musuh karena diadu domba oleh si C."
(Supaya mudah, sy gantu A, B dan C menjadi nama Aira dan teman-temannya)

"Iya ummi, sekarang sy gak mau berteman sama si Fulanah."
"Kenapa?" Tanyaku menyelidik
"Karena akhlaknya tidak bagus umm, masa sholat saja dipertengkarkan."

Dan mengalirlah curhatnya malam itu, sambil sesekali saya kasi saran.

Ada bahagia yang membuncah di dada malam ini, menikmati percakapan dengan kk Aira.
Tapi perjalanan kami tak selalu bertemu bunga. Terkadang Kakak Aira masih sering malas-malasan jika disuruh sholat, ataupun beberapa kali mencoba tidak jujur, agar terhindar dari kemarahan saya.

Namun kami tetap optimis membersamai mereka, menumbuhkan fitrah yang telah terinstal dalam jiwa mereka. Meskipun beberapakali kami sering menghambat fitrah itu. Kami dan anak-anak dalam proses bertumbuh dan belajar.

Kami yakin, suatu hari nanti akan ada buah yang manis dan berkah dari benih yang dipupuk dengan cinta dan keimanan.

Kamis, 12 April 2018

Melihat Bening Matamu



Apa kenangan yang paling indah bersama anak?
Saat pertamakali melihat bening mata ananda Zhafran.

Perjuangan melahirkan engkau ke dunia ini, alhamdulillah diberikan  kemudahan dan kelancaran. Sakit yang seperlunya, keluhan morning sick yg ringan, dan beberapa perubahan hormon yang normal bagi ibu yang sedang hamil.

Semua itu langsung sirna saat mendengar suara tangisanmu yang pecah diruang bersalin. Lalu melihatmu sedang berusaha mencari sumber kehidupan pada proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD), disitulah ummi melihat bening matamu. Begitu jernih, bersih bening dengan kombinasi putih dan hitam yang seimbang dan proporsional.

Ummi sangat bahagia, perasaanku membuncah. Airmata kebahagiaan pun tak kuasa dibendung. Allah menggenapkan keluarga kecil kita dengan kehadiranmu.

Namun kebahagiaan itu perlahan memupus, saat hari demi hari yang kita lewati tubuhmu berubah kekuningan. Bahkan mata beningmu juga mulai menguning.
Saya harus kuat saat dua bulan kemudian dokter memvonis bahwa engkau sakit atresia bilier. Sebuah penyumbatan terjadi di kantung empedu, yang mengakibatkan badan, kuku, air seni, dan matamu berubah menjadi kuning.


Ahh, ya Allah.. dunia seakan runtuh.
Saya merasa begitu berat beban ini.  Namun tetap sabar, dan berikhtiar agar kesembuhan menghampirimu. Bolak balik dokter anak, herbalis, terapis, kita lalui bersama.

Melalui engkau Ummi banyak belajar. Belajar sabar, belajar ikhlas, belajar kuat. Pelajaran yang kelak membantuku melewati rintangan berat berikutnya yg telah Allah siapkan.

Akhirnya, Allah pun berkata cukup.
"Ayo nak kita pulang sekarang"
Engkau pun meninggalkan kami, berangkat ke alam kubur di usia 6 bulan 6 hari. Bersiap menanti dipintu surga-Nya

Ahh.. betapa sering Ummi merindukanmu nak. Bahkan hingga sepuluh tahun perpisahan kita.

Maafkan Ummi nak, yang masih sering merindukanmu, masih sering menyebut namamu, bahkan sering bercerita tentang engkau kepada kedua adikmu.

Aira dan Rofi pun begitu rindu kepadamu, meski belum pernah bertemu. Dan saya tau mereka cemburu padamu, seperti cemburunya ibunda Aisyah ra, kepada Ummahatul muslimin Khadijah ra. Karena begitu seringnya Rasulullah mengenang kebaikan beliau.

Namun jangan kuatir sayang, mereka cemburu, itu berarti cinta kepadamu. Mereka rindu bersua denganmu. Mereka rindu dengan kakak laki-laki mereka yang kuat dan sabar.

Tunggulah nak, tunggu kami di pintu surga-Nya. Kami disini masih berjuang bersama, agar bisa bersama-sama berkumpul di Surga.

Aamiin ya rabbal 'alamin.

Senin, 09 April 2018

DIY Busy Book

"Ummi, pintarta. Cantiknya ini busy booknya. Nanti kalau ada anakku mauka juga buatkanki buku seperti ini." Kata Aira sambil tersenyum.

Komentar spontannya malam itu membuat hati saya berbunga-bunga.

Bagaimana tidak, beberapa hari terakhir saya sibuk menyelesaikan proyek busy book untuk adek Rofi yang sejak tahun lalu diprogramkan. Namun karena baru ada kesempatan dan kemauan baru deh bisa terealisasi.

Maka mulailah sy googling ide busy book di pinterest. Aduhai, lucu dan cantik-cantik semua yang tampil dilayar hp. Membuat saya tidak sabar ingin segera bikin juga.

Proses mengerjakan busy Book ini, alamakkk. Sungguh menyita waktu dan pikiran. Harus fokus, dan jauh dari gangguan krucils. Mana lagi semua harus orisinil hasil jahitan umminya. Yaahhh, beginilah kalau emaknya terlalu perfeksionis dalam proses pembuatan busy book ini. Hehehe..

Ini dia persiapannya dalam membuat busy book kami.

Alat dan Bahan:
1. Kain Flanel aneka warna
2. Jarum, benang jahit dan benang wol
3. Velcro
4. Lem tembak +lilinnya
5. Kancing aneka warna dan ukuran.
6. Resleting
7. Manik-manik
8. Gunting

Cara buat:
1. Tentukan tema yg ingin dibuat.
2. Gunting kain flanel sebagai dasar, ukurannya terserah. Bisa 20x20, atau 20x25.
3. Buat pola pada kertas (saya print) kemudian gunting kain flanel mengikuti pola. Agar pola gak bergeser sy jepit pakai pentul.
4. Pola yang sudah dibuat kemudian dijahit/dilem pada kain flanel dasar.
5. Saya memilih jahit jika materialnya besar (mobil, puzzle,) dan lem tembak jika materialnya kecil (huruf, angka).
6. Sy gunakan beberapa teknik jahit (jelujur, tikam jejak dan feston)
Alhamdulillah pelajaran kerajinan tangan masa SMP bisa diaplikasikan)
7. Jahit pinggiran flanel dan satukan dng lembar yang lain.
8. Lobangi kain flanel, dan bisa digunakan pita atau ring besi utk menyatukannya.

Jadi deh busy booknya. Bisa dimainkan kapan saja dan dimana saja.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 04 April 2018

Homeschooling di Rumah Kakek

Kali ini tulisan masih sekitar tema homeschooling. Berhubung kakak sudah HS, jadi pulang kampung bisa diagendakan kapan saja.
Alhamdulillah pekan lalu pulang ke kampung halaman di Mare, Bone. Melepas rindu dengan keluarga dan kampung halaman tercinta.

Hari pertama disana agendanya cooking. Kami masak kapurung, makanan khas Sulawesi Selatan yang terbuat dari olahan sagu dan campuran sayur dan ikan.
Anak-anak ditugaskan memetik sayur dan cabe dikebun samping rumah. Kami para emak yang memasak dan mengolah bahan-bahan agar enak dan menggugah selera.

Dan taraa.. jadilah menu kampung yang selalu membuat rindu untuk kembali.


Selesai makan siang istirahat sejenak trus lanjut kegiatan belajar.
Mumpung cuaca sedang mendung memdung manja, cocok sekali dimanfaatkan untuk kegiatan belajar outdoor.
Jadilah kami siang itu belajar di kebun belakang rumah. Diantara semak ilalang, dipayungi pepohonan, dan duduk melingkar diatas tikar rotan kami mulai baca doa belajar.



Sesuai dengan tema mengenal bentuk-bentuk daun, suasana sangat mendukung. Krucil sy tugaskan untuk mencari 5 jenis Daun  yang bentuknya berbeda2 kemudian dijiplak.

Hari ke-2 kami isi dengan berjalan2 ke jembatan yang baru saja diresmikan, disana kami menikmati indahnya suasana alam yang masih asri, sungai yang tenang, dipagari pohon2 yg rindang. Sambil menikmati pemandangan alam, sy melontarkan beberapa pertanyaan terkait sungai.

"Sungai, airnya tawar atau asin ya?"
"Ayo dibuktikan langsung..😁"

"Binatang apa saja yang hidup di sungai?"

"Bagaimana cara kita menjaga kebersihan dan keindahan sungai?"


Dan tak lupa mensyukuri nikmat Allah yang begitu melimpah ruah di bumi kita Indonesia.

Sorenya kami kembali belajar tentang sains. Kaka Aira ingin mencoba simulasi gunung meletus.
Berbekal bahan-bahan yang kami ambil dari dapur nenek (terigu, cuka dan baking soda) dan pewarna cair milik Sabir (sepupu Aira) kami mulai membuat gunung dan cairan lava.

Para balita (Asrofi, Safwan dan Naya) bertugas membuat playdoh untuk dijadikan gunung nanti. Sedangkan kakak Aira dan Sabir, yang memberi warna kemudian membuat gunungnya. Untuk cairan lavanya biarlah itu jadi tugas emak-emak..😁😁

Sambil dijelaskan tentang proses terjadinya gunung meletus, disisipi sedikit tentang "tanda-tanda kebesaran Allah". Sebisa mungkin dalam setiap aktifitas selalu diaitkan dengan Allah, agar Fitrah Iman mereka semakin kuat.


Hari ke-3 sekaligus hari terakhir, sebab esoknya sudah harus kembali ke kota Anging Mammiri. Kegiatan hari ini bebasss, main bersama tetangga dan sepupunya. Sorenya baru jadwal jalan-jalan lagi. Kali ini ke hulu sungai yang 2 hari kemarin sempat didatangi. Disana kami menyewa perahu yang biasanya digunakan masyarakat untuk menyeberang ke desa seberang.
Alhamdulillah pak penjaga perahunya baik hati, bersedia membawa kami berkeliling dengan perahunya.



Kegiatan sore itu ditutup dengan berenang, yeaayyy... Ini yang anak-anak tunggu dari kemarin 😍😍😍.

Begitulah kisah pulang kampung kali ini. Semoga pulkam berikutnya lebih banyak kegiatan yang bisa dilakukan, lebih bahagia, dan lebih lamaaa.. 😁😁