Senin, 03 Desember 2018

Kemoterapi is Me Time

                        Foto dari www.suttanews.com

Ada yang ngeri-ngeri sedap dengar kata kemoterapi?

Yaah, tenang kita sama kok..
😀😀😀

Awal-awal dengar kata itu auranya gelap, suram, sedih, dan berbagai rasa tak enak lainnya datang menyertai. Terbayang ruangan yang  remang, selang-selang bertaut, tiang infus, dan berbagai pernak-pernik rumahsakit menghiasi imajinasi saya saat itu. Bahkan beberapa kali mencoba menghindar dan meminta alternatif pengobatan lain pada dokter.

Tapi kemo adalah suatu rangkaian terapi yang mau tidak mau harus saya jalani. Jadi saya menyiapkan diri lahir batin menjalaninya.

Sebenarnya bukan kemoterapinya yang 'menyeramkan' sih, tetapi efek samping dari obat-obatan yang masuk dalam proses kemo itu.
Rambut berguguran, mual, muntah, diare berat, tangan dan kuku menghitam, hilang nafsu makan, dan sederet efek yang tidak mengenakkan itulah yang dihindari oleh para pasien kemo.

Itu efek samping negatif ya.
Setelah dipikir-pikir, ternyata ada efek samping positif juga lho dari kemo itu, selain membasmi sel-sel abnormal yang ada dalam tubuh. Lebih hemat shampo, kan rambut dah plontos, apa yang mau dishampoin. Belajar bikin alis, ini bener saya jadi bisa bikin-bikin alis meski tak sejago para mastah yang rajin bikin tutorial di medsos. Selain itu, momen kemoterapi ini saya jadikan me time.

Me time.. Iya, me time...
Saat kemo biasanya saya cuma minta diantar ke RS, pulangnya biasanya pakai jasa ojol. Jarang-jarang kan ibu full time home seperti saya bisa bebas dari intaian 2 krucil yang selalu minta ikut kemana umminya pergi.. 😄

Sambil menikmati tetesan cairan infus yang masuk ke pembuluh vena, saya sambil dengan berselancar di medsos, nonton film, atau bahkan kadang nulis jika ada ide yang tiba berkelebat di kepala.

Alhamdulillah, kemoterapi yg kini saya jalani memungkinkan untuk bisa santai bergerak. Meskipun ada juga kemo terapi yang mengharuskan pasien tenang tidak banyak gerak saat obat kemo masuk. Jadi tergantung obat kemo.

Menjalani kemo standar 6 siklus, ditambah kemo herceptin 8 siklus, dan sekarang menjalani kemo zoffec yang menurut dokter idealnya dilakukan selama 2 tahun. Sekarang ini sudah ditahap kemo zoffec ke-18 kali. Jadi kalau di total sekitar 32 kali kemo sudah saya jalani. Alhamdulillah alaakullihal..

Jadi, buat teman-teman yang saat ini menjalani terapi kemo, yuk semangat sambil dibawa santai. Kemoterapi, radiasi, ataupun kanker bukan akhir dunia kok. Masih banyak yang bisa kita lakukan untuk sekitar kita. Membantu teman sesama pasien, saling berbagi informasi dan sharing, saling support, dan banyak lagi.

Dan buat relawan atau teman-teman yang punya keluarga atau kenalan yang sedang menjalani pengobatan berat (post operasi, kemoterapi, radiasi, hemodialisa, dll) tetap disupport dan didoakan ya. Support sekecil apapun bisa menjadi setitik nyala semangat untuk para penerima anugerah penyakit, dan entah doa dari siapa yang akan diijabah oleh Allah swt.

Salam sehat..

Sabtu, 11 Agustus 2018

Family Camp IP Sulawesi Yang Berkesan



Alhamdulillah akhirnya salah satu kegiatan besar komunitas Ibu Profesional Sulawesi yaitu Family Camp yang mengusung tema "A" Home Team terlaksana juga dengan lancar, aman, dan seruuu...
Hal tersebut tak lepas dari para panitia (bunda Asty koordinator Kids Corner, bunda Hani bagian konsumsi, saya dan Mamasya untuk hitung2an dan jadi tim hore, bunda Odha sebagai pintu komunikasi dengan pusat, Bun Ummi PJ kita yang bertanggung jawab dan tetap mendampingi dan mengawal hingga akhir kegiatan, dan tentu saja Mak Oni (sang leader) yang begitu banyak bantuannya sehingga kegiatan ini bisa berlangsung. Para tim FC inilah yang telah bersusah payah, saling bahu membahu, kerjasama, demi mewujudkan Family Camp yang penuh kesan.
Info behind the scene FC ini bisa dibaca disini.

Kegiatan Family Camp ini bertempat di kota Malino tepatnya Villa Batulapisi, kota yang terkenal dengan kota wisata sejuk dan nyaman buat kemping. Di lokasi villa Batulapisi selain disediakan villa yang cukup besar dengan kapasitas pengunjung bisa sampai 50 orang, juga tersedia lahan luas untuk memasang tenda diantara pohon Pinus, area api unggun, gazebo, beberapa kolam ikan dan arena tracking bagi anak-anak yang memang suka berpetualang.

Selama 2 hari 1 malam kami berkegiatan, berkenalan dan membaur dengan anggota keluarga member IPS. Jumlah peserta yang ikut berjumlah 15 keluarga dari berbagai daerah. Ada dari Palopo, Selayar, Pangkep, dan Makassar. Semuanya rela menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan ilmu dan bekal untuk menjadikan keluarga dengan grade "A".

Ibu Septi  sebagai founder IIP yang didampingi oleh pak Dodik tampil keren membawakan materi2 terkait bagaimana sih membentuk home team dengan kualifikasi "A".

Kegiatan dimulai saat pagi hari sewaktu seluruh peserta telah tiba di lokasi. Kegiatan pembuka berupa perkenalan dan beberapa ice breaking yang dipandu langsung oleh ibu Septi, kemudian diberikan pengantar tentang membangun sebuah keluarga butuh pondasi yang kuat. Setelah jeda sholat dan makan siang, materi ke-2 berlanjut yang dibawakan oleh pak Dodik yang begitu ekspresif dengan tema Home Team dengan kualitas "A". Dan yang membuat peserta kagum sekaligus malu, bapak dan ibu pemateri begitu ontime melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang sudah disepakati berapapun peserta yang siap sedia di kelas.

Sore hari saat selesai istirahat, materi ke 3 berlangsung. Class for friend ini terbagi 4 kelompok. Kelompok 1 bunda Asti yang berbagi ilmu tentang kreasi balon, pak Cawi sharing tentang pengelolaan sampah dan limbah, bunda Rahma berbagi tentang menghafal dengan metode gerak, dan pak Ibrahim yang membagikan ilmu photografi.

Selesai sholat Maghrib dan makan malam, dengan suhu kota Malino yang mulai merayap turun, api unggun pun dinyalakan menambah suasana hangat dan akrab antar sesama peserta. Kegiatan malam ini seharusnya presentasi anak. Namun karena usia anak yang masih kecil-kecil, maka kegiatan diganti dengan games kekompakan keluarga. Keluarga bunda Subaedah berhasil memenangkan games dan dinobatkan sebagai keluarga paling kompak. Yeiiyyyy....
Games ini berhasil menambah semarak dan riuh suara bapak ibu dan anak-anak diantara percik2 api yang beterbangan menuju pucuk-pucuk pinus.

Keesokan harinya setelah selesai sholat subuh, kami menghangatkan badan dengan olahraga pagi dengan senam Maumere. Kemudian lanjut sarapan, mandi, dan bersiap untuk materi ke-3.

Materi ketiga berlangsung di bawah hutan Pinus, beralaskan rumput dan diiringi semilir angin Malino yang sejuk kami dibimbing oleh Bu Sepeti untuk merumuskan formula terbaik untuk membangun sebuah Home Team "A".

Lalu sebagai akhir dari kegiatan kami tim building menyiapkan family fun games yang kemudian dilanjutkan dengan aliran rasa para peserta FC. Disinilah akhirnya terungkap, banyak suami yang 'terjebak' dan akhirnya bersyukur sudah diajak oleh istri untuk bersama-sama membangun keluarga yang Hebat.

Ada 3 kalimat yang jadi mantra para peserta FC.

Banyak ngobrol bareng
Banyak main bareng
Banyak berkegiatan bareng.

Berikut rundown kegiatan kami selama FC.

RUNDOWN FAMILY CAMP  IPS, 9-10 agustus 2018
MALINO

Hari ke 1

*O9.00 - 09.30*
registrasi, pembagian kamar, kelompok anak, pembagian syal pasutri,

*09.30 - 10.00*

ice breaking
Pembukaan family camp. perkenalan pj famcamp dan pembacaan aturan selama di famcamp, prepare masuk materi 1

*10.00 - 12.00*
Dewasa : materi 1
Anak : acara perkenalan, pembagian kelompok, berkegiatan

*12.00-13.30*
ishoma

*13.30   - 15.00*
Dewasa : materi 2
Anak : berkegiatan

*15.00 - 16.00*
istirahat solat ashar

*16.00 - 18.00*

Class for Friend
Anak dan ayah bunda berbagi keahlian/pengalaman/ilmu dengan membuat kelas-kelas kecil, dan yang lain jadi peserta, memilih mau di kelas yg mana.

*18.00 - 20.00*
 ishoma

*20.00 - 21.00*
api unggun , presentase anak (dikasih nama suara anak)

*21.00 - selesai*
Mimipi indah

Hari ke2

*06.00 - 07.00*
 olahraga pagi

*07.00-08.00*
 sarapan

*08.00-10.00*
 Dewasa : materi 3
Anak : berkegiatan

*10.00  - 13.00*
Family fun game
Foto bersama
Aliran rasa
Penutupan

*13.00 - selesai*
Istirahat sholat makan
Sayonara

Sebagai penutup, izinkan kami dari tim FC berterimakasih atas partisipasi para ayah bunda dan memohon maaf sebesar2nya jika sepanjang kegiatan ini banyak kekurangan, ketidakpuasan, dan semacamnya. Semoga kegiatan berikutnya bisa bertemu kembali dan kegiatan dikemas lebih baik dan lebih profesional lagi.

Wassalam.




Behind the Scene Family Camp IP Sulawesi


Saat muncul gagasan akan melaksanakan kegiatan Family Camp dan workshop tahun lalu, saya langsung berdoa. Semoga bisa ikut FC ini, bagaimanapun kondisinya.
Sejak awal tahun sudah mulai sounding ke anggota keluarga, kalau IPS akan mengadakan kemping keluarga. Maka mulailah kami menabung, dan menyusun jadwal.

Alhamdulillah 3 pekan sebelum kegiatan, saat di grup pengurus IPS belum jelas tentang arah kegiatan FC ini, maka kami berinisiatif agar bisa fokus dalam kegiatan FC dengan membentuk tim yang hanya berjumlah 7 orang. Yaa.. lebih baik sedikit tapi mau bekerja, daripada banyak tapi tak maksimal. Begitu yang diajarkan oleh gurunda kami awal2 terbentuknya Komunitas Ibu Profesional.

Maka mulailah para bunda2 ini berpikir dan bertindak demi suksesnya kegiatan FC yang sejak awal digaungkan "dari kita untuk kita oleh kita". Di sela2 kesibukan dan kewajiban utama, Alhamdulillah semua berjalan lancar, meskipun ada sedikit sandungan diawal perencanaan kegiatan.


Bunda mamasty, yang fokus di kids corner dan mengkoordinir tim building, rela membawa hanya 1 anak agar bisa maksimal bekerja. Bersama suami beliau, mereka tampil sebagai sebuah tim, kadang memposisikan diri sebagai peserta, diwaktu lain sebagai pengarah acara. Keren deh mamasty dan pak Agus.
Bunda Hany, yang baru keluar dari RS dan masih dalam proses pemulihan setelah sakit typhoid, menjelang hari-H meluangkan banyak waktu untuk mengkalkulasi dan berkoordinasi dengan pihak katering, dan rumah beliau menjadi salah satu tempat rapat offline terlaksana.
Juga Bunda Dewi alias Mamasya, bumil yang penuh semangat. Meski kondisi naik turun tetap memberikan kontribusi, dan melaksanakan betul tagline berbagi dan melayani.
Lalu bunda Odha, dengan segala keterbatasan beliau karena harus fokus juga sebagai abdi negara yang terbang dari satu daerah ke daerah lain. Tetap meluangkan waktu, membantu tim FC dan sebagai penyambung komunikasi dengan pemateri.
Tak lupa bunda Ummi, yang juga sedang mengalami masa ngidam, memantau dan membantu tim FC melalui wag. Yang berkeinginan kuat untuk hadir di lokasi namun karena suatu hal, akhirnya tidak bisa bergabung. Kami hanya mendoakan, agar diberi kesempatan yang lebih baik lagi untuk menuntut ilmu di lain waktu
Terakhir namun yang paling utama, leader (plt) kami yang tercinta -bunda Maizarah Purnamaningsih- yang melalui beliaulah (sekuntum mawar merah), kegiatan ini bisa berlangsung. Banyak keluarga yang tercerahkan.
Hanya Allah lah sebaik2 pemberi balasan. Semoga sumbangan waktu, energi, ide, support, materi, diganti Allah dengan sebaik2nya. Aamiin...
Dan terakhir sekali ada saya, yang lebih banyak menonton dan mengamati teman2 bekerja, karena terbatasnya kemampuan fisik...
😁😁


Dann... Saya banyak belajar dari bunda2 hebat itu. Belajar bahwa berkomunitas/organisasi itu bukan hanya agar mendapatkan apa dibutuhkan, namun juga bisa berbagi apa yang dimiliki.

Semoga kegiatan berikutnya kita masih bisa bergabung untuk berbagi dan melayani.

Big hug buat tim FC...😍😍😍😘😘😘



Kamis, 26 Juli 2018

Pekan Pertama di Kelas 3

10 Impian Aira

Alhamdulilah tahun pelajaran baru telah dimulai. Aira Alhamdulillah sukses naik kelas 3 dengan nilai yg Alhamdulillah memuaskan meskipun menjalani HS di semester genapnya.

Saat libur kemarin yang lumayan lama, kami sudah sering mendiskusikan tentang kelanjutan proses homeschooling. Aira kekeuh lanjut Homeschooling. Dia senang, saya yang galau.

Galau berat...
Mengapa..?

Saat menjelang ujian kenaikan kelas, kami (baca saya) seperti ngebut. Kejar tugas-tugas dan materi yg belum tuntas di buku pelajaran. Itu berimbas pada Aira yang kewalahan dengan begitu banyaknya instruksi yg saya berikan. Saat ujian berlalu pun masih sering nanya ke ustazahnya, adakah mapel yang remedial ustazah?

Dannn... Itu membuat stress ternyata.. fyuhh..
Tujuan kegiatan HS kan bukan semata-mata nilai kan ya.. Tapi ada hal penting yang ingin kita capai sesuai dengan kondisi keluarga masing-masing homeschooler.

Dannn... Kejadian itu berulang lagi di pekan pertama sekolah ini.
Sy dengan semangat 45 menyiapkan jadwal harian Aira, jadwal belajar pekanan, dan sederet jadwal2 yang tertempel rapi di dinding kreasi kami. Ekspektasi saya yg tinggi, rupanya tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Saya yang berharap Aira bisa disiplin menjalankan kegiatan yg sdh tertera dijadwal, mencapai target, dll. Ternyata kenyataannya Aira capek, mengeluh, dan malas-malasan melaksanakan jadwal kegiatan belajar yg sdh sy susun, padahal baru sepekan ini. Ada apa???

Akhirnya sy cooling down. Konsultasi dengan teman sesama homeschooler. Akhirnya ketemu deh asal muasalnya.

Lagi2 penyakit semester lalu menyerang saya.. hihihi...

Saya merasa, Aira harus kejar target, mengapa? Karena -dalam pikiran saya- teman2nya di sekolah pasti belajar dengan sungguh2. Pelajaran mereka pasti sudah jauh. Dan akhirnya sy forsir Aira untuk tancap gas juga, padahal baru juga sepekan.

Akhirnya kemarin malam kami diskusi kembali.
"Bagaimana dengan jadwal belajarnya kk?"
"Capek ummi, banyak sekali hafalannya.."
"Aira suka tidak dng jadwal itu?
"Gak Ummi"
"Oke, kalau begitu tolong itu jadwal dicabut semua, nanti kita bikin yang baru sesuai dengan yang Aira suka."

Aira lalu tersenyum..

Selasa, 05 Juni 2018

Syukur


Hari ini jadwal kemo saya yang ke-6. Kebetulan teman sekamar saya ibu paruh baya dari kota Kendari yang sudah beberapa kali ketemu di ruang poli.
Namun sepertinya kondisinya semakin berat. Beberapa kali dia beristighfar dengan suara tinggi, dan diikuti dengan bahasa daerah yang artinya kurang lebih seperti ini "aduh, sakit sekali ya Allah..."

Saya yang mendengarnya seolah bisa membayangkan sakit yang dideritanya. Sama seperti kisah2 pejuang kanker yang sering saya baca, berjuang untuk menikmati tiap sapaan rasa sakit itu. Saya kemudian bersyukur, banyak2 bersyukur malah. Dengan kondisi yg hampir sama alhamdulillah sy tidak lagi merasakan sakit seperti yang dirasakan ibu sekamar saya.

Saya sangat bersyukur masih diberi fisik yang kuat minimal untuk menemani anak-anak bermain. Saya sangat bersyukur, sakit yg saya rasakan masih berada diambang batas yg bisa saya nikmati.

Proses kemo ini juga merupakan kemo ke-6 yang merupakan kemo terakhir dari proses kemo standar yang dijadwalkan oleh dokter.
Alhamdulillah semua sukses dilewati, meskipun pernah beberapa kali thrombosit dan leukosit turun yang mengharuskan transfusi darah ataupun suntik obat leukogen yang rasanya nyeri nyeri sedap. Hehehe...

Semua hal yang berkaitan dengan sakit ini sepatutnya saya syukuri.
Bagaimana tidak, sakit itu menggugurkan dosa. Sedangkan dosa saya segunung, bahkan lebih malah. Semoga sakit ini bisa mengurangi tumpukan dosa saya yang kian hari kian bertambah.
Pun menambah kesyukuran saya, bahwa sungguh, nikmat Allah itu sangat banyak. Udara, panca indera, anak-anak, keluarga, semuanya kadang sy luput untuk syukuri dan hanya fokus melihat sakit yang diderita.

Mari bersyukur...
Alhamdulillah...



#Tulisan 6 bulan lalu
#latepost

Selasa, 15 Mei 2018

Ide Kegiatan Ramadhan ala AURA Family


Ramadhan tiba... Ramadhan tiba... Ramadhan tiba...

Alhamdulillah... Bulan penuh Rahmat sebentar lagi menyapa. Kami di rumah sejak beberapa pekan sudah mulai sounding ke krucil tentang keutamaan bulan Ramadhan. Menanyakan target ibadah yang ingin di capai. Dan membahas persiapan apa yang harus dikerjakan menyambut bulan penuh Berkah ini.

Kami sepakat Ramadhan kali ini akan memperbanyak waktu untuk beribadah. Kegiatan lain yg tidak terlalu bermanfaat akan diminimalisir, insyaAllah.

Sebagai ibu-ibu tentu saya berfokus ke urusan dapur ya. Menimbang menu apa yang akan menghiasi meja makan kami nantinya. Tak lupa pula menyiapkan beberapa menu penolong saat lagi gak mood masak. Menu penolong ini nantinya buat kk Aira agar semangat saat sahur. Menu penolong itu tak lain dan tak bukan adalah si Frozen food. Hahaha

Sepekan sebelum Ramadhan Alhamdulillah nuget homemade buatan ummi sudah siap di freezer.
Tempe bacem dan teri tempe kering juga sudah siap tinggal dipanasin. Ditambah bakso dan otak-otak hasil belanja di teman ummi. Hihihi
Si bumbu inti pun sudah sejak 2 pekan sebelumnya disiapkan. Tapi hanya sempat bikin bumbu dasar putih dan merah saja. Insyaallah itu sudah bisa memangkas waktu di dapur saat bulan Ramadhan nanti, agar bisa fokus memperbanyak ibadah.


Beberapa kegiatan Ramadhan untuk anak-anak juga sudah disiapkan, aneka printabel, buku bacaan tema Ramadhan, kreasi ramadhan, arisan pahala, dan cerita Ramadhan.

Menjelang Ramadhan kami sudah menghias rumah menyambut bulan Ramadhan. Membuat gantungan, menyiapkan buku aktifitas Ramadhan, menyiapkan tempelan amplop cerita Ramadhan.

Untuk target ibadah pribadi saya gak muluk-muluk. Saya berusaha tahun ini bisa maksimal beribadah. Tahun lalu saya harus puas menikmati lebih banyak waktu di RS dan tempat tidur. Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan untuk menabung dan menanam pahala.

Target ibadah Ummi

Ngaji min 1 juz /hari
✔ Dhuha min 4 rakaat/hari
✔ Lail min 4 rakaat/hari
✔ Sedekah min 2000/hari
✔ Istighfar min 100/hari
✔ Dzikir pagi dan petang
✔ Baca Siroh Sahabat, buat kesimpulan, share ke sosmed 1 sahabat/hari.

📌 Pegang gadget maksimal 2 jam/hari. Siang 1 jam, malam 1 jam.
📌 Waktu didapur maksimal 1 jam. Menjelang buka 40 menit. Menjelang sahur 20menit.
📌 Tidak boleh nonton iflix.

Dan target Ramadhan kk Aira
✅ Puasa Full
✅ Tarawih full
✅ Khatam Al Qur'an
✅ Baca buku Mute/ Kisah Sahabat.
✅ Cerita Ramadhan
Konsepnya dari teman digrup hsmn Sulawesi, amplop berjumlah 30 yang berisi potongan kertas yg tertulis kata-kata dalam Al Qur'an. Trus kk Aira bertugas membuat tulisan sesuai isi amplopnya. Sambil cek2 kata tersebut, ada di surah mana ya di Al Qur'an.
✅ Arisan Pahala
Idenya dapat dari google. Jd sy bikin seperti arisan. Setiap hari akan dikocok, dan wajib melakukan tugas yg tertera dari arisan yg jatuh. Isinya berbagai aktifitas positif, mis: ke masjid, membantu ibu, menolong teman, berbagi makanan ke tetangga. Semua dalam Bhs Inggris sebagai bagian belajar English.
✅ Worksheet Ramadhan
Ini sy kumpulkan semua printabel dan aneka worksheet dr google, trus masukkan ke folder plastik, yang bisa dicoret2 dan dihapus kembali, biar hemat kertas. Ini cocok buat usia prasekolah.

Ini yang terakhir buat adek Rofi.


Itu 3 ide kegiatan Ramadhan kami.
2 diantaranya sudah dimulai sejak Senin kemarin, karena besok mau pulang kampung.. 😅😅

Semoga kami sekeluarga bisa mencapai target, mendapatkan berkah dan Rahmat Allah di bulan Ramadhan insyaAllah.

Mohon maaf ya... Selamat memasuki bulan Ramadhan dan melaksanakan ibadah Puasa...

Selasa, 08 Mei 2018

Helen Keller dan Analogi Kolam Renang




"Ummi, yang masuk Surga itu hanya orang Islam?" Tiba2 pertanyaan itu keluar setelah sebelumnya kami membahas tentang Helen Keller.
"Iya nak, hanya orang2 yang mentauhidkan Allah yang masuk Surga." Jawab saya.
"Jadi Helen Keller gak masuk surga?" Aira terus bertanya.

Saya terdiam sejenak, mencerna pertanyaannya dan mencari jawaban terbaik.

"Iya nak, Helen Keller tidak bisa masuk Surga karena bukan muslim."
"Tapi kan dia baik hati, pintar, dan mau berusaha ummi, kenapa?"

Hmmm..

"Jadi begini kakak, Surga itu seperti sebuah kolam renang (saya menganalogikan kolam renang, karena dia sangat suka berenang).
Jika kita mau masuk berenang, harus punya tiket kan?
"Nah, tiket itu adalah Islam. Meskipun kita sudah pakai baju renang, pakai kacamata renang, bawa pelampung, tapi kalau gak punya tiket, apakah petugas kolam renang mengizinkan kita masuk?"
"Tidak kan?"
"Begitu juga dengan surga sayang, meskipun kita sudah berbuat baik, menolong orang, tapi kalau tidak punya tiketnya apakah Allah akan mengizinkan kita masuk Surga-Nya?"

Dia terlihat berpikir.

"Jadi ummi, meskipun dia suka bersedekah, menolong orang, baik hati, kalau bukan Islam tidak bisa masuk Surga?"

"Iya nak, jadi bersyukurlah kita yang sudah punya tiketnya, sudah menjadi bagian dari Islam." Jelas saya kemudian.

"Oh ya, Aira tahukan siapa paman Nabi Muhammad?"
"Tau ummi, Abu Thalib".
"Nah, menurut Aira Abu Thalib ini masuk Surga atau tidak?"
"Masuk Surga dong, kan pamannya Nabi Muhammad, yang melindungi nabi Muhammad." Kata Aira menjelaskan.

"Ternyata kakak, Abu Thalib ini tidak bisa masuk Surga karena tidak punya tiketnya, beliau tidak pernah mengucapkan kalimat syahadat hingga akhir hidupnya". Kataku lagi

"Haaa.. masa Ummi?" Dia bertanya dengan nada kaget.
"Baru saya tau itu nah". Lanjutnya.

"Iya kk, gak masuk Surga.
Terus, Rasulullah pernah mengatakan akan mendoakan paman beliau selama tidak dilarang oleh Allah."

(Ambil Al Qur'an dan membaca terjemahan bersama-sama)

Kemudian turunlah ayat,

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

“Tidak pantas bagi seorang Nabi dan bagi orang-orang yang beriman, mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang musyrik, meskipun mereka memiliki hubungan kekerabatan, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam” (QS. At Taubah: 113)

Allah Ta’ala pun menurunkan ayat,

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak bisa memberikan hidayah (ilham dan taufiq) kepada orang-orang yang engkau cintai” (QS. Al Qosshosh: 56).

"Jadi bersyukurlah kita diberikan nikmat iman dan Islam yang merupakan tiket menuju Surga Allah".

Diskusi pagi itu ditutup dengan kalimat penguatan agar bersyukur atas nikmat terbesar dalam hidup ini. Menguatkan fitrah keimanan dengan selalu menghubungkan segala kisah dengan Sang Pencipta.

Tuntun dan mudahkan kami ya Rabb dalam membersamai dan mendidik amanah yang kau titipkan kepada kami.




Jumat, 27 April 2018

"Briefing" itu penting lho Mom

Hari ini saya harus menyelesaikan beberapa urusan diluar, jadilah si kakak dan adek ikut membersamai umminya. Rupanya urusan sy dimudahkan Allah, jadi bisa segera tuntas sebelum batas waktu yg saya rencanakan. Akhirnya kami diskusi, mau kemana setelah ini. Pilihan jatuh ke Ace Hardware yang dekat dari tempat semula.

Kami baru pertama kali kesini padahal gak tau udah berapa kali lewat depannya, hihihi... Menurut info dari grup WA ibu-ibu, disini tempat super lengkap untuk kebutuhan rumah tangga beserta pernak perniknya, termasuk mainan anak. Jadiii, sebelum berangkat saya briefing dulu kedua bocah ini.
"Disana kita hanya lihat-lihat ya, gak belanja"
"Oke adek?"
Adek mengangguk dengan mata berbinar.
"Oke kakak?"
"Oke Ummi.."  kakak menjawab sambil tersenyum.

Berangkatlah kami ke Ace hardware. Tiba disana, kedua bocah langsung menemukan tempat mainan yang memang dekat dengan pintu masuk. Silih berganti mereka memanggil jika menemukan mainan yang menarik.
"Ummi, sini..."
"Ummi, sini.."
Bahkan beberapa kali tangan saya ditarik-tarik oleh adek Rofi karena datanya sibuk cuci mata, gak dengar suara adek 😅😅🙈🙈



Saya hanya memantau dari jauh. Ada hal yang membuat saya terpesona, seberapa menarikpun mainan tersebut, gak pernah mereka merengek untuk membeli. Hanya kakak Aira yang sempat nyeletuk, "boleh beli yang paling murah?"
Dan saya cuma jawab
"Tadi kesepakatannya apa kakak?"
Dia lalu tersenyum dan lanjut melihat-lihat mainan.

Dan si adek yang biasanya dikit-dikit minta beli, subhanallah... Gak tergoyahkan. Bahkan ketika melihat mobil eskavator yang beraneka jenis, dia betah berlama-lama disana, hanya menatap dengan mata berbinar, tanpa pernah meminta untuk beli.

Adek Rofi hanya meminta untuk mencoba beberapa mainan yang dipajang di bagian etalase. Namun saya jelaskan bahwa tidak boleh, itu ada tulisannya, "Terimakasih untuk tidak menaiki mainan yang dipajang."

Saya nyeletuk dalam hati "briefing tadi sukses Alhamdulillah". 😍😍
Yaa, briefing sebelum mengunjungi tempat-tempat dengan 'tingkat kewaspadaan tinggi' itu penting. Agar anak-anak tahu apa yang sudah disepakati. Jadi tak perlu ada acara mengeluarkan jurus 1001 alasan jika anak tiba-tiba tantrum pengen beli sesuatu.

Memang tidak sekali dua kali percobaan bisa langsung lancar terkendali. Perlu beberapa kali, sampai anak-anak tahu bahwa seberapa keras mereka berusaha, kesepakatan tetaplah kesepakatan yang harus ditaati. Disini kuncinya cuma satu. Kami harus konsisten.

Jadi ingat dengan kisah ayah Edy. Ayah Edy sebelum ke mall, briefing dulu sama anak2nya. Buat kesepakatan. Disana hanya lihat-lihat ya. Gak belanja diluar dari catatan. Jika ada yang melanggar, kita langsung pulang ke rumah.

Jadilah ayah Edy ke mall sekeluarga. Dan salah satu anaknya ingin beli mainan. Sudah diingatkan tentang kesepakatannya, tapi si anak malah semakin menjadi-jadi dan tantrum. Akhirnya ayah putar haluan. Mereka pulang tanpa membeli keperluan yang sudah dicatat. Akhirnya si anak sadar, bahwa seberapa keras usahanya untuk membeli mainan kalau sudah sepakat tidak ya tidak.

Keesokan harinya mereka kembali ke mall. Dan hasilnya sudah bisa ditebak. Si anak gak tantrum lagi. Dan bukan hanya hari itu, tapi sampai sekarang anak2 ayah Edy taat dengan kesepakatan yang sudah dibuat, karena kekonsistenan orangtuanya.

Kisah itu selalu saya ingat-ingat. Karena menjadi pelajaran buat saya. Bukan cuma pelajaran menaati kesepakatan utk anak-anak. Tapi juga pelajaran bagi kami orangtua agar konsisten dengan apa yg sudah dibuat, meskipun  harus berkorban waktu.

Jadi.. ingat briefing ya mom, apalagi kalau mau ke toko yang ada mainannya.. 😋😋

Selasa, 24 April 2018

Akhlak yang Wangi


Menjadi keluarga homeschooler salah satu tujuannya ingin menaruh harapan pada anak.
Berharap anak menjadi anak yg berakhlaq mulia, beradab yang ihsan, bertutur sopan, beribadah yang benar, dan sederet kebaikan yang selalu diimpikan oleh seluruh orangtua di muka bumi ini.

Namun itu semua tak bisa dicapai dalam waktu yang singkat. Membutuhkan perjalanan panjang dan berliku. Terkadang terantuk batu, ketemu jurang, berjumpa taman bunga nan wangi, atau tertusuk kerikil tajam. Teruslah berjalan, hingga bertemu telaga kautsar-Nya.

Malam ini kami bertemu taman bunga yang wangi InsyaAllah.

Saat mempersiapkan makan malam, saya melihat masih ada sisa nasi kotak diatas meja yang dibawa Abi pulang dari kampus. Isinya masih tersisa sebagian. Sambil  bertanya ke Aira.
"Kak, enak menunya nih."
"Iya ummi, banyak juga. Ada sate, telur, acar, rawon, ayam, sambel goreng"
"Tapi kok gak habis?"
"Karena banyak sekali ummi, ini mau saya makan lagi".

"Tadi toh ummi saya coba dulu, tapi kayak gak enak. Tapi kan gak boleh mencela makanan jd diamja. Terus sy suruh adek coba. Nabilang gak enak." jelasnya kemudian.
"Trus kenapa mau dimakan lagi?" Saya bertanya, penasaran.
"Karena gak boleh mubassir ummi." Jawabnya tegas.

Kemudian pembicaraan terus berlanjut hingga selesai makan malam.

"Kak, sudah hafal hadist ke-8 gak, pendekji, ummi sudah hafal."
"Belum." Sambil melirik hadist yg tertempel di meja makan.
"Layadkhulul jannata quttaatun, artinya: Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba orang lain. (HR. Bukhari & Muslim)"
Kk membaca dengan suara yang nyaring.
"Tahu gak, mengadu domba itu apa?" Tanyaku memancing.
"Hmmm, gak tau umm."
"Jadi mengadu domba itu seperti ini, ada A berteman dengan B, trus ada C yang mendekati A dan membicarakan keburukan B kepada si A. Terus, di C juga membicarakan keburukan si A kepada B dan mengajak si B untuk memusuhi A. Nah, si C itu sedang mengadu domba si A dan B. Akhirnya A dan B menjadi musuh karena diadu domba oleh si C."
(Supaya mudah, sy gantu A, B dan C menjadi nama Aira dan teman-temannya)

"Iya ummi, sekarang sy gak mau berteman sama si Fulanah."
"Kenapa?" Tanyaku menyelidik
"Karena akhlaknya tidak bagus umm, masa sholat saja dipertengkarkan."

Dan mengalirlah curhatnya malam itu, sambil sesekali saya kasi saran.

Ada bahagia yang membuncah di dada malam ini, menikmati percakapan dengan kk Aira.
Tapi perjalanan kami tak selalu bertemu bunga. Terkadang Kakak Aira masih sering malas-malasan jika disuruh sholat, ataupun beberapa kali mencoba tidak jujur, agar terhindar dari kemarahan saya.

Namun kami tetap optimis membersamai mereka, menumbuhkan fitrah yang telah terinstal dalam jiwa mereka. Meskipun beberapakali kami sering menghambat fitrah itu. Kami dan anak-anak dalam proses bertumbuh dan belajar.

Kami yakin, suatu hari nanti akan ada buah yang manis dan berkah dari benih yang dipupuk dengan cinta dan keimanan.

Kamis, 12 April 2018

Melihat Bening Matamu



Apa kenangan yang paling indah bersama anak?
Saat pertamakali melihat bening mata ananda Zhafran.

Perjuangan melahirkan engkau ke dunia ini, alhamdulillah diberikan  kemudahan dan kelancaran. Sakit yang seperlunya, keluhan morning sick yg ringan, dan beberapa perubahan hormon yang normal bagi ibu yang sedang hamil.

Semua itu langsung sirna saat mendengar suara tangisanmu yang pecah diruang bersalin. Lalu melihatmu sedang berusaha mencari sumber kehidupan pada proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD), disitulah ummi melihat bening matamu. Begitu jernih, bersih bening dengan kombinasi putih dan hitam yang seimbang dan proporsional.

Ummi sangat bahagia, perasaanku membuncah. Airmata kebahagiaan pun tak kuasa dibendung. Allah menggenapkan keluarga kecil kita dengan kehadiranmu.

Namun kebahagiaan itu perlahan memupus, saat hari demi hari yang kita lewati tubuhmu berubah kekuningan. Bahkan mata beningmu juga mulai menguning.
Saya harus kuat saat dua bulan kemudian dokter memvonis bahwa engkau sakit atresia bilier. Sebuah penyumbatan terjadi di kantung empedu, yang mengakibatkan badan, kuku, air seni, dan matamu berubah menjadi kuning.


Ahh, ya Allah.. dunia seakan runtuh.
Saya merasa begitu berat beban ini.  Namun tetap sabar, dan berikhtiar agar kesembuhan menghampirimu. Bolak balik dokter anak, herbalis, terapis, kita lalui bersama.

Melalui engkau Ummi banyak belajar. Belajar sabar, belajar ikhlas, belajar kuat. Pelajaran yang kelak membantuku melewati rintangan berat berikutnya yg telah Allah siapkan.

Akhirnya, Allah pun berkata cukup.
"Ayo nak kita pulang sekarang"
Engkau pun meninggalkan kami, berangkat ke alam kubur di usia 6 bulan 6 hari. Bersiap menanti dipintu surga-Nya

Ahh.. betapa sering Ummi merindukanmu nak. Bahkan hingga sepuluh tahun perpisahan kita.

Maafkan Ummi nak, yang masih sering merindukanmu, masih sering menyebut namamu, bahkan sering bercerita tentang engkau kepada kedua adikmu.

Aira dan Rofi pun begitu rindu kepadamu, meski belum pernah bertemu. Dan saya tau mereka cemburu padamu, seperti cemburunya ibunda Aisyah ra, kepada Ummahatul muslimin Khadijah ra. Karena begitu seringnya Rasulullah mengenang kebaikan beliau.

Namun jangan kuatir sayang, mereka cemburu, itu berarti cinta kepadamu. Mereka rindu bersua denganmu. Mereka rindu dengan kakak laki-laki mereka yang kuat dan sabar.

Tunggulah nak, tunggu kami di pintu surga-Nya. Kami disini masih berjuang bersama, agar bisa bersama-sama berkumpul di Surga.

Aamiin ya rabbal 'alamin.

Senin, 09 April 2018

DIY Busy Book

"Ummi, pintarta. Cantiknya ini busy booknya. Nanti kalau ada anakku mauka juga buatkanki buku seperti ini." Kata Aira sambil tersenyum.

Komentar spontannya malam itu membuat hati saya berbunga-bunga.

Bagaimana tidak, beberapa hari terakhir saya sibuk menyelesaikan proyek busy book untuk adek Rofi yang sejak tahun lalu diprogramkan. Namun karena baru ada kesempatan dan kemauan baru deh bisa terealisasi.

Maka mulailah sy googling ide busy book di pinterest. Aduhai, lucu dan cantik-cantik semua yang tampil dilayar hp. Membuat saya tidak sabar ingin segera bikin juga.

Proses mengerjakan busy Book ini, alamakkk. Sungguh menyita waktu dan pikiran. Harus fokus, dan jauh dari gangguan krucils. Mana lagi semua harus orisinil hasil jahitan umminya. Yaahhh, beginilah kalau emaknya terlalu perfeksionis dalam proses pembuatan busy book ini. Hehehe..

Ini dia persiapannya dalam membuat busy book kami.

Alat dan Bahan:
1. Kain Flanel aneka warna
2. Jarum, benang jahit dan benang wol
3. Velcro
4. Lem tembak +lilinnya
5. Kancing aneka warna dan ukuran.
6. Resleting
7. Manik-manik
8. Gunting

Cara buat:
1. Tentukan tema yg ingin dibuat.
2. Gunting kain flanel sebagai dasar, ukurannya terserah. Bisa 20x20, atau 20x25.
3. Buat pola pada kertas (saya print) kemudian gunting kain flanel mengikuti pola. Agar pola gak bergeser sy jepit pakai pentul.
4. Pola yang sudah dibuat kemudian dijahit/dilem pada kain flanel dasar.
5. Saya memilih jahit jika materialnya besar (mobil, puzzle,) dan lem tembak jika materialnya kecil (huruf, angka).
6. Sy gunakan beberapa teknik jahit (jelujur, tikam jejak dan feston)
Alhamdulillah pelajaran kerajinan tangan masa SMP bisa diaplikasikan)
7. Jahit pinggiran flanel dan satukan dng lembar yang lain.
8. Lobangi kain flanel, dan bisa digunakan pita atau ring besi utk menyatukannya.

Jadi deh busy booknya. Bisa dimainkan kapan saja dan dimana saja.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 04 April 2018

Homeschooling di Rumah Kakek

Kali ini tulisan masih sekitar tema homeschooling. Berhubung kakak sudah HS, jadi pulang kampung bisa diagendakan kapan saja.
Alhamdulillah pekan lalu pulang ke kampung halaman di Mare, Bone. Melepas rindu dengan keluarga dan kampung halaman tercinta.

Hari pertama disana agendanya cooking. Kami masak kapurung, makanan khas Sulawesi Selatan yang terbuat dari olahan sagu dan campuran sayur dan ikan.
Anak-anak ditugaskan memetik sayur dan cabe dikebun samping rumah. Kami para emak yang memasak dan mengolah bahan-bahan agar enak dan menggugah selera.

Dan taraa.. jadilah menu kampung yang selalu membuat rindu untuk kembali.


Selesai makan siang istirahat sejenak trus lanjut kegiatan belajar.
Mumpung cuaca sedang mendung memdung manja, cocok sekali dimanfaatkan untuk kegiatan belajar outdoor.
Jadilah kami siang itu belajar di kebun belakang rumah. Diantara semak ilalang, dipayungi pepohonan, dan duduk melingkar diatas tikar rotan kami mulai baca doa belajar.



Sesuai dengan tema mengenal bentuk-bentuk daun, suasana sangat mendukung. Krucil sy tugaskan untuk mencari 5 jenis Daun  yang bentuknya berbeda2 kemudian dijiplak.

Hari ke-2 kami isi dengan berjalan2 ke jembatan yang baru saja diresmikan, disana kami menikmati indahnya suasana alam yang masih asri, sungai yang tenang, dipagari pohon2 yg rindang. Sambil menikmati pemandangan alam, sy melontarkan beberapa pertanyaan terkait sungai.

"Sungai, airnya tawar atau asin ya?"
"Ayo dibuktikan langsung..😁"

"Binatang apa saja yang hidup di sungai?"

"Bagaimana cara kita menjaga kebersihan dan keindahan sungai?"


Dan tak lupa mensyukuri nikmat Allah yang begitu melimpah ruah di bumi kita Indonesia.

Sorenya kami kembali belajar tentang sains. Kaka Aira ingin mencoba simulasi gunung meletus.
Berbekal bahan-bahan yang kami ambil dari dapur nenek (terigu, cuka dan baking soda) dan pewarna cair milik Sabir (sepupu Aira) kami mulai membuat gunung dan cairan lava.

Para balita (Asrofi, Safwan dan Naya) bertugas membuat playdoh untuk dijadikan gunung nanti. Sedangkan kakak Aira dan Sabir, yang memberi warna kemudian membuat gunungnya. Untuk cairan lavanya biarlah itu jadi tugas emak-emak..😁😁

Sambil dijelaskan tentang proses terjadinya gunung meletus, disisipi sedikit tentang "tanda-tanda kebesaran Allah". Sebisa mungkin dalam setiap aktifitas selalu diaitkan dengan Allah, agar Fitrah Iman mereka semakin kuat.


Hari ke-3 sekaligus hari terakhir, sebab esoknya sudah harus kembali ke kota Anging Mammiri. Kegiatan hari ini bebasss, main bersama tetangga dan sepupunya. Sorenya baru jadwal jalan-jalan lagi. Kali ini ke hulu sungai yang 2 hari kemarin sempat didatangi. Disana kami menyewa perahu yang biasanya digunakan masyarakat untuk menyeberang ke desa seberang.
Alhamdulillah pak penjaga perahunya baik hati, bersedia membawa kami berkeliling dengan perahunya.



Kegiatan sore itu ditutup dengan berenang, yeaayyy... Ini yang anak-anak tunggu dari kemarin 😍😍😍.

Begitulah kisah pulang kampung kali ini. Semoga pulkam berikutnya lebih banyak kegiatan yang bisa dilakukan, lebih bahagia, dan lebih lamaaa.. 😁😁

Rabu, 07 Maret 2018

Belajar Asyik dengan Worksheet dan Printable

Ada banyak metode dan sarana yg bisa digunakan agar belajar menjadi asyik. Diantaranya adalah mengerjakan beragam worksheet yang full colour dan menarik, atau menggunakan printabel yang lucu dan sesuai dengan usia anak.

Menjalani pilihan homeschooling memang membuat kami (khususnya saya) harus kreatif dan inovatif dalam menyuguhkan materi-materi pelajaran. Meskipun beberapa kali mengalami, stuck, mati gaya, kehilangan ide, atau apapun namanya itu, learning is must go on 😂😂😂. 

Untunglah ada sesuatu yang bernama internet, yang sangat menolong dan membantu saya yang agak-agak gimana gitu kalau mau buat worksheet di laptop. 😂😂😂

Nah beberapa web berikut ini menjadi tempat saya mendownload  aneka printabel, worksheet, ataupun flash card untuk bahan belajar kami.

1. Education.com
Saya sangat suka dengan worksheet dari sini, karena selain berwarna temanya sangat cocok untuk usia prasekolah. Ada beberapa pelajaran yang disediakan disini, yaitu matematika,  reading, dan writing.
Untuk bisa masuk ke webnya silahkan masukkan email ya.

2. Mrprintable.com
Disini worksheet yang tersedia juga beragam untuk rentang usia 3- 12 tahun . Selain worksheet juga ada beberapa flash card yang bisa didownload. Tentu saja gratis. 😁😁

3. Worksheetfun.com
Untuk pelajaran matematika disini sangat lengkap dan jenis soal sangat bervariasi. Kakak Aira juga senang mengerjakan worksheet dari sini. Kami paling banyak mendownload worksheet matematika dari sini.

4. LittleWorksheets.com
Disini juga tersedia banyak pilihan. Beberapa mapel seperti matematika, sains, reading, ada disini.

5. Rumahbunda.com
Kalau cari yang versi bahasa Indonesia, disini tempatnya. Isinya sangat cocok untuk usia 2-8 tahun.

6. Ecosystemforkids.com
Untuk pelajaran sains kami banyak mengambil materi dari web ini. Fullcolor dan menarik. Meskipun disajikan dalam bahasa Inggris, kakak bisa menyelesaikan dengan diberikan sedikit clue.

7. Themeasuredmom.com
Untuk flashcard usia prasekolah kami ambil dari sini, seperti abjad, benda, dll.

Nah, itu dia beberapa web tempat kami mendownload penunjang pembelajaran kami secara gratis. Biasanya web tertentu hanya minta alamat email orangtua. Selamat berburu materi pendamping belajar anak.

Semoga bermanfaat

Minggu, 04 Maret 2018

Musim Buah di Kampung Halaman




Akhir pekan lalu kami habiskan di kampung halaman suami Sinjai. Kebetulan ada hari Jum'at tanggal merah, jadi longg weekend...
Agenda pulang kampung kali ini, tak lain dan tak bukan adalah menjelajah isi kebun di Mannanti, kecamatan yang terkenal sebagai penghasil buah-buahan.

Jumat pagi kami sudah bersiap, bawa beberapa karung, seplastik kresek, dan tentunya bawa bekal buat makan siang di tengah kebun di bawah pohon rambutan. Waah, ngebayangin saja sudah bikin bahagia, apalagi kalau sudah direalisasikan.

Perjalanan dari Tondong ke Mannanti memakan waktu sekitar 60-70 menit. Tapi lamanya perjalanan gak begitu terasa, karena sepanjang jalan mata dimanjakan dengan juntaian buah rambutan yang beraneka ragam dan warna.
Tak ketinggalan juga pohon rambutan yang buahnya sudah mulai merayu-rayu. Sesekali kebun buah naga juga muncul, dan tak hanya itu, banyak rumah yang menjadikan pohon buah Naga ini menjadi pagar. Sayang, sepertinya masa panen buah naga sudah lewat karena sudah tidak kelihatan lagi buahnya yang merah muda keunguan itu.

Pukul 10.05 kami tiba di kebun. Turun dari mobil kami langsung berkerumun di bawah pohon rambutan, dan meraih buah2 yang rendah. Setelah dapat pinjaman penjolok dari tetangga kebun, kami mulai memetik. Tak puas mengandalkan penjolok yang tidak mampu menjangkau buah2 yang tinggi, ponakan akhirnya manjat dan mulai menjilati dari dahan yang lebih dekat dengan buah-buahnya.

Ditingkahi suara riuh Aira, Rofi dan sepupunya yang berlarian memungut buah rambutan, saya sibuk memasukkan buah2 yg sudah dikumpulkan ke dalam karung yg sudah disiapkan dari rumah.

Setelah karung-karung itu menggendut karena telah penuh, kami beranjak ke rumah salah satu kerabat yang dekat dari situ.
Sampai disana, kami akhirnya buka bekal (padahal nikmat kalau buka bekal dikebun), mandi, dan kaum pria bersiap untuk ke masjid melaksanakan shalat Jum'at.

Selesai makan, sholat, dan istirahat sejenak, kami lanjutkan perjalanan ke rumah salah satu teman abi. Disana kami dijamu dengan sajian makan siang ala kampung (Lawa dan Tunu bale) yang membuat diri ini tak mampu menolak, hahaha..
Pulang dari sana kami diberikan buah tangan rambutan dan buah naga.

Matahari pun semakin tergelincir ke arah barat, kami pamit dan pulang ke rumah. Perjalanan pulang tidak secepat perjalan datang tadi, Karen muatan yang bertambah berkali-kali lipat. Alhamdulillah aneka buah-buahan memenuhi kursi belakang mobil yg kami bawa. Ada rambutan, durian, sirsak, manggis, buah naga, pepaya.
Alhamdulillah...

Sepertinya gak lama lagi kami akan planning pulang kampung kembali mengulang kejayaan ini.
Hahaha...

Kamu Mantan Siapa?

A : "Kamu mantanmu yang mana, yang baju garis-garis itu ya?"
B : "Bukan itu, yang baju merah"
A : "Pacaran mako lagi sama dia"

Saya tertegun sesaat, ditengah riuh rendah suara pengunjung kolam pagi tadi saat mendengar percakapan itu.
Bukan hanya karena tema yang tidak biasa, tapi juga karena mereka masih anak-anak. Kalau saya tebak mereka sekitar kelas 3 atau 4 SD.

Hah.. anak SD?
Iya Bu, anak SD sekarang bahasannya bukan "kamu mau main apa?" Tapi sudah melonjak drastis menjadi "kamu mantannya siapa?"
Dan itu terjadi di sekeliling kita, disekitar kita, dekat sekali dari rumah kita, dari lingkungan kita.

Pergaulan bebas alias pacaran sudah bukan barang tabu di masyarakat. Bahkan sudah menjadi sesuatu yang  lumrah dan 'keren'. Bukan hanya diperkotaan, tetapi juga di pedalaman, desa-desa yang kita anggap masih terpencil, semua sudah terjamah teknologi salah sasaran. Tak jarang saat saya pulang ke kampung halaman mendengar kabar miris bahwa si Fulan marriage by accident.


Betapa sering kita melihat berita di tv tentang pemerkosaan, pencabulan anak dibawah umur, dan aneka kejahatan seksual lainnya yang sungguh ngeri membayangkan. Kejadian itu semakin dekat dengan kita. Jangan sampai kita terlena dengan hal-hal duniawi dan melupakan tugas utama kita yang sesungguhnya.

Ayo Bu..
Bangun...
Sadar Bu...

Handphone dan TV menurut saya salah dua sebab yang menjadikan generasi muda kita lemah secara psikis. Fungsi kedua benda tersebut telah bergeser. Olehnya itu,  tugas kita sebagai orangtuanya agar jeli melihat kondisi. Jangan biarkan anak terlalu memiliki privasi dengan kedua benda itu. Bukan berarti memutuskan hubungan dengan TV dan Hp ya, akan tetapi memahamkan anak tentang menggunakan Hp dan TV sesuai fungsinya.
Jangan biarkan anak kita begitu dini terpapar hp dengan dalih menonton video edukasi. Atau membiarkan anak menonton TV tanpa kontrol.

Mulai luangkan waktu untuk bermain. Sebab permainan terbaik yang dilakukan oleh anak adalah bermain dengan orangtuanya. Melalui permainan pun kita bisa menyisipkan nilai-nilai, tata cara pergaulan, dan cara menjaga diri dari kerasnya pergaulan di dunia luar.

Mari kita jaga anak-anak kita. Perkuat pondasi dari rumah sebelum dilepaskan ke lingkungan luar. Perkuat bonding ayah dan ibu, pererat hubungan kekeluargaan.
Ayah dekatkan ke anak perempuan agar sang anak tak mudah tergoda bujuk rayunya lelaki. Sedangkan Ibu   dekat ke anak lelaki, agar sang anak tahu cara menghargai perempuan.

Rumah memang tempat terbaik untuk melindungi anak, namun mereka tak selamanya berada di rumah. Ayah dan ibu ambillah kembali peran-peran yang pernah diserahkan kepada nenek, kakek, pengasuh, day care, play group, TK, bahkan sekolah. Mereka hanyalah sarana penunjang, bukan yang utama.

Sebab di akhirat kelak, yang akan ditanya adalah kita, orangtua mereka.